Ini SE Terbaru Kemenag dan Ketentuan Takbiran Idul Fitri, Simak Penjelasannya

"Umat Islam dianjurkan untuk mengisi dan meningkatkan syiar pada pada bulan Ramadhan hingga takbiran Idul Fitri di masjid, musala, dan tempat lain d engan tetap menjaga suasana ketertiban, keamanan, dan kenyamanan," bunyi ketentuan dalam Surat Edaran Menteri Agama

Gedung Kementerian Agama (Kemenag) RI (Sumber:pendis.kemenag.go.id)

MajmusSunda News, Jakarta, Kamis, (27/3/2025)- Kementerian Agama (Kemenag) menerbitkan surat edaran (SE) panduan ibadah dan Idul Fitri 1446 H/2025 M yang salah satunya memuat ketentuan takbiran. Pelaksanaan takbiran Idul Fitri bisa dilakukan di masjid, musala, dan tempat lain dengan tetap menjaga ketertiban, keamanan, dan kenyamanan.

“Umat Islam dianjurkan untuk mengisi dan meningkatkan syiar pada pada bulan Ramadhan hingga takbiran Idul Fitri di masjid, musala, dan tempat lain d engan tetap menjaga suasana ketertiban, keamanan, dan kenyamanan,” bunyi ketentuan dalam Surat Edaran Menteri Agama Nomor 2 tahun 2025 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi.

Takbiran Idul Fitri dilaksanakan mulai malam Hari Raya Idul Fitri, tepat setelah Ramadan berakhir. Pemerintah akan menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1446 H dalam sidang isbat yang dijadwalkan pada Sabtu, 29 Maret 2025.

Menurut edaran yang diteken pada 14 Maret 2025 itu, Menag Nasaruddin Umar  mengimbau umat Islam beribadah saat Ramadhan dan Idul Fitri dengan menyenangkan dan menenangkan sesuai ketentuan syariat serta menjunjung tinggi toleransi.

 

Bacaan Takbiran Idul Fitri

Imam al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin memaparkan bacaan takbir Idul Fitri dengan lafaz berikut ini,

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً لا إِلَهَ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَلَهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Artinya: “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Kabiiran. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Dia, tiada sekutu bagi-Nya walaupun dibenci orang-orang kafir.”

Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar yang diterjemahkan Arif Hidayat mengatakan disunnahkan takbiran Idul Fitri pada malam hari raya Idul Fitri sampai imam berdiri memimpin salat Id pada pagi harinya. Kemudian, disunnahkan melanjutkan takbir setelah salat atau dalam semua keadaan.

Para sahabat meriwayatkan sejumlah bacaan takbir Hari Raya Idul Fitri. Mereka juga berpendapat boleh hukumnya takbiran dengan lafaz yang biasa diucapkan orang-orang sebagai berikut,

للهُ اكبَرْ, اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر, اللهُ اكبَرُوَِللهِ الحَمْد

 

Artinya: “Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada tuhan melainkan Allah, dan Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.”

Judul: Ini SE Terbaru Kemenag dan Ketentuan Takbiran Idul Fitri, Simak Penjelasannya
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *