Seni Buhun Bambu Gila dan Kuda Lumping, Masih Bertahan di Cintawangi

Seni buhun Bambu Gila dan Kuda Lumping dua ikon khas seni dari Desa Cintawangi, Kecamatan Karangnunggal

Atraksi Bambu Gila sekitar 15 orang yangg memegang bambu tak mampu menahan tekanan Karli yang hanya seorang diri (Agung Ilham Setiadi/majmussunda.id)

MajmusSundaNews-Karangnunggal,Kabupaten Tasikmalaya, Jumat, (4/10/2024)- Seni buhun Bambu Gila dan Kuda Lumping dua ikon khas seni dari Desa Cintawangi, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmaaya hingga kini masih bertahan

Bambu Gila dan Kuda Lumping yang diluluguan (dipimpin) Karli warga Coblong, Desa Cintawangi yang juga pupuhu Padepokan Wisnu Utama, kerap tampil dalam acara hari Peringatan Hari Besar Indonesia (PHBI) seperti dalam acara HUT kemerdekaan RI atau agustusan

Kuda Lumping di Desa Cintawangi tidak hanya menghadirkan gerak dengan alat kuda lumpingnya khas dan berbau magis. Namun ditampilkan atraksi debus yang cukup membuat orang yang melihatnya merinding.

Seorang anak sedang melihat beberapa pemain kuda lumping yang sedang menari dan memainkan kuda lumpingnya (Agung Ilham Setiadi/majmussunda.id)

Ada atraksi menyisit perut, leher dan mengerat lidah golok, memotong mentimun diatas perut dan banyak atraksi lainnya yang tak kalah cukup mengerikan dan miris.

Karli dengan goloknya yang sangat tajam mengesek-gesekannya di atas perutnya, Tak hanya Karli yang lainnya dengan hal yang serupa ada yang menyesetkan golong di lidah, di leher dan di tangan.

Ketua Padepokan Pencak Silat Wisnu Utama Karli (Si Ruyung) sambil tersenyum menggesekkan goloknya yang tajam dalam atraksi menegangkan saat milangkala Kabupaten Tasikmalaya ke 392,Sabtu,(27/7/2024). (Agung Ilham Setiadi/majmussunda.id)

 

Tidak hanya membuat yang melihatnya kadang merinding atau miris. Namun juga bisa seluruh hadir ikut gembira dan bergoyang bergembira

Ada satu lagi seni buhun di Desa Citawangiyang cukup unik dan langka orang disana menyebutnya Bambu Gila. Karli mengatakan Bambu Gila berasal dan dibawa dari Papua. Atraksi Bambu Gila yang dibawakan Karli itu mampu memukau yang hadir.

Bagaimana tidak Karli yang hanya seorang bisa mempermain banyak orang (10- 20 orang) yang memegang bambu besar (bitung) yang  cukup panjang.

“Atraksi Bambu Gila dibawa dan berasal dari Papua, tapi katanya ada juga yang mengatakan asalnya di bawa dari Maluku lalu berkembang di Papua,” kata Karli disela atraksi Bambu Gila yang disaksikan langsung oleh Camat Karangnunggal Agus dan yang hadir saat peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 79.

Sulit dipercaya akal sehat Karli yang hanya satu orang, dikenal juga dengan sebutan Si Ruyung dengan kalemnya bisa mengendalikan orang yang banyak seolah-olah ada kekuatan yang dahsyat dan berat, sehingga tak mampu menahan beban bambu yang dipegang tersebut. Bahkan ada yang jatuh.

Beberapa orang seperti menahan beban berat sedangkan Karli berdiri santai di depannya, seperti tidak punya beban hanya dengan menggerakkan tangan semuanya yang memegang bambu meringis seolah-olah menahan beban yang berat (Agung Ilham Setiadi/majmussunda.id)

Namun karena kerap tampil dalam acara-acara tertentu (PHBN). Atraksi Bambu Gila ini kini mulai dikenal teutama di Kecamatan Karangnunggal.

Kepala Desa Cintawangi Tohir menuturkan Kuda Lumping sudah sangat lama ada di Desa Cintawangi sempat vakum beberapa tahun lamanya.

Namun berkat Karli, kini seni kuda lumping yang dibalut dengan debus itu menjadi ikon yang sangat disukai warga Desa Cintawangi

“Bambu Gila memang itu seni inmpor dari Papua, hanya saja kerap tampil di acara-acara besar (PHBN) dan acara lainnya seperti milangkala hari jadi Desa Cintawangi dan milangka hari jadi Kabupaten Tasikmalaya,” kata Tohir

Judul: Seni Buhun Kuda Lumping dan Bambu Gila, Masih Bertahan di Cintawangi
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *