MajmusSunda News, Tasikmalaya, Jawa Barat, Jum’at (14/3/2025) Artikel dalam Rubrik “KHASANAH”, berjudul “Perbedaan Penentuan Malam Nuzulul Qur’an, Begini Kata Para Ulama,”, ditulis oleh Agung
Nuzulul Quran bulan diturunkan ayat suci Al qur’an adalah momen istimewa yang bertepatan pada bulan Ramadhan Dalam menentukan kapan malam Nuzulul Qur’an kapan jatuhnya, para ulama berbeda pendapat.
Dikutip dari buku Permata Al-Quran oleh Prof Dr H Muhammad, secara harfiah Nuzulul Quran artinya peristiwa turunnya Al-Qur’an. Meski begitu, ada dua pengertian tentang Nuzulul Quran.
Pertama, dari kata “nazzala-yunazzilu” dengan makna konotatif turun secara berangsur-angsur. Kedua, dari kata “anzala-yunzilu” dengan makna denotatif menurunkan. Kedua makna ini relevan dengan turunnya Al-Qur’an.
Simak penjelasannya menurut para ulama berikut ini.
Waktu Nuzulul Quran Terjadi
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama terkait kapan Nuzulul Quran terjadi.
1. Nuzulul Quran Berlangsung setiap 17 Ramadhan
Diterangkan dalam buku 10 Malam Pertengahan Ramadhan oleh Shabri Shaleh Anwar, terdapat perbedaan pendapat terkait kapan Nuzulul Quran berlangsung. Pendapat pertama menyebut bahwa Al-Qur’an diturunkan berangsur-angsur dimulai sejak 17 Ramadhan dengan turunnya wahyu pertama yaitu surah Al Alaq ayat 1-5.
Terkait hal ini dijelaskan dalam surah Al Isra ayat 106 bahwa Allah SWT berfirman:
وَقُرْءَانًا فَرَقْنَٰهُ لِتَقْرَأَهُۥ عَلَى ٱلنَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَٰهُ تَنزِيلًا
Artinya: “Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.”
2. Nuzulul Quran Terjadi pada 10 Malam Terakhir Ramadhan
Pendapat lain mengatakan bahwa peristiwa Nuzulul Quran berlangsung pada 10 malam terakhir Ramadan. Pendapat kedua ini mengacu pada surah Al Qadr ayat 1-5,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengaturr semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.”
Dalil terkait Nuzulul Quran termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 185,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: “Bulan Ramadhan merupakan (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta menjadi pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapapun di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu (h), berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah sesungguhnya menghendaki kemudahan atasmu dan tidak menghendaki kesulitan. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.”
Judul: Perbedaan Penentuan Malam Nuzulul Qur’an, Begini Kata Para Ulama
Penulis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS