MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (24/11/2024) – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Sc., mengungkapkan rahasia panjang umur organisasi Muhammadiyah yang kini sudah mencapai usia 112 tahun. Hal tersebut dikatakan Prof. Dadang saat beliau menjadi narasumber dalam acara “Pengajian dan Peringatan Milad Muhammadiyah ke-112 M” yang berlangsung pada Minggu (24/11/2024) di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Sarimanah I No.38, Sarijadi, Kota Bandung.
Peringatan Milad ke-112 Muhammadiyah yang mengangkat tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua” tersebut dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sukasari, Kota Bandung. Acara tersebut dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bandung, PW Aisiyah, PC Muhammadiyah Sukajadi, dan, anggota Dewan Pakar Majelis PW Muhammadiyah Jawa Barat, serta Asep Zaenal Mustofa, S.K.M., M.Epid., sebagai Sekretaris Dewan Pakar Paguyuban Asep Dunia (PAD) yang juga anggota Dewan Pekerja Majelis Musyawarah Sunda (MMS).

Dalam paparannya selaku narasumber, Prof. Dadang menyebutkan ada beberapa rahasia mengapa organisasi Muhammadiyah berumur panjang, di antaranya yaitu:
Pertama, Muhammadiyah itu bermanfaat. Selama Muhammadiyah itu bermanfaat maka selama itu pula Muhammdiyah akan diberi usia panjang oleh Allah Swt. Semakin tua usia Muhammadiyah bukan semakin lemah dan semakin lalai, tetapi semakin bersinar.
Prof. Dadang menyebutkan beberapa bukti kalau Muhammadiyah itu semakin maju dan berkembang dari masa ke masa, di antaranya beliau mengatakan bahwa Muhammadiyah itu bukan level nasional lagi melainkan level internasional.
“PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah – red) kita sudah ada 30 di seluruh dunia. Amal usaha kita sudah mulai ada di Australia, di Malaysia, di Kairo, di Libanon, dan sekarang ada di Spanyol. Itu semua menggambarkan bahwa Muhammadiyah makin lama bukan makin melempem, tetapi Muhammadiyah makin lama makin bersinar terang sebagaimana mata hari yang menjadi lambang Muhammadiyah,” ungkap Prof. Dadang memberikan semangat kepada para hadirin.
Kemudian Prof. Dadang juga menjelaskan sebuah penelitian di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa berorganisasi itu sangat bermanfaat. Orang yang senang berorganisasi jauh lebih sehat dibandingkan dengan orang yang tidak berorganisasi. Orang yang kawin itu lebih sehat dibandingkan orang yang tidak kawin.
“Jadi itu memang kata Rasulullah SAW, siapa yang dipanjangkan usianya, diperbanyak rezekinya, perbanyak silaturahmi,” tambah Prof. Dadang.
Kedua, Muhammadiyah itu dipimpin oleh sumber daya manusia yang amanah. Menurut Prof. Dadang, Allah menyarankan kita untuk beriman dan bertakwa. Sebelum menjadi pimpinan Muhammadiyah harus memegang iman dan takwa dulu. Punya keyakinan kuat kepada Allah.


“Tauhid itu menjadi sumber inspirasi, sumber tauhid, sumber keyakinan orang-orang Muhammadiyah. Sebelum menjadi Ketua PRM, Ketua PCM, Ketua PDM, Ketua PWM, dan Ketua PP harus memiliki iman dan takwa. Apa itu takwa? Takut kepada Allah,” jelas Prof. Dadang.
Kalau semua pimpinan Muhammadiyah takut kepada Allah maka siapapun yang memegang jabatan tertentu tidak akan mau melakukan korupsi. Kalaupun memegang jabatan di pemerintahan, seperti jadi menteri, jadi Dirjen, atau jadi apapun, dia tak mau korupsi. Oleh sebab itulah mengapa iman dan takwa menjadi hal penting yang wajib dimiliki oleh insan Muhammadiyah.
Prof. Dadang juga menyinggung soal budaya korupsi yang kini sedang melanda bangsa Indonesia. Kenapa semua itu terjadi? Karena terjadi pembiaran. Beliau menyebutkan para pelaku korupsi yang sedang memegang jabatan di pemerintahan dan lembaga negara melakukan hal-hal yang buruk, seperti undang-undangnya dilemahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga dilemahkan, dan lain-lainnya.

“Alhamdulillah orang-orang Muhammadiyah tidak korupsi. Kalau orang Muhammadiyah korupsi, tidak akan jadi TK. Mengapa usaha kita itu luar biasa? Kalau sekarang itu ada 26.000 sekolah dari TK sampai SMA, 172 perguruan tinggi, 420 balai kesehatan. Rumah sakitnya juga 122, pesantren, panti sosial, dan lain-lain. Tidak ada negara atau organisasi Islam sehebat Muhammadiyah,” ungkap Prof. Dadang.
Ketiga, bersatu, tidak boleh bertengkar. Prof. Dadang menceritakan saat beliau bertemu Jenderal TNI (Purn.) Gatot Nurmantyo tahun 2015, saat masih menjabat sebagai Panglima TNI, usai Muktamar Muhammadiyah di Makasar. Saat itu Gatot bertanya, mengapa orang Muhammadiyah itu kalau musyawarah itu sejuk, damai, tidak ada ribut-ribut, berbeda dengan organisasi lain.
Kemudian Prof. Dadang menjawab, ”Pak Jenderal, orang Muhammadiyah itu mau menjadi pimpinan untuk beribadah kepada Allah.”
Kemudian Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Sc. menambahkan bahwa siapapun yang terpilih jadi pimpinan maka orang yang tak terpilih tak mempermasalahkannya sehingga semuanya baik-baik saja, sejuk, dan damai.
“Maka kalau kita terpilih dan tidak serius menjalankannya, itu berdosa karena menghalangi orang lain yang mau jadi pemimpin,” jelas Prof. Dadang mengingatkan hadirin.
***
Judul: Milad Muhammadiyah ke-112: Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Sc. Ungkapkan Rahasia Panjang Umur Organisasi Muhammadiyah
Jurnalis: Jumari Haryadi/Asep Zaenal Mustofa
Editor: JHK












