Panglima TNI (Purn) H Edi Sudradjat, Teureuh Sunda Lahir di Jambi, Sosok Jenderal yang Sederhana

Selain terkenal dengan tiga jabatan dalam satu waktu, Edi Sudrajat juga cukup dikenal sebagai orang yang sederhana.

Jenderal TNI (Purn) Edi Sudrajat menjabat tiga jabatanKepala Staf TNI-AD (KSAD), Panglima ABRI, Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia, dalam waktu yang bersamaan (Foto: Istimewa)

MajmusSundaNews- Jenderal TNI (Purn.) H. Edi Sudradjat, S.H.  teureuh Sunda lahir di Jambi, pada tanggal 22 April 1938. Ia anak dari pasangan Raden Momon Wirakusumah dan R. Ratnaningsih.

Dalam kehidupannya memang tidak jauh-jauh dari dunia kemiliteran, ia berkecimpung sejak menempuh pendidikan Akademi Militer. Selain terkenal dengan tiga jabatan dalam satu waktu, Edi Sudrajat juga cukup dikenal sebagai orang yang sederhana.

Edi Sudrajat   adalah salah seorang tokoh militer Indonesia. Ia adalah satu-satunya orang yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI-AD (KSAD), Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.

Ia adalah anak ketujuh sekaligus adik dari Sekarningrum Wirakusumah (yang adalah istri dari Wiranto Arismunandar).

Perwira Muda Lulusan Terbaik

Lulusan Akademi Militer Nasional angkatan pertama (1960) di mana ia juga terpilih sebagai lulusan terbaik angkatan tersebut, ia lalu ditugaskan sebagai Komandan Peleton di Batalyon Infanteri 515 di Tanggul, Jember selama dua tahun (1961–1962) dan berpartisipasi dalam Operasi Trikora.

Setelah itu pada tahun 1960-an Sudradjat ditugaskan dalam operasi melawan pihak Republik Maluku Selatan, Organisasi Papua Merdeka, serta Gerakan 30 September.

Perwira Tinggi dengan Segudang Prestasi dan Jabatan

Pada tahun 1980 ia menjadi Brigadir Jenderal dengan jabatan Panglima Komando Tempur Lintas Udara Kostrad. Setahun kemudian ia menjadi Panglima Kodam II/Bukit Barisan di Medan dengan pangkat Mayor Jenderal hingga tahun 1983, dan lalu menjadi Pangdam Kodam VI/Siliwangi di Bandung pada tahun 1983-1985.

Selama dua tahun setelah itu (1985–1986), Sudradjat diangkat sebagai Asisten Operasi Kasum ABRI sebelum lalu menjadi Letnan Jenderal untuk jabatan Wakil Kepala Staf TNI-AD dari tahun 1986 hingga 1988.

Kemudian dari tahun 1988 hingga 1993, ia menjadi Kepala Staf TNI-AD. Tahun 1993, ia dipercaya menjadi Panglima ABRI menggantikan Try Sutrisno.

Sudradjat adalah perwira tinggi pertama lulusan AMN yang menjadi Panglima ABRI. Selain itu, pada tahun yang sama ia diangkat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan dalam Kabinet Pembangunan VI.

Jabatan rangkap tersebut ia laksanakan sebelum ia menyerahkan jabatan Panglima ABRI kepada Jenderal TNI Feisal Tanjung, mantan Kasum ABRI yang melejit setelah memimpin DKP pada kasus Santa Cruz, Timor Timur. Terakhir ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.

Suami dari Lulu Lugiyati, mungkin banyak orang tidak mengetahui siapa sosok dibaliknya. Ia adalah satu-satunya tokoh militer Indonesia yang pernah menduduki tiga jabatan tinggi militer sekaligus dalam waktu bersamaan.

Alma mater dari Akademi Militer Nasional (1960), punya anak 4 salah satunya Iman Budiman, prifesi dan pekerjaannya sebagai tentara (TNI) dan juga politikus. Ia sempat aktif mendirikan PKPI (1999-2006)

Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.

Saat Edi Sudrajat Sindir Anak Buahnya dengan Tampilan Berbeda

Dalam suatu kesempatan, tak tanggung-tanggung, Edi sempat menyindir anak buahnya yang berpenampilan berbeda dari yang lain.

Edi Sudrajat dikenal sebagai prajurit yang penuh kesederhanaan. Dengan sikapnya yang seperti itu, Edi sangat tidak menyukai anak buahnya yang tampil beda.

Salah satu kasusnya ketika Haris Sudarno yang berpangkat Brigadir Jenderal itu tidak mengenakan PDH atau Pakaian Dinas Harian yang biasa.

Melainkan memakai seragam yang bahannya standar US Army, oleh-oleh dari atasannya yang beberapa waktu sebelumnya baru pulang dari Amerika Serikat.

Hal tersebut membuat menarik perhatian Edi, lalu ditegurlah dia. “Kita kan sudah ada jatah, Ris. Kok, kamu maunya yang keren, lain sendiri? Kayak selebriti saja kamu itu,” tutur Edi.

Selain itu, Edi juga mencanangkan prinsip “back to basic” atau kembali ke barak yang artinya prajurit tentara harus mulai meninggalkan bisnis militernya dan fokus pada tugasnya masing-masing

Jenderal TNI (Purn) Edi Sudradjat (68), meninggal dunia sekitar pukul 13.15, Jumat 1 Desember 2006 akibat gangguan paru-paru di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Jenazahnya Dimakamkan di TMP Kalibata.

Judul: Panglima TNI (Purn) H Edi Sudradjat, Teureuh Sunda Lahir di Jambi, Sosok Jenderal yang Sederhana
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *