MajmusSundaNews, Jakarta, Jumat, (8/11/2024)-Dunia pendidikan Indonesia kembali dikagetkan dengan kabar penghentian Kurikulum Merdeka (Kurmer).
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, dikabarkan tengah mempertimbangkan serius untuk menghentikan penerapan Kurikulum Merdeka di seluruh jenjang pendidikan.
Keputusan ini diambil setelah Mendikdasmen melakukan evaluasi mendalam terhadap pelaksanaan Kurikulum Merdeka.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti telah menerima banyak masukan dari berbagai pihak, terutama para guru dan praktisi pendidikan.
Keluhan mengenai kompleksitas Kurikulum Merdeka, kurangnya kesiapan guru, serta penurunan efektivitas pembelajaran menjadi beberapa alasan utama dibalik pertimbangan tersebut.
“Banyak guru yang merasa kesulitan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Beban kerja mereka semakin bertambah, sementara dukungan yang diberikan belum memadai,”kata seorang guru SMA di Jakarta yang enggan disebutkan namanya.
Selain itu, hasil evaluasi juga menunjukkan adanya penurunan kualitas pembelajaran dan output pendidikan secara umum.
Beberapa indikator seperti nilai rata-rata siswa, minat belajar, dan kemampuan berpikir kritis mengalami penurunan setelah penerapan Kurikulum Merdeka.
Apakah Deep Learning Jadi Alternatif?, Bisa Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa
Beredar kabar bahwa Kementerian Pendidikan tengah mempertimbangkan untuk mengadopsi pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam atau deep learning sebagai pengganti Kurikulum Merdeka.
Pendekatan ini dinilai lebih relevan dengan perkembangan zaman dan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.
Deep learning menekankan pada pemahaman konsep yang mendalam, bukan hanya menghafal. Hal ini sejalan dengan tuntutan abad ke-21.
Namun, hingga saat ini Mendikdasmen Abdul Mu’ti belum memberikan konfirmasi resmi mengenai penghentian Kurikulum Merdeka dan penerapan deep learning. Pihak Kementerian Pendidikan masih terus melakukan kajian dan diskusi dengan berbagai pihak terkait.
Kabar penghentian Kurikulum Merdeka ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Sebagian besar guru dan orang tua menyambut positif keputusan ini.
Mereka berharap kebijakan baru dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi selama ini.Kebijakan baru ini diharapkan dapat memberikan kejelasan dan mengurangi beban kerja guru.
Kurikulum Merdeka Diganti Tidak Sedikit yang Kecewa
Namun, tidak sedikit pula yang merasa kecewa dengan rencana penghentian Kurikulum Merdeka.Mereka menilai bahwa kurikulum ini memiliki banyak potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Kurikulum Merdeka sebenarnya memiliki konsep yang bagus. Hanya saja, perlu ada perbaikan dan dukungan yang lebih baik,” kata seorang pemerhati pendidikan.
Nasib Kurikulum Merdeka masih menjadi tanda tanya. Publik menantikan keputusan final dari Kementerian Pendidikan.
Oleh karena itu, diharapkan pemerintah dapat mengambil keputusan yang bijak dan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak.
Judul: Mendikdasmen Stop Kurikulum Merdeka, Benarkah? Simak Penjelasannya
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: