MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/03/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Mengokohkan Jati Diri Bulog” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Senapas dengan sejarah kelahirannya, BULOG memang dirancang untuk selalu “dekat” dengan petani. Para perintis dan mereka yang punya gagasan mendirikan BULOG, tidak sebersit pun tercatat dalam nurani mereka, untuk menjadikan BULOG sebagai “musuh petani”. BULOG adalah inheren dengan jiwa kaum tani. Oleh karena itu, akan terasa menggelikan, jika kemudian muncul opini bahwa kiprah BULOG tidaklah senafas dengan aspirasi kaum tani. Terlebih-lebih bila lahir sebuah vonis yang secara tegas menandaskan bahwa BULOG sekarang sangat tidak berpihak pada “need” dan “will” para petani.
Semangat yang menyatakan kedekatan BULOG dengan petani, kelihatannya harus tetap digemakan dan digaungkan terus-menerus. Segudang bukti, baik yang berwujud secara fisik mau pun dalam bentuk cita-cita, sudah waktunya dibeberkan kepada masyarakat.

BULOG tidak dilahirkan untuk menjadi pengkhianat kaum tani. BULOG tidak disiapkan tampil menjadi lembaga yang berkiprah untuk menyengsarakan petani. Dan kita pun tentu akan mengutuk keras jika selama ini berkembang kehendak dari sekelompok orang yang sepertinya ingin memarjinalkan BULOG sebagai lembaga pangan yang keberadaannya telah dirasakan oleh petani.
Segenap anak bangsa di tanah merdeka ini, mestilah memahami dengan benar tentang bagaimana sebetulnya latar belakang dan nilai normatif keberadaan BULOG di republik ini. Idealisme yang cukup sakral tersebut, tentu harus dilestarikan dan senantiasa melekat dalam setiap sosok anak bangsa.
Pencerahan sekaligus juga pencerdasan tentang ruh bahwa BULOG adalah bagian integral dari kehidupan petani, dimana salah satu tugas esensialnya adalah berjuang habis-habisan untuk dapat berperan sebagai pembela dan pelindung kaum tani, pasti bukan hanya tercatat di atas kertas.
Tidak juga hanya sekedar catatan dokumentasi dalam lembaran negara semata. Apalagi jika hanya sekedar pemanis pidato para petinggi negeri ini, demi memperoleh dukungan dan simpati masyarakat semata.
Justru yang lebih dimintakan adalah bagaimana langkah kita agar semangat ini dapat diejawantahkan dalam kehidupan nyata di lapangan ? Bagaimana kemampuan para perintis, pendiri, pejuang dan generasi penerus BULOG agar tetap menghangatkan dan mengaktualkan nilai-nilai luhur dari kehadiran “lembaga parastatal” di negeri ini ?
Sampai sejauh mana pula para pengelola BULOG sekarang mampu memberi bukti bahwa lembaga yang dikelolanya itu, sungguh-sungguh berkiprah demi kesejahteraan petani pada khususnya dan masyarakat pada umumnya ?
Apakah para perencana BULOG masa kini, masih memiliki hubungan emosional dengan masa lalu tatkala BULOG ini didirikan; ataukah sudah mengalami pergeseran sebagai dampak nyata dari berubahnya status BULOG, dari Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) menjadi Perusahaan Umum (PERUM)? Bahkan penting sekali diangkat ke permukaan benarkah para pengelola BULOG saat ini masih tetap akan konsisten dan berjalan diatas track sebagaimana yang puluhan tahun lalu dicanangkan oleh “founding” BULOG itu sendiri ? Benarkah para pemimpin Bulog saat ini masih akan berjuang untuk mensejahterakan petani ?
Inilah barangkali beberapa catatan kecil yang sangat baik untuk dijadikan bahan renungan serta telaahan kita bersama. Bulog sekali pun kini hanya sebuah ikon, rasa-rasa nya kita tetap optimis bahwa persahabatan nya dengan petani akan berlangsung sepanjang massa. Bulog tetap akan berjuang untuk kesejahteraan petani.
Dalam rangka mengejawantahkan semangat itulah, dibutuhkan ikhtiar yang komprehensif, terukur, terstruktur dan akuntabel, sehingga makna bertanggungjawab dan bertanggunggugat dapat diwujudkan secara riil.
Termasuk juga di dalamnya, guna meneropong secara cermat tentang program kemitraan yang selama ini dikembangkan, terutama yang berkaitan erat dengan kesungguhan BULOG untuk tetap melestarikan visi dan misi nya selaku lembaga yang pro petani.
***
Judul: Mengokohkan Jati Diri Bulog
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi