MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (17/10/2024) – Artikel dalam Kolom Ernawan berjudul “Perilaku Abnormal & Juvenille Deliquency Generasi Muda – Remaja Sekarang, Tantangan Dunia Pendidikan” ini ditulis oleh: Dr. Ernawan S. Koesoemaatmadja, M.Psi., M.B.A., CIQA., CQM., CPHRM., Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Pengertiannya, merupakan penyimpangan dari norma norma sosial (deviation from social norms) lebih bersifat cultural relatives. Juga sebagai perilaku yang maladaptive atau tidak dapat menyesuaikan diri.
Penyebab perilaku abnormal, di antaranya: faktor faktor Biologis (genetic, gangguan gangguan fisik, dan kelainan fungsi otak), juga faktor faktor Psikologik (pola asuh, aturan aturan keluarga, pengalaman traumatik, hambatan relasi interpersonal, stress ) yang paling cukup parah adalah faktor faktor Sosiokultural (kekerasan, prasangka dan diskriminasi kelompok, Ekonomi, Pengangguran, percepatan Teknologi dan Perubahan Sosial, kepadatan penduduk dan Kekerasan Ekologi).
Dari banyaknya terjadi dan kondisi seperti itu, pada pertengahan 2014, Ernawan Eska (Guru Toge) dan Jessee Monintja, M.A.Psy. mendirikan Pusat Kajian Perilaku (Center for Behaviour Research/ CBR), observasi terhadap perkembangan remaja dan generasi muda yang menunjukkan perilaku antisosial yang lebih mengarah kecenderungan kriminal, seperti penyalahgunaan narkoba, bullies/bulliying, genk motor, pelecehan sexual, tawuran, dan terutama kekerasan (violence) yang sudah tidak terkendali.

Penyebab dari perubahan perilaku tersebut, perlu diamati dan dikaji secara ilmiah agar solusinya bersifat permanen atau jangka panjang.
Secara umum Pola pola perilaku abnormal & maladaptive, ditunjukkan dengan beberapa bentuk, seperti: neurosis (gangguan mental awal), psychosomatic disorder, schizoprenia dan paranoia, sociophatic disorder, delinguency & crime, alcoholism, drug abuse, syndrom gangguan otak, mental retardation (keterbelakangan mental), sexual deviations, suicide (bunuh diri), aggresion of group (fanatisme sempit dan karena primordialisme).
Kita berkeyakinan, bahwa banyaknya penyimpangan ini, apalagi kondisi seperti sekarang ini, dilatar belakangi oleh masalah sosial ekonomi, keluarga, dan lingkungan, serta kedisiplinan pendidikan, dimana bangsa yang sedang bergumul mengatasi kemiskinan, globalisasi, dan perkembangan teknologi yang pesat. Remaja dan Generasi Muda sedang mengalami culture shock yang berpengaruh pada penampilan untuk menyatakan diri (survive) dalam persaingan yang terbuka, ketat, dan cepat.
Kesehatan mental perlu dipelihara, oleh para remaja dan anak muda dengan meningkatkan kapasitas psikologis untuk menjaga keseimbangan mental (homeostatis) dalam menghadapi tekanan sosial dan peer agar mereka dapat membuat pilihan yang lebih masuk diakal, dan sehat – in conscious mind.
Bisa dalam bentuk konseling & intervensi, model pendekatan terpadu, neuroscience, dan lain-lain.
Konsideran dan Pendekatan Psikologik, Pendidikan & Pengajaran terpadu:
Pertama, pembentukan nilai nilai pribadi, melalui pendidikan di sekolah, pendidikan keluarga yang bersumber pada nilai nilai agama;
Kedua, pemberdayaan (empowering) institusi dan kelembagaan kelembagaan pengajaran, kepemudaan;
Ketiga, disediakannya lembaga dan tempat-tempat pelayanan kesehatan mental masyarakat yang murah dan terjangkau;
Keempat, keteladanan orang tua dan pemimpin serta pejabat negara yang sedang berkuasa untuk lebih memahami ciri ciri khas dan karakter generasi muda terutama remaja yang merupakan masa transisi (storm, changes, and stress).
***
Judul: Perilaku Abnormal & Juvenille Deliquency Generasi Muda – Remaja Sekarang, Tantangan Dunia Pendidikan
Penulis: Dr. Ernawan S. Koesoemaatmadja/Guru TOGE
Editor: Jumari Haryadi