MajmusSunda News- Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis, (9/1/2024)-Uga Cantigi, Kampung Ronggeng atau tenggelamnya Kampung Bojong, bukan hanya dikenal di Desa Cintawangi atau Desa Cibatu, Kecamatan Karangnunggal tapi cerita itu dikenal atau menyebar pula disekitar warga Desa Gunungsari dan Desa Cilumba, Kecamatan Cikatomas.
Hanya saja versinya sedikit berbeda, Ki Maji (70) warga Citangkalak, Desa Gunungsari, Kecamatan Cikatomas menuturkan dari Ayahnya Sameji cerita rakyat Uga Cantigi dan legenda tenggelamnya Kampung Bojong sempat di dengarnya saat ia masih kecil.
Dari ayahnya ia mendengar konon dulu di pinggir Sungai Ciwulan ada pohon Pari di pohon itu persis ada menonjol seperti alat vital pria dikenal dengan (maaf) Pari Kontolan, letaknya dipinggir Sungai Ciwulan, Kampung Bantar Desa Cibatu, Kecamatan Karangnunggal.
Ki Maji mengatakan ditempat berbeda di seberangnya Pari Kontolan ada juga pasangannya dari pohon pari, di pohonnya ada alat vita wanita warga menyebutnya (maaf) Beurih Momokan, letaknya di Kampung Cidalepak, Desa Gunungsari.
“Jika kedua pohon yang letaknya dipisahkan oleh Sungai Ciwulan bersatu alias kawin maka bukan cuma Kampung Bojong yang tenggelam tapi Cidalepak yang ada di Desa Gunungsari akan tenggelam,” kata Maji sambil tersenyum
Ciri-ciri Kampung Bojong atau Cidalepak akan tenggelam kata Ki Maji diawali adanya hujan, selama seminggu tidak pernah berhenti tapi saking derasnya hujan suaranya tidak kedengaran, ciri lainnya juga ada langgir bodas (Kelabang Putih) dan suara bende (gong) yang menggema,.
Asep warga Cilangkap, Desa Cibatu menuturkan uga Cantigi (Bukit Cantigi) cerita dari mulut ke mulut usia memang sudah lama terdengar.
“Cerita rakyat tentang uga Cantigi (Bukit Cantigi) dan tenggelamnya Kampung Bojong dan sekitarnya karena dikawinkan dengan Pasir Pongpok sudah dikenal dari dulu sejak saya masih kecil dari orang tua,” kata Asep warga Cilangkap Desa Cibatu Kecamatan Karangnunggal.
Judul: Uga Cantigi dan Tenggelamnya Kampung Bojong Versi Warga Kampung Citangkalak
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS