Jakarta: Pusat Segala

Oleh: Prof. Yudi Latif

MajmusSunda News, Rabu (16/04/2025) Artikel berjudul “Jakarta: Pusat Segala” ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif, pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat dan Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS).

Jakarta. Kota yang tak pernah benar-benar tidur. Jantung yang terus berdetak menghidupi pusat segala poros: kekuasaan, uang, hiburan, kerawanan, kekecewaan, impian dan harapan yang tak kunjung padam.

Di gedung-gedung tinggi yang berdiri seperti penguasa diam, keputusan dibuat, peta masa depan digambar. Kau adalah pusat politik, tempat para pemimpin bersilang kata, menyusun narasi bangsa. Tapi dari balik tirai-tirai rapat itu, suara rakyat sering bergema hampa, tak sampai ke ruang di mana arah negeri dibentuk.

Engkau pusat ekonomi: uang mengalir deras seperti sungai yang tak pernah kering, tapi tak semua yang berdiri di pinggirannya bisa minum. Di pusatmu yang gemerlap, ada kemewahan yang tak bisa dijangkau tangan-tangan kasar yang membangun kota ini dengan keringat.

Engkau juga pusat teladan: cermin kemajuan, wajah kemodernan. Namun, cermin itu acap retak—memantulkan pecahan bayang kesenjangan, kemacetan dan polusi yang menyesakkan dada. Keteladanan mudah hanyut terseret banjir, tercecer di jalanan rusak, atau hilang dalam tumpukan birokrasi dan kepentingan. Kota yang ingin ditiru, tapi juga sering dibicarakan dengan pelan, dalam nada keluh.

Dan kami tahu: kau adalah pusat kerawanan dan kerentanan. Di jalananmu yang padat, kami belajar bertahan. Keamanan bukan milik semua, dan keadilan terasa seperti janji yang tak sempat ditepati. Di sinilah harapan bisa tumbuh cepat, dan patah dalam sekejap.

Kau adalah pusat kekecewaan—karena terlalu sering kami percaya, dan terlalu sering pula kami dikecewakan. Tapi anehnya, dari reruntuhan itu, tumbuh juga sesuatu yang lain: keyakinan yang tak mudah mati.

Karena di balik segala luka dan sesak, Jakarta tetap pusat impian. Kota yang merenggut, tapi juga memberi. Di sini, kami belajar berani. Di sini, kami belajar menunggu. Dan berharap, bahwa suatu hari, engkau akan menjadi kota yang tak hanya besar, tapi juga membesarkan jiwa, melimpahkan pencapaian dan kebahagiaan.

***

Judul: Kurikulum Cinta
Penulis: Prof. Yudi Latif
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas tentang penulis

Prof. Yudi Latif adalah seorang intelektual terkemuka dan ahli dalam bidang ilmu sosial dan politik di Indonesia. Pria yang lahir Sukabumi, Jawa Barat pada 26 Agustus 1964 ini tumbuh sebagai pemikir kritis dengan ketertarikan mendalam pada sejarah, kebudayaan, dan filsafat, khususnya yang terkait dengan Indonesia.

Pendidikan tinggi yang ditempuh Yudi Latif, baik di dalam maupun luar negeri, mengasah pemikirannya sehingga mampu memahami dinamika masyarakat dan politik Indonesia secara komprehensif. Tidak hanya itu, karya-karyanya telah banyak mengupas tentang pentingnya memahami identitas bangsa dan menguatkan nilai-nilai kebhinekaan.

Sebagai seorang akademisi, Yudi Latif aktif menulis berbagai buku dan artikel yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan dan Islam di Indonesia. Salah satu karya fenomenalnya adalah buku “Negara Paripurna” yang mengulas konsep dan gagasan mengenai Pancasila sebagai landasan ideologi dan panduan hidup bangsa Indonesia.

Melalui bukunya tersebut, Yudi Latif menekankan bahwa Pancasila adalah alat pemersatu yang dapat menjembatani perbedaan dan memperkokoh keberagaman bangsa. Gagasan-gagasan Yudi dikenal memperkaya wacana publik serta memperkuat diskusi mengenai kebangsaan dan pluralisme dalam konteks Indonesia modern.

Di luar akademisi, Yudi Latif juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Indonesia. Melalui perannya ini, ia berusaha membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Komitmennya dalam mengedepankan nilai-nilai kebangsaan membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh pemikir yang berupaya menjaga warisan ideologi Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *