Tergiur Harta Rampasan, Ini Penyebab Kekalahan di Perang Uhud

Perang Uhud pun pecah sebagai bentuk balas dendam kaum Quraisy atas kekalahan mereka sebelumnya dalam Perang Badar.

Ilustrasi Perang Uhud (Sumber: freepik/Freepik)

MajmusSunda News, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jum’at (14/3/2025) Artikel dalam Rubrik “KHASANAH”, berjudul “Tergiur Harta Rampasan, Ini Penyebab Kekalahan di Perang Uhud”, ditulis oleh Agung

Perang Uhud pun pecah sebagai bentuk balas dendam kaum Quraisy atas kekalahan mereka sebelumnya dalam Perang Badar.

Perang Uhud Terjadi pada hari Sabtu, 15 Syawal 3 Hijriah atau tahun 625 Masehi, sekitar satu tahun setelah Perang Badar.

Dalam buku Sang Panglima Tak Terkalahkan Khalid bin Walid karya Hanatul Ula Maulidya, diceritakan bahwa pasukan Muslim tetap maju dengan penuh keyakinan. Bagi mereka, kemenangan atas kaum Quraisy adalah suatu keharusan, terutama karena perang ini menjadi ajang balas dendam bagi kaum musyrikin atas kekalahan mereka dalam Perang Badar.

Dalam menyusun strategi, Rasulullah SAW menempatkan 50 pasukan pemanah di atas Gunung Uhud. Mereka diperintahkan untuk tidak meninggalkan posisi mereka dalam keadaan apa pun, terutama jika pasukan berkuda Quraisy mencoba menyerang.

Pada awal pertempuran, pasukan Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan mengalami tekanan hebat. Pasukan Muslim berhasil menguasai keadaan dan tampak hampir meraih kemenangan.

Namun, ketika para pemanah di atas gunung melihat harta rampasan perang, mereka mulai goyah.

Beberapa dari mereka berteriak kegirangan, “Harta rampasan! Kita sudah menang! Apalagi yang kita tunggu?”

Komandan pasukan pemanah, Abdullah bin Jubair, dengan tegas mengingatkan mereka akan pesan Rasulullah SAW. Sayangnya, peringatan itu diabaikan dan sebagian besar pasukan pemanah turun dari bukit untuk mengambil harta rampasan.

Situasi ini menjadi celah bagi pasukan Quraisy untuk membalikkan keadaan. Dengan cepat, pasukan berkuda Quraisy menyerang dari arah belakang, membuat pasukan Muslim terdesak dan kehilangan formasi mereka.

Di tengah kekacauan itu, Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW, menjadi sasaran seorang budak bernama Wahsyi. Dengan tombaknya, Wahsyi mengintai dari kejauhan dan melemparkan senjatanya hingga menembus perut Hamzah.

Dikutip dari buku Biografi Rasulullah: Sebuah Studi Analitis Berdasarkan Sumber-sumber yang Otentik karya Mahdi Rizqullah Ahmad dkk, pasukan Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan berangkat menuju Uhud dengan membawa 3.000 tentara serta beberapa wanita pelayan.

Sementara itu, pasukan Muslim terdiri dari 1.000 orang yang merupakan gabungan dari penduduk Makkah dan Madinah.

Namun, di tengah perjalanan menuju Gunung Uhud, Abdullah bin Ubay yang merupakan salah seorang pemimpin bani terbesar Quraisy memilih untuk membelot. Ia membawa serta 300 pasukan Muslim sehingga pasukan yang tersisa bersama Rasulullah SAW hanya berjumlah 700 orang.

 

Judul: Tergiur Harta Rampasan, Ini Penyebab Kekalahan di Perang Uhud
Penulis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *