Saat Rasulullah SAW Menerima Pesan di Malam Lailatul Qadar

Malam lailatul qadar merupakan salah satu malam paling istimewa dalam Islam, karena malam ini lebih baik dari seribu bulan.

Ilustrasi malam lailatul qadar (Sumber: pexels.com)

MajmusSunda News, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jum’at (28/3/2025) Artikel dalam Rubrik “KHASANAH”, berjudul “ Saat Rasulullah SAW Menerima Pesan di Malam Lailatul Qadar, Masih Ada Satu Malam Ganjil”, ditulis oleh Agung Ilham Setiadi

Malam lailatul qadar merupakan salah satu malam paling istimewa dalam Islam, karena malam ini lebih baik dari seribu bulan. Ada banyak rahmat yang diturunkan oleh Allah di malam itu.

Menurut asal katanya, al-qadar merupakan bentuk masdar dari kata qadara. Kata qadara asy-syai’a artinya seseorang menentukan sesuatu, sementara kata yuqaddiruhu qadran artinya seseorang akan menentukan sesuatu dengan ukuran tertentu. Jadi, lailatul qadar artinya malam penetapan dan penentuan.

Dalam buku Tafsir Ibnu Katsir disebutkan sebuah riwayat mengenai sejarah lailatul qadar. Dikisahkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW menceritakan tentang empat orang dari Bani Israil yang beribadah kepada Allah selama 80 tahun tanpa sedikit pun melakukan maksiat. Mereka adalah Ayub, Zakariya, Hizqil bin ‘Ajuz, dan Yusqa’ bin Nun.

Mendengar kisah tersebut, para sahabat merasa kagum. Kemudian, Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Muhammad, umatmu kagum dengan ibadah selama 80 tahun yang dilakukan tanpa maksiat sedikit pun.” Lalu Allah menurunkan sesuatu yang lebih baik dari itu, dan Jibril pun membacakan ayat:

اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِۖ ۚ‏ ١وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِؕ‏ ٢لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِ ۙ خَيۡرٌ مِّنۡ اَلۡفِ شَهۡرٍؕ‏ ٣

Artinya: “Sesungguhnya, Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.”

Malam Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan memiliki keistimewaan luar biasa bagi umat Muslim. Malam tersebut disebut lebih baik dari seribu bulan.

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW dan para sahabat merasa bahagia.

Dikutip dari dari buku Bunga Rampai Bincang Syariah Muhammad Hafid dalam, dicatat M. Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an, menjelaskan bahwa sejarah lailatul qadar bermula ketika Nabi Muhammad SAW tengah berkhalwat atau menyepi di Gua Hira.

Gua ini terletak di Jabal Nur (Gunung Cahaya), sekitar 6 km sebelah utara Masjidil Haram, Makkah. Gunung ini memiliki ketinggian 281 meter dengan jalur pendakian sepanjang 645 meter.

Saat Nabi Muhammad SAW menyendiri dan mencapai kondisi spiritual yang mendalam, Malaikat Jibril datang membawa bimbingan dan wahyu pertama. Peristiwa ini menjadi titik perubahan besar dalam hidup beliau serta bagi seluruh umat manusia.

Pada malam itulah, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama, yaitu Surah Al-‘Alaq ayat 1-5, dan diangkat sebagai Nabi serta Rasul Allah SWT dalam usia 40 tahun. Setelah malam itu, Rasulullah terus menerima wahyu Al Quran selama 23 tahun.

Dikutip dari Aljazeera, tak ada yang tahu pasti tanggal turunnya malam Lailatul Qadar. Tetapi, malam kemuliaan itu diyakini berlangsung di salah satu hari pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

Ada banyak umat Islam yang percaya Lailatul Qadar terjadi di malam hari ke-27 bulan Ramadhan atau tanggal ganjil. Ini mengacu pada hadits riwayat Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda Lailatul Qadar terjadi di malam ganjil.

Shabri Shaleh Anwar dalam buku 10 Malam Akhir Ramadhan mengutip hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:

“Carilah malam Lailatulqadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga menggambarkan tanda-tanda pagi setelah malam lailatul qadar. Beliau bersabda:

“Pagi hari malam lailatul qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (HR Muslim)

Masih ada waktu satu malam lagi, malam ganjil (29), siapa tahu mendapat malam penuh berkah, malam lailatulqadar

Judul:  Saat Rasulullah SAW Menerima Pesan di Malam Lailatul Qadar, Masih Ada Satu Malam Ganjil
Penulis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *