MajmusSunda News-Senayan, Jakarta Selatan . Kamis, (20/2/2025)-Pelantikan Pengurus PPI Dunia dengan Kabinet Indonesia Emas 2045 berjalan sukses dan lancar. Tagline Indonesia Emas 2045 menjadi target juga tujuan utama PPI Dunia per hari ini.
Pelantikan pengurus PPI Dunia ini berlangsung dengan acara Sustainable Development Expo 2024 yang dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2025 di Gedung Kemendikbudristek C berjalan dengan lancar dan Khidmat. Pengangkatan ini juga dilakukan secara hybrid dengan daring lewat media zoom. Anggota yang diangkat yaitu dengan jumlah 400 pengurus 66 negara terdiri dari 3 kawasan Asia Oceania mas Adam Thailand wakil koordinator dunia mas Ilham dari Jepang, timur Tengah Afrika mas Dailami Maroko wakil sekre dari Mesir, mba Aulia Jerman.
Sambutan dari Prof. Ahmad Najib Burhandi, Dirjen Dikbudristek, menyampaikan bahwa konsep “kabur aja dulu” sudah ada sejak lama. Dulu, kurangnya SDM dan industri menyebabkan banyak pelajar yang tidak kembali ke tanah air, sehingga dianggap sebagai kehilangan talenta (brain drain). Namun, kini ada konsep baru, yaitu “Brain Game,” yang menekankan perolehan talenta baru serta “Brain Circulation,” di mana pelajar yang belajar di luar negeri tetap bisa berkontribusi tanpa harus kembali ke tanah air.

Pada masa lalu, BJ Habibie memberikan peluang bagi para pelajar untuk belajar di luar negeri, dengan sekitar 20% di antaranya kembali ke Indonesia. Sementara itu, China memiliki sekitar 1 juta pelajar di luar negeri dan telah menerapkan sistem “Brain Train” dan “Brain Game” untuk meningkatkan kontribusi mereka. Dalam era globalisasi ini, konsep brain circulation memungkinkan transfer teknologi dan pendidikan, seperti yang diterapkan di China dan India.
Dalam konteks ini, talenta dapat berkontribusi dari mana saja. Pengetahuan bisa dibedakan menjadi tacit knowledge (keahlian melekat pada individu) dan explicit knowledge (pengetahuan yang dapat ditransfer). Persaingan perebutan talenta global antara perusahaan seperti Microsoft dan Google menunjukkan bahwa knowledge tidak hanya sebatas individu, tetapi juga bagian dari strategi negara. Loyalitas terhadap negara tidak harus diukur dari lokasi fisik seseorang, tetapi dari kontribusi yang diberikan.
Kemendikbudristek dan Kemenristek tidak ingin menahan para talenta agar harus kembali ke Indonesia, melainkan mendorong mereka untuk tetap berkontribusi dari luar negeri jika memungkinkan. Industri dalam negeri sendiri masih belum sepenuhnya siap menyerap talenta yang terlatih dari luar negeri. Oleh karena itu, sistem brain circulation harus dibangun untuk meniru praktik terbaik dari negara lain, dengan menjadikan mahasiswa luar negeri sebagai aset berharga bagi Indonesia Emas 2045.
Para pelajar dan peneliti di luar negeri harus menyerap ilmu sebanyak mungkin dan tetap berkontribusi, baik dari jarak jauh maupun dengan bekerja lintas negara. China, misalnya, menggunakan istilah “astronot” bagi para pelajarnya yang kembali dengan membawa keahlian untuk membangun negara.
Sambutan dari Dr. Ahmad Aditia menambahkan bahwa seseorang harus terus mengembangkan kontribusinya, terutama jika ada peluang di luar negeri. Nasionalisme tidak hanya diukur dari keberadaan fisik seseorang di Indonesia, tetapi dari dampak yang dihasilkan. Banyak akademisi dan profesional Indonesia yang berkarya di luar negeri, seperti Prof. Taufiq Kalkoi yang bekerja di Amerika di bidang DC Power House dan Prof. Mulyoto Pangestu yang meningkatkan kualitas peternakan melalui riset embrio.
Selain itu, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam sektor pendidikan, seperti kekurangan 300 ribu guru, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Salah satu contoh adalah mahasiswa pendidikan yang dikirim ke NTT, yang harus menyeberangi sungai untuk mengajar setiap Jumat. Ini menunjukkan bahwa keinginan untuk berkontribusi bagi Indonesia tetap kuat, baik di dalam maupun luar negeri.
Adhi Marhadi, Koordinator Overseas Indonesian Student Association Alliance (OISAA) 2024-2025, mengajak anak muda untuk kembali membangun Indonesia Emas 2045. Meskipun banyak tantangan saat berada di luar negeri, hati dan kontribusi tetap untuk Indonesia. Dengan diangkatnya pengurus PPI Dunia 2024-2025 diharapkan pelajar Indonesia yang ada di seluruh dunia bisa berkontribusi maksimal dan bisa kembali ke Indonesia dengan meraih ilmu yang telah mereka peroleh.
***
Judul: Pelantikan Pengurus PPI Dunia dengan Kabinet Indonesia Emas 2045
Jurnalis: Mochamad Rafiealdo Said
Editor: Izzan Faruqy Azzahir