MajmusSundaNews-Masjid Salman ITB yang kini menjadi pusat aktivitas keislaman mahasiswa di ITB awalnya dibangun saat Ukar Bratakusuma saat menjadi Rektor ITB.
Pada saat Ukar Bratkusuma menjadi Rektor ITB, kondisi keuangan ITB sedang dalam kesulitan.
Namun dengan Ukar Bratakusuma ITB berhasil keluar dari keuangan. Hanya saja saat itu juga ITB belum punya tempat sarana ibadah.
“Adanya mesjid semoga berpengaruh pada pertumbuhan akhak yang baik para calon sarjana. Atas pertimbangan itu permohonan panitia langsung disetujui. Setelah mendapat persetujuan, masjid dapat dibangun,” jelas Ukar seperti yang ditulis M. Al Asrar dalam bukunya Seorang Pejuang dan Pelopor Pertambangan
Masjid Salman, salah satu masjid tempat ibadah mahasiswa muslim ITB dan mahasiswa pada umumnya yang paling terkenal di Bandung hingga saat ini.
Ditambahkan Ukar, dengan disandangnya saya menjadi Rektor ITB, Iapun mempunyai tiga jabatan rangkap: Direktur Utama suatu perusahaan negara. Deputy Ketua Bappenas dan Rektor ITB.
Untuk menjalani keperluan tiga tugas itu, saya membagi waktu dua hari dalam seminggu untuk masing-masing tugas, ditambah dengan hari Minggu disediakan untuk urusan yang bertalian dengan kegiatan mahasiswa, untuk melaksanakan tugas sebagai rektor saya mendapat tunjangan Rp. 1000,- sebulan,” imbuh Ukar ditulis dlam buku yang sama .
Ukar menambahkan yang sangat dipentingkan oleh kakeknya, adalah mengenai sikap dan tingkah laku terhadap sesama manusia dan dunia sekitar kita.
Dalam hal ini, tutur Ukar manusia sederajat dalam hubungan sosial. Ia harus menempatkan diri di dalam masyarakat, dimana ia menjaga kelangsungan hidupnya dan di mana orang-orang harus mengindahkan peraturan-peraturan.
“Ini yang membentuk pemikiran saya, negeri kita harus makmur, bukan diri kita yang makmur,” tegas Ukar.
Iapun menceritakan pengalamannya saat bermain dengan teman sebayanya.
Dituturkannya, jika sedang bersama-sama anak sebaya lainnya yang tidak memakai baju sehingga telanjang dada, misalnya, sayapun berbuat demikian.
Tapi di rumah, saya harus memakai baju, dan kepada saya diberitahukan bahwa di rumah pun teman-temannya tidak memakai baju karena memang tidak punya baju. Dengan demikan saya sudah bisa belajar bersyukur.
“Pertimbangkanlah selalu keadaan orang lain. Janganlah berbuat sesuatu terhadap orang lain, yang kita sendiri tidak menginginkannya. Di lain hari saya mendengar pula kata-kata dari orang bijak: berilah tiap-tiap orang apa yang seharusnya dan jangan berbuat yang tidak seharusnya,” tutur Ukar
Judul: Jasa Ukar Bratakusuma Membangun Masjid Salman ITB, Sarana Ibadah yang Monumental Hingga Kini
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS