MajmusSunda News, Jumat (10/01/2025) – Artikel berjudul “Pendidikan Harapan” ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif, pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat dan Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Saudaraku, pendidikan itu cahaya harapan. Manakala suatu bangsa dilanda kegelapan, kekacauan, keterpurukan, sedang tiada tahu kunci jawabnya maka sandaran pamungkasnya adalah pendidikan.
Cahaya itu menyala perlahan, merambat pelan, mengusir bayangan kedunguan. Ia tak memaksa, hanya menawarkan terang bagi siapa saja sudi mendekat. Dalam setiap nyalanya, ada keberanian melawan kegelapan, ada pijar harapan dunia yang lebih baik.
Pendidikan baik adalah cahaya penuntun menuju dunia yang tak terbatas. Ia bukan sekadar angka di atas kertas atau huruf di rapor, melainkan perjalanan jiwa yang membangun mimpi. Di balik setiap buku yang dibuka, ada dunia baru yang menunggu dijelajahi di balik setiap kata yang diajarkan, ada makna yang membentuk karakter.
Dalam ruang kelas yang sunyi, terdengar suara-suara kecil penuh tanya, memecah kebekuan dengan keingintahuan. Guru bak lentera di malam gelap, menyalakan cahaya pengetahuan dengan kesabaran. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi pelukis masa depan yang dengan lembut membimbing tangan-tangan kecil menggambar dunia yang lebih baik.
Pendidikan itu seperti lilin adalah pengorbanan. Ia menghanguskan dirinya sendiri demi memberi terang yang lain. Guru yang tak lelah mendidik, aparat negara yang mengorbankan kenyamanan demi mencerdaskan kehidupan bangsa, orang tua yang banting tulang demi masa depan anak. Mereka tak bekerja sendiri, tetapi berantai menginspirasi lilin-lilin lain untuk menciptakan rantai cahaya yang makin luas.
Pendidikan bukan hanya tentang ruangan sekolah atau meja belajar. Ia hadir di setiap sudut kehidupan di percakapan sederhana dengan orang tua, di langkah pertama menuju keberanian di kegagalan yang mengajarkan kebijaksanaan. Ia terkandung dalam lembaran buku yang terbuka, dalam tanya jawab yang penuh rasa ingin tahu, dalam percakapan sederhana yang menggugah pikiran.
Pendidikan adalah janji kepada diri sendiri, bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik, lebih bijaksana dan lebih manusiawi. Ia adalah nyala api yang harus dijaga agar tak pernah padam di tengah angin kencang kehidupan. Sebab di dalam pendidikan, terletak kunci untuk membuka pintu-pintu masa depan yang penuh harapan.
***
Judul: Pendidikan Harapan
Penulis: Prof. Yudi Latif
Editor: Jumari Haryadi
Sekilas tentang penulis
Prof. Yudi Latif adalah seorang intelektual terkemuka dan ahli dalam bidang ilmu sosial dan politik di Indonesia. Pria yang lahir Sukabumi, Jawa Barat pada 26 Agustus 1964 ini tumbuh sebagai pemikir kritis dengan ketertarikan mendalam pada sejarah, kebudayaan, dan filsafat, khususnya yang terkait dengan Indonesia.

Pendidikan tinggi yang ditempuh Yudi Latif, baik di dalam maupun luar negeri, mengasah pemikirannya sehingga mampu memahami dinamika masyarakat dan politik Indonesia secara komprehensif. Tidak hanya itu, karya-karyanya telah banyak mengupas tentang pentingnya memahami identitas bangsa dan menguatkan nilai-nilai kebhinekaan.
Sebagai seorang akademisi, Yudi Latif aktif menulis berbagai buku dan artikel yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan dan Islam di Indonesia. Salah satu karya fenomenalnya adalah buku “Negara Paripurna” yang mengulas konsep dan gagasan mengenai Pancasila sebagai landasan ideologi dan panduan hidup bangsa Indonesia.
Melalui bukunya tersebut, Yudi Latif menekankan bahwa Pancasila adalah alat pemersatu yang dapat menjembatani perbedaan dan memperkokoh keberagaman bangsa. Gagasan-gagasan Yudi dikenal memperkaya wacana publik serta memperkuat diskusi mengenai kebangsaan dan pluralisme dalam konteks Indonesia modern.
Di luar akademisi, Yudi Latif juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Indonesia. Melalui perannya ini, ia berusaha membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Komitmennya dalam mengedepankan nilai-nilai kebangsaan membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh pemikir yang berupaya menjaga warisan ideologi Indonesia.
***