MajmusSunda News, Jumat (22/11/2024) – Artikel berjudul “Wawasan Kebangsaan Daya Dukung Identitas Nasional untuk Kembali Menjadi Bangsa dan Negara Pejuang” ini ditulis oleh: Dr. Ernawan S. Koesoemaatmadja, M.Psi., M.B.A., CIQA., CQM., CPHRM., Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Dahulu kita dikenal sebagai Bangsa Pejuang (A Fighting Nation) dan kini kita terpuruk menjadi A Beggar Nation atau Bangsa Pengemis, ini karena kita telah melupakan sejarah bangsa kita sendiri.
Sekarang kita berharap dosen, guru, pendidik, pengajar yang merupakan kelompok intelektual, mempunyai peran yang sangat Strategis dalam menentukan masa depan bangsa dan negara. Oleh karena itu dari kalangan tersebut diharapkan mampu melahirkan generasi-generasi baru bangsa yang potensial, mampu memahami segala tuntutan dan kebutuhan pembangunan, termasuk memelihara serta menjaganya dari pelbagai tantangan, hambatan, dan gangguan (bukan generasi Instant yang populis).
Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tetapi dosen, guru, pendidik, dan pengajar bermutu, dapat melahirkan jutaan orang-orang yang hebat (melalui interaksi), di antaranya: 1) Menghasilkan Ilmu Ilmu baru(Knowhow dan Knowledge); 2) Menghasiljan dasar-dasar insani baru; 3) Menanamkan disiplin dan academic value; 4) Menanamkan standar moral, karakter, dan kepribadian mulia bangsa, dan; 5) Menggandeng tangan, membuka pikiran, menyentuh hati, dan membentuk masa depan (berpengaruh selamanya, suatu kehormatan yang luhur).

Wawasan kebangsaan adalah salah satu bentuk pemeliharaan kesinambungan pembangunan yang ada di dalamnya, termasuk menangkal berbagai hambatan, tantangan dan gangguan, baik yang berasal dari dalam ataupun dari luar, sedangkan dosen, guru, pendidik, dan pengajar dalam hubungan ini diharapkan menjadi pelopor, bukan saja dalam bidang pembangunan. Akan tetapi, juga di bidang wawasan kebangsaan dan bela negara.
Wawasan kebangsaan dan dimensi identitas nasional, di mana beberapa unsur yang menjadi komponen identitas nasional, antara lain:
1. Pola perilaku, gambaran yang terwujud dalam kehidupan manusia sehari hari, seperti: budaya, norma norma, adat istiadat, kebiasaan ramah, hormat pada orang tua, guru, dan gotong royong merupakan bentuk salah satu identitas nasional yang bersumber dari culture value;
2 .Lambang yang dinyatakan dalam undang-undang, seperti: bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan;
3. Sarana prasarana: untuk mencapai tujuan yang mengikat seperti mesjid, gereja, vihara, candi, pakaian adat, dan teknologi untuk kemakmuran rakyat;
4. Raihan sasaran, prestasi dalam keunggulan tertentu.
Sebagai sebuah bangsa yang besar, dalam suatu negara, bangsa indonesia telah termaktub dalam preambule UUD. 1945, yakni kecerdasan dan kesejahteraan bersama.
Unsur pembentuk wawasan kebangsaan terkait identitas nasional Indonesia, tercermin dalam ungkapan Bhineka Tunggal Ika, tertampak pada simbol nasional burung garuda dengan lima simbol yang mewakili sila-sila dalam dasar negara Pancasila.
Kemajemukan ini merupakan perpaduan yang indah, menjadi inti Identitas, terkait: sejarah, kebudayaan, suku bangsa, dan agama, serta bahasa.
Dari sisi sejarah, bangsa kita pernah mengalami kejayaan yang gilang gemilang, ngajomantara sedunia, seperti kejayaan Kerajaan Pajajaran, Tarumanagara, Majapahit, Aceh, dan Sriwijaya yang mampu merengkuh asia. Membekas dalam semangat perjuangan bangsa dalam mengusir penjajah, serta imperialisme dan kolonialismenya.
Dari sisi budaya, yaitu peradaban, akal budi, dan atikan ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari berperilaku ramah, sopan santun, inti kemajemukan bangsa, sedangkan seler bangsa, di mana terhampar ribuan pulau dan ribuan seler bangsa, juga bahasa, serta budaya yang ternyata hidup berdampingan bersama, toleransi yang bernilai tanpa basa basi dan alamiah.
Dari sisi Agama, keanekaragaman yang menjadi identitas dari kemajemukan Indonesia, dijamin oleh UU dan konstitusi, tidak memaksakan keyakinan dan tradisi satu sama lain.
Dari sisi bahasa, di mana bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu atau lingua franca, pelbagai seler, etnis dan lain-lain, di tiap pulau menjadi bukti pembentuk persatuan, kesatuan maupun nasionalisme Indonesia yang tohaga dan mandraguna.
***
Judul: Wawasan Kebangsaan Daya Dukung Identitas Nasional untuk Kembali Menjadi Bangsa dan Negara Pejuang
Penulis: Dr. Ernawan S. Koesoemaatmadja
Editor: Jumari Haryadi