Syukur Akhir Tahun

Artikel ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif

Bersyukur di akhir tahun (Sumber: Pixabay/MajmusSundaNews)

MajmusSunda News, Jumat (27/12/2024)  Artikel berjudul “Syukur Akhir Tahun” ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif, pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat dan Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS).

Saudaraku, sebelum bergegas menaiki angkutan menuju libur akhir tahun, ada kesempatan menoleh sekelebat ke belakang.

Waktu melipat hari-hari dalam album nostalgia yang penuh retakan. Kisah kehidupan diri dan bangsa tak selalu berjalan sesuai harapan. Perjalanan penuh gundah karena kontradiksi antara kepercayaan dan pengkhianatan, janji dan realisasi, impian dan kenyataan, kebebasan dan ketakutan.

Betapa pun, dalam rangkaian kisah sungsang petualangan risau itu, terbentang ruang belajar untuk mengenali kesejatian dan kepura-puraan, berdamai dengan luka dan kekecewaan, menerima kehilangan, menghargai hal-hal sederhana, dan mensyukuri segala karunia terberikan, yang menjadikan ratapan sbg penempa ketegaran.

Syukur pada Ilahi bukan hanya untuk apa yang kita miliki, tapi juga untuk apa yang terlepas. Kehilangan mengajarkan arti menggenggam, kekosongan mengajarkan cara mengisi. Dalam kekurangan, kita menghargai kelimpahan; dalam kesederhanaan, kita belajar memaknai kecukupan.

Syukur ini bukan hanya untuk kemenangan, tetapi juga untuk kegagalan yang mengajarkan arti rendah hati. Bukan hanya untuk tawa yang terpingkal, tetapi juga untuk air mata yang menyucikan hati. Setiap luka adalah pintu menuju pengertian, setiap rindu adalah bukti cinta yang pernah rekah.

Di penghujung tahun ini, aku menundukkan kepala, mengucap terima kasih pada semesta yang tak pernah lelah memberi. Pada pagi yang setia datang, pada malam yang setia mendengar. Pada angin yang membisikkan harapan, pada hujan yang mencuci duka, pada matahari yang menghangatkan jiwa. Setiap detik adalah anugerah, setiap nafas adalah keberkahan.

Aku bersyukur untuk orang-orang yang hadir, mereka yang menjadi cahaya di tengah gelap, dan mereka yang pergi, meninggalkan pelajaran berharga di jejak langkah mereka. Aku bisa bersyukur untuk mimpiku yang belum tercapai, karena di sanalah harapan tetap hidup.

Kini, di batas tahun yang hampir berganti, aku menyerahkan semua yang telah terjadi pada masa lalu, dan menyambut hari esok dengan keyakinan. Syukurku menjadi doa, agar langkah-langkah ke depan penuh berkah, dan agar hatiku tetap tabah menerima apa pun yang dititipkan oleh waktu.

***

Judul: Syukur Akhir Tahun
Penulis: Prof. Yudi Latif
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas tentang penulis

Prof. Yudi Latif adalah seorang intelektual terkemuka dan ahli dalam bidang ilmu sosial dan politik di Indonesia. Pria yang lahir Sukabumi, Jawa Barat pada 26 Agustus 1964 ini tumbuh sebagai pemikir kritis dengan ketertarikan mendalam pada sejarah, kebudayaan, dan filsafat, khususnya yang terkait dengan Indonesia.

Prof. Yudi Latif
Prof. Yudi Latif – (Sumber: beritaenam.com)

Pendidikan tinggi yang ditempuh Yudi Latif, baik di dalam maupun luar negeri, mengasah pemikirannya sehingga mampu memahami dinamika masyarakat dan politik Indonesia secara komprehensif. Tidak hanya itu, karya-karyanya telah banyak mengupas tentang pentingnya memahami identitas bangsa dan menguatkan nilai-nilai kebhinekaan.

Sebagai seorang akademisi, Yudi Latif aktif menulis berbagai buku dan artikel yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan dan Islam di Indonesia. Salah satu karya fenomenalnya adalah buku “Negara Paripurna” yang mengulas konsep dan gagasan mengenai Pancasila sebagai landasan ideologi dan panduan hidup bangsa Indonesia.

Melalui bukunya tersebut, Yudi Latif menekankan bahwa Pancasila adalah alat pemersatu yang dapat menjembatani perbedaan dan memperkokoh keberagaman bangsa. Gagasan-gagasan Yudi dikenal memperkaya wacana publik serta memperkuat diskusi mengenai kebangsaan dan pluralisme dalam konteks Indonesia modern.

Di luar akademisi, Yudi Latif juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Indonesia. Melalui perannya ini, ia berusaha membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Komitmennya dalam mengedepankan nilai-nilai kebangsaan membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh pemikir yang berupaya menjaga warisan ideologi Indonesia.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *