Resensi Buku “The Origins of Power, Prosperity, and Poverty: Why Nations Fail”

Ini buku yang direkomendasikan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk dibaca oleh para menterinya

Buku “The Origins of Power, Prosperity, and Poverty: Why Nations Fail”
Ilustrasi: Buku "“The Origins of Power, Prosperity, and Poverty: Why Nations Fail” - (Sumber: Arie/MajmusSunda.id)

MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (31/10/2024) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul Resensi Buku “The Origins of Power, Prosperity, and Poverty: Why Nations Fail ini ditulis oleh: Asep Sulaeman, seorang praktisi dan professional di bidang  Upstream Oil and Gas yang kini menjadi Independent Energy Consultant.

Daron Acemoglu merupakan tokoh ekonom Turki-Amerika Serikat dari Institute Technology Massachusettws dan James Robinson merupakan ilmuwan politik dari Harvard University. Di buku yang berjudul “Why Nations Fail”  ini, mereka membahas mengenai apa penyebab suatu kemunduran dan kemajuan suatu negara dalam prespektif yang cukup unik karena pembahasan yang mereka tulis jauh berbeda dengan argumen-argumen dominan yang pernah disampaikan oleh Montesquieu, Jaret Diamond, dan Max Webber.

Penulis telah melakukan riset yang cukup lama yaitu lima belas tahun untuk memberikan suatu kesimpulan bahwa hal yang menyebabkan kemajuan suatu negara tidak ditentukan oleh faktor budaya, penyakit tropis, agama, iklim maupun faktor geografis. Dari pandangan mereka kemajuan serta kemunduran suatu ekonomi negara juga tidak ditentukan oleh nilai-nilai dan etika yang diambil oleh negara. Kemajuan dan kemunduran suatu negara ditentukan oleh desain institusi politiknya, serta ekonominya.

Resensi Buku “The Origins of Power, Prosperity, and Poverty: Why Nations Fail”
Ilustrasi: Resensi Buku “The Origins of Power, Prosperity, and Poverty: Why Nations Fail” – (Sumber: Arie/MajmusSunda.id)

Di buku ini penulis membantah berbagai argumen seperti Jared Diamond yang mengatakan bahwa penyakit tropis yang lebih spesifiknya malaria merupakan wabah berpotensi tinggi menurunkan produktivitas kerja. Penulis pun juga tidak setuju dengan argumen Max Webber bahwa Protestan merupakan penyebab kemunduran Eropa dan revolusi industri adalah tongak awal kemajuan negara-negara di Eropa.

Daron Acemoglu dan James Robinson memisah institusi politik dan ekonomi ke dalam dua bentuk yaitu institusi politik-ekonomi inklusif dan institusi politik-ekonomi ekstraktif. Secara sederhana politik dan ekonomi inklusif yaitu institusi yang tidak hanya memberikan keuntungan terhadap kaum atasan/elit. Namun, juga memberikan kemakmuran kepada kaum bawah. Dalam hal ini rakyat dapat secara aktif berpartisipasi aktif di kegiatan politik. Institusi politik inklusif juga membuat kaum elit terkontrol dalam membuat wewenang/hukum serta norma di masyarakat sehingga terciptanya kehidupan masyarakat yang adil.

Berlawanan dengan inklusif, ekstraktif merupakan wujud kekuasaan semena-mena yang dilakukan oleh kaum elit dalam menjalankan pemerintahan suatu negara. Hal ini dicerminkan dalam perbedaan antara Amerika Utara dan Amerika Selatan.

Amerika Utara menerapkan sistem politik yang adil, membebaskan rakyat berpolitik dan mampu memberikan kualitas pendidikan yang baik. Berbeda dengan Amerika Latin, semenjak pendudukan pemerintah Spanyol sudah ada praktik politik ekstratif yang cukup marak sehingga kaum atas jauh lebih kaya dari kebanyakan masyarakat.

Pemerintah Amerika Latin juga melakukan praktik hukum dan kekuasaan yang semena-mena sehingga negara tidak maju. Dalam hal ini pemerintahan ekstratif merupakan lingkaran setan yang berpotensi tinggi memberikan ketimpangan ekonomi yang cukup besar bagi suatu negara. Namun, kondisi seperti ini dapat diatasi dengan terjadinya perubahan besar seperti Restorasi Meiji, Revolusi Prancis, dan Revolusi Inggris.

Tak hanya membahas pemerintahan inklusif dan ekstraktif. Penulis juga memberikan berbagai argumen pendukung serta kritikan mengenai berbagai lembaga seperti IMF yang gagal dalam mengobati negara-negara yang menjadi pasiennya.

Buku ini memberikan argumen yang cukup kuat mengenai pentingnya desain suatu institusi politik dan ekonomi di suatu negara dalam mempengaruhi kemajuan dan kemundurannya. Namun, ketika Acemoglu dan Robinson tidak bisa memberikan penjelasan mengapa Indonesia yang dia klasifikasikan negara yang relatif inklusif ─ jangan-jangan dia salah data, tapi tidak menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Secara keseluruhan buku ini memberikan pesan penting bagi para pembaca yakni pentingnya bentuk pemerintahan yang inklusif untuk terciptanya kekayaan dan kemakmuran yang adil di masyarakat. Dia memberikan contoh kontras antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut), di Korsel semua warga diberi kebebasan untuk berkreativitas. Sesuatu yang sangat tidak bisa didapatkan di negara saudaranya, Korut.

Contoh lain di benua Afrika. Bostwana kini dinilai sebagai salah satu negara Afrika yang berhasil mengembangkan perekonomiannya. Sementara negara-negara tetangganya yang lain seperti Zimbabwe, Kongo, dan Sierra Leone masih berkecamuk dengan bencana kelaparan, perang saudara, tindak kekerasan oleh pemberontak, tekanan politis oleh pemerintah, serta belitan kemiskinan yang tak pernah usai.

Buku ini juga mengkritik pendekatan sejumlah lembaga multilateral seperti IMF yang gagal dalam mengobati perekonomian negara-negara yang menjadi pasiennya—terlepas benar tidaknya resep yang mereka tawarkan. Hal ini karena hanya fokus untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan mereka. Namun, tidak memahami konteks kebijakan institusi politik yang buruk di negara-negara tersebut.

Dalam buku ini, negara-negara sukses tersebut hanya dilihat dari aspek pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan secara agregat. Seperti kita ketahui,  dalam kenyataannya, ketimpangan ekonomi antara penduduk seperti di AS, kerentanan sistem finansial AS dan Uni eropa terhadap krisis yang menciptakan pengangguran massal tidak mendapatkan pembahasan yang memadai.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk pembaca yg berminat dalam ekonomi politik. Banyak mengisyaratkan rasa penasaran yang tingggi,  pertanyaan yang timbul mengapa Singapura kaya sedangkan Indonesia miskin. Mengapa Revolusi Industri yang menentukan kemakmuran negara terjadi di Inggris, tetapi tidak di India, Meksiko, atau Indonesia.

***

Judul: Resensi Buku “The Origins of Power, Prosperity, and Poverty: Why Nations Fail”
Penulis: Asep Sulaeman
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas tentang penulis

Pria bernama lengkap Asep Sulaeman ini adalah putra asli Sunda. Ia berasal dari keluarga petani dan lahir di Garut pada 6 Februari 1959.

Asep dikenal sebagai seorang praktisi dan professional di bidang  Upstream Oil and Gas. Pengalamannya di bidang tersebut lebih dari 40 tahun pengalaman dan lebih dari 20 tahun di antaranya bekerja di luar negeri. Jabatan formal sebelum menjadi Independent Energy Consultant adalah Deputy Country Manager/Senior Vice Predident Exxon Mobil Indonesia Affiliates.

Asep Sulaeman
Asep Sulaeman, penulis – (Sumber: bumialumni.com)

Selama Asep bekerja di Mobil Oil/ExxonMobil Companies, ia pernah memegang berbagai jabatan penting, mulai dari Technical Team Lead sampai ke posisi Senior Executive Level.

Lulusan Jurusan Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung dan MBA in Engineering Management dari University of Dallas USA ini berpengalaman di bidang Management, Research, Exploration, Development and Production Upsteam Oil & Gas dan bekerja di berbagai proyek global di berbagai negara/region di antaranya:  Indonesia, USA, South America, Middle East, Canada, North Africa, West Africa (Sub-Sahara) dan Asia-Pacific

Asep juga telah mengikuti berbagai program pengembangan Leadership and Managerial Development Trainings, di antaranya: Institut Européen d’Administration des Affaires (INSEAD), Singapore; Thunderbird University, New Mexico USA; Columbia University, New York USA dan Pemantapan Wawasan Kebangsaan di Lemhanas, Jakarta.

Berbagai publikasi teknis telah dibuat oleh Asep, baik untuk tingkat lokal, regional, maupun global.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *