Koperasi Tani Jawa Sukarela Sejahtera: Sebuah Penebusan Dosa dan Cinta Kasih

Artikel ini ditulis oleh: Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S.

Tanam paksa
Ilustrasi: Para buruh yang sedang bekerja di perkebunan dalam program tanam paksa yang dibuat oleh penguasa saat itu - (Sumber: New York Times)

MajmusSunda News, Kolom OPINI, Kamis (19/03/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Koperasi Tani Jawa Sukarela Sejahtera: Sebuah Penebusan Dosa dan Cinta Kasih” ini ditulis oleh: Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S., Anggota Dewan Pini Sepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS) dan Rektor IKOPIN University Bandung.

Pada tulisan ini, izin memberanikan diri mengungkapkan bahwa Belanda mendapatkan kekayaan luar biasa dari Tanam Paksa. Fasseur mengibaratkan penemuan Tanam Paksa ini ibarat Belanda menemukan emas.

Dapatkah koperasi menjadi jembatan pengembalian kekayaan Belanda yang diperoleh dari Tanam Paksa? Kisah imajinasi inilah yang disampaikan dalam tulisan ini.

Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S.
Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S., penulis – (Sumber: Koleksi pribadi)

Prolog: Bayang-Bayang Masa Lalu

Di tengah hamparan sawah dan kebun kopi yang membentang hijau di tanah Jawa, ada cerita yang tersimpan dalam diam. Cerita tentang air mata, keringat, dan darah yang tumpah selama 84 tahun. Tanam Paksa (Cultuurstelsel)— sebuah sistem yang mengubah Jawa menjadi ladang emas bagi Belanda, tetapi juga ladang penderitaan bagi rakyatnya.

Kini, setelah hampir 195 tahun berlalu sejak Tanam Paksa dimulai, bayang-bayang masa lalu itu masih membekas. Tapi, bisakah kita menulis ulang cerita ini? Bisakah kita mengubah penderitaan menjadi harapan, penindasan menjadi cinta kasih?

Bab 1: Penyesalan yang Menggantung

Belanda, negeri kincir angin yang indah, pernah melakukan kesalahan besar. Di bawah terik matahari Jawa, petani dipaksa menanam kopi, tebu, dan nila. Hasilnya diangkut ke Eropa, menjadi emas yang membangun jalan raya, rel kereta, dan kanal di Belanda. Tapi, di balik kemegahan itu, ada tangis anak-anak yang kelaparan, tubuh-tubuh yang lelah, dan jiwa-jiwa yang terluka.

Kini, di abad ke-21, Belanda menoleh ke belakang. Ada penyesalan yang menggantung. Rp 215 triliun—nilai keuntungan yang diraup dari Tanam Paksa—menjadi simbol dosa yang harus ditebus. Tapi, bagaimana caranya? Bagaimana mengubah penyesalan menjadi aksi nyata?

Bab 2: Cinta Kasih yang Tumbuh

Dari penyesalan, tumbuh cinta kasih. Belanda tidak ingin lagi menjadi parasit yang menghisap kekayaan Jawa. Mereka ingin menjadi sahabat, mitra, dan pendukung. Maka, lahirlah ide “Koperasi Tani Jawa Sukarela Sejahtera”. Sebuah program yang tidak hanya memulihkan ekonomi, tetapi juga menyembuhkan luka lama.

Program ini adalah bentuk cinta kasih. Belanda akan memberikan dana, teknologi, dan pelatihan. Mereka akan membangun koperasi yang memberdayakan petani, mengembalikan harga diri mereka, dan memastikan bahwa setiap tetes keringat yang jatuh akan menghasilkan buah yang manis.

Bab 3: Koperasi sebagai Jembatan

Koperasi adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa depan. Di sini, petani Jawa tidak lagi bekerja di bawah paksaan, tetapi dengan sukarela dan kebanggaan. Mereka akan menanam kopi, tebu, teh, dan tanaman hias—komoditas yang sama seperti dulu, tetapi dengan semangat yang berbeda.

Belanda akan membawa teknologi terbaik mereka. Sistem irigasi presisi, greenhouse modern, dan pengolahan pasca-panen akan membuat pertanian Jawa lebih efisien dan berkelanjutan. Mengatasi lahan sempit akibat guremisasi. Perusahaan besar seperti Unilever dan Rabobank akan menjadi mitra, membantu memasarkan produk koperasi ke pasar global.

Bab 4: Gotong Royong yang Kembali Hidup

Di tengah kebun kopi yang hijau, gotong royong kembali hidup. Petani berkumpul, berdiskusi, dan bekerja sama. Mereka tidak lagi sendirian. Koperasi menjadi rumah baru bagi mereka, tempat di mana solidaritas dan kebersamaan dijunjung tinggi.

Belanda, melalui program ini, ingin memulihkan apa yang pernah mereka hancurkan. Mereka ingin melihat senyum di wajah petani Jawa, bukan air mata. Mereka ingin mendengar tawa anak-anak yang bahagia, bukan tangis kelaparan. Koperasi sebagai institusi anti-entropy dicoba dibangun di Jawa, mereplikasi kesuksesan koperasi di Belanda.

Bab 5: Masa Depan yang Cerah untuk Jawa dan Indonesia

Dana sebesar Rp 250 triliun yang diinvestasikan dalam program ini tidak hanya akan mengubah Jawa, tetapi juga seluruh Indonesia. Dana ini akan digunakan untuk:

  1. Membangun Infrastruktur Pertanian Modern: Pabrik pengolahan, gudang, dan sistem irigasi akan dibangun di seluruh Jawa.
  2. Mengembangkan Komoditas Unggulan: Kopi, tebu, teh, dan tanaman hias akan menjadi andalan ekspor Indonesia.
  3. Menciptakan Lapangan Kerja: Ribuan petani dan pemuda akan mendapatkan pekerjaan yang layak.
  4. Meningkatkan Kesejahteraan: Pendapatan petani akan meningkat, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial.

Dengan dukungan teknologi dan pelatihan dari Belanda, Jawa akan menjadi pusat pertanian modern yang berkelanjutan. Program ini juga akan menjadi model bagi daerah lain di Indonesia, membawa perubahan positif bagi seluruh negeri.

Bab 6: Manfaat Ekonomi bagi Perekonomian Global

Program Koperasi Tani Jawa Sukarela Sejahtera tidak hanya bermanfaat bagi Jawa dan Indonesia, tetapi juga bagi perekonomian global. Berikut adalah beberapa manfaatnya:

  1. Pasokan Komoditas Berkualitas Tinggi: Kopi, teh, dan tanaman hias dari Jawa akan memenuhi permintaan pasar global dengan kualitas premium.
  2. Pertumbuhan Ekonomi Hijau: Program ini akan menerapkan prinsip pertanian berkelanjutan, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
  3. Kerjasama Global: Kerjasama antara Indonesia dan Belanda akan menjadi contoh bagi negara lain dalam membangun kemitraan yang adil dan berkelanjutan.
  4. Stabilitas Pasar: Dengan meningkatkan produksi dan kualitas komoditas, program ini akan berkontribusi pada stabilitas pasar global.

Epilog: Sebuah Cerita Baru

Ini adalah cerita baru. Cerita tentang cinta kasih, penebusan, dan harapan. Cerita tentang bagaimana kita bisa belajar dari masa lalu untuk membangun masa depan yang lebih baik. Koperasi Tani Jawa Sukarela Sejahtera adalah bukti bahwa tidak ada luka yang terlalu dalam untuk disembuhkan, tidak ada dosa yang terlalu besar untuk ditebus.

Mari kita tulis cerita ini bersama. Mari kita ubah penderitaan menjadi kebahagiaan, penindasan menjadi kemandirian, dan penyesalan menjadi cinta kasih. Karena di balik setiap bayang-bayang masa lalu, selalu ada cahaya masa depan yang menanti.

Imagination is more important than knowledge” – Albert Einstein

Masalah kita bukanlah kurangnya sumber daya, tapi kurangnya imajinasi” – Arundhati Roy

***

Disclaimer: Tulisan ini merupakan pandangan penulis, tidak mencerminkan pandangan lembaga dimana penulis bekerja atau terkait.

Sumber: Conversation with DeepSeek

Judul: Koperasi Tani Jawa Sukarela Sejahtera: Sebuah Penebusan Dosa dan Cinta Kasih
Penulis: Agus Pakpahan
Editor: Jumari Haryadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *