Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan

MajmusSunda News, Kolom OPINI, Jawa Barat, Senin (05/05/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).

Swasembada beras berkelanjutan berarti kemampuan suatu negara atau wilayah untuk memproduksi beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri secara terus-menerus dan berkelanjutan. Ini mencakup beberapa aspek, pertama
ketersediaan pangan. Artinya, perlu memastikan ketersediaan beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Ir. Entang Sastraatmadja, penulis – (Sumber: tabloidsinartani.com)

Kedua, kemampuan produksi. Dalam hal ini, meningkatkan kemampuan produksi beras dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor. Ketiga keberlanjutan. Artinya, berupaya mempertahankan kemampuan produksi beras dalam jangka panjang dengan mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Swasembada beras berkelanjutan atau bisa juga dimaknai sebagai swasembada beras permanen, bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat. Swasembada beras berkelanjutan merupakan jawaban atas swasembada beras ‘on trend’, yang selama ini memang menyergap dunia perberasan nasional.

Suara Indonesia menjelang swasembada beras, kini kembali mengumandang dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Dengan melihat peningkatan produksi beras yang cukup signifikan, sehingga cadangan beras Pemerintah cukup kokoh, ditambah dengan kebijakan menyetop impor beras, menjadi sangat masuk akal bila negeri ini layak disebut swasembada beras.

Soal swasembada beras sendiri, bukan hal yang aneh bagi bangsa kita. Setidaknya, sudah dua kali Pemerintahan yang manggung di Tanah Merdeka mendapat penghargaan berkelas dunia. Kita ingat tahun 1984 dapat penghargaan dari Badan Pangan Dunia (FAO), dan tahun 2023 dapat penghargaan dari International Rice Reasearch Institute (IRRI).

Sayangnya, kedua swasembada beras yang dapat penghargaan berkelas internasional ini lebih bersifat ‘on trend’.
Seorang sahabat malah menyebutnya sebagai swasembada bwras kadang-kadang. Kalau iklim dan cuana mendukung, makq bisa swasembada, tapi kalau terjadi El Nino atau La N8na, kembali harus impor beras. Inilah yang dimaknai dengan ‘on trend’.

Padahal, yang ingin diwujudkan adalah swasembada beras berkelanjutan. Ini menarik di dalami, karena swasembada beras ‘on trend’ merujuk pada kemampuan suatu negara atau wilayah untuk memproduksi beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri, dengan mempertimbangkan perkembangan terbaru dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi beras.

Ini mencakup beberapa aspek penting seperti ketersediaan beras. Artinya, memastikan ketersediaan beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selanjutnya,
produktivitas beras. Artinya, perlu meningkatkan produktivitas beras melalui teknologi dan inovasi pertanian, sehingga produksi beras dapat terus ditingkatkan.

Kemudian, adanya dukungan Pemerintah. Artinya, Pemerintah berperan sangat penting dalam mendukung petani dan meningkatkan produksi beras melalui kebijakan yang tepat. Dan terakhir, terkait dengan kesejahteraan petani denfab meningkatkan kesejahteraan petani melalui harga yang adil dan dukungan lainnya.

Bila dihubungkan dalam konteks Indonesia, pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mencapai swasembada beras yang sifatnya berkelanhutan seperti pertama, meningkatkan produksi beras. Pemerintah berupaya meningkatkan produksi beras melalui dukungan kepada petani dan peningkatan teknologi pertanian.

Kedua, pengelolaan stok beras demi kokohnya cadangan beras Pemerintah (CBP). Pemerintah mengelola stok beras untuk memastikan ketersediaan beras yang stabil dan memadai. Dan ketiga, dukungan perlindungan dan pembelaan kepada petani. Pemerintah memberikan dukungan kepada petani melalui harga yang adil dan bantuan lainnya.

Disodorkan pada suasana demikian, sebetulnya ada beberapa langkah yang dapat ditempuh menuju swasembada beras berkelanjutan. Yang utama dan pertama adalah meningkatkan produktivitas beras melalui teknologi dan inovasi pertanian. Kemudian, Pemerintah dapat memberikan dukungan kepada petani melalui kebijakan yang tepat, seperti subsidi, pelatihan, dan infrastruktur.

Lalu, pentingnya mengelola sumber daya alam seperti air dan tanah secara berkelanjutan. Tak kalah penting
mengembangkan varietas beras yang lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca ekstrem. Dan tentu saja
mengurangi kehilangan pascapanen melalui teknologi dan infrastruktur yang lebih baik. Diharapkan dengan langkah-langkah tersebut, swasembada beras berkelanjutan dapat tercapai dan meningkatkan kemandirian pangan.

Swasembada beras berkelanjutan, sudah waktunya menjadi komitmen para penentu kebijakan pembangunan di negeri ini. Mulai dari Presiden hingga ke Kepala Desa, perlu sepakat bawa swasembada beras berkelanjutan merupakan harga mati yang tidak bisa diganggu-gugat lagi. Bagi bangsa ini, swasembada beras berkelanjutan afalah taruhan yang harus dijaga dan diwujudkan.

Mari kita ikuti perkembangannya !

***

Judul: Menuju Swasembada Beras Berkelanjutan
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *