MajmusSunda News , Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (02/04/2025)– Bersyukur adalah cara berterima kasih atas semua nikmat dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT, karena dengan mensyukuri segala kenikmatan-Nya merupakan salah satu bagian dari tanda keimanan seseorang kepada Allah SWT. Bersyukur juga dapat diartikan dengan menerima segala nikmat yang telah Allah SWT berikan sebagai sarana ibadah dan menjaga diri dari segala macam bentuk kemaksiatan.
“Wa iz ta’azzana rabbukum la’in syakartum la’azidannakum wa la’in kafartum inna ‘azabi lasyadid”. Artinya, “Dan gangguan ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘sebenarnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS Ibrahim ayat 7).
Sesungguhnya Allah SWT sayang kepada hamba-Nya. Banyak cara Allah dalam mewujudkan bentuk kasih sayangnya kepada kita. Salah satunya dengan sakit. Sesungguhnya sakit dapat menjadi media bagi kita untuk memikirkan arti dari sebuah kenikmatan badan yang sehat.
“Salah satunya melalui sakit, Allah SWT menguji iman kita. Dimana Allah SWT ingin membuktikan sejauh mana kita mampu ikhlas dan bersabar dalam menghadapi ujian dan cobaan,” kata Asep Ruslan yang akrab disapa Kang Asep, jurnalis MajmusSunda News saat berobat di UGD RS Humana Prima Jl. Rancabolang No. 21 kota Bandung, Selasa (01/04/2025) malam.

Dirinya mendapat musibah di hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah pada Senin (31/03/2025) sekitar pukul 08.00 Wib, dimana jempol kaki bagian kirinya terbentur batu dengan keras saat berjalan kaki pulang dari Masjid Al Amanah RW.07 Komplek Griya Bandung Indah (GBI) Desa Buahbatu, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, selesai shalat Idul Fitri menuju rumahnya. Mengakibatkan kukunya tercabut, berdarah, dan badannya terasa demam.
Dalam kehidupan, kata Kang Asep, kadang kita sehat kadang kita sakit. Sehat, sakit, dapat kebahagiaan dan ditimpa musibah adalah terjadi semuanya atas kehendak Allah SWT. Hidup dan mati pun di tangan Allah SWT, Allah Maha menghidupkan dan Allah Maha mematikan.
“Allah SWT yang telah mengizinkan terjadinya musibah berupa terbenturnya jempol kaki kiri saya dengan batu, padahal saya saat itu tidak berjalan sendirian. Ada anak, istri dan beberapa orang tetangga rumah,” ucapnya.
Wa iy yamsaskallâhu bidlurrin fa lâ kâsyifa lahû illâ huw, wa iy yamsaska bikhairin fa huwa ‘alâ kulli syai’ing qadîr. Artinya : Jika Allah menimpakan kemudaratan Anda, tidak ada yang dapat membantu selain Dia; dan jika Dia memberikan kebaikan kepada Anda, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS Al-An’aam ayat 18).
Demikian ketentuan dari Allah. Ketika mendapatkan kenikmatan atau kebahagiaan, kita sangat mudah menerima kenyataan itu. Namun ketika musikah datang menimpa kita, tidak mudah menghadapinya.
“Padahal ketika suatu musikbah itu datang, kita menyikapinya dengan sabar dan tawakal, Insya Allah kita akan menemukan kenikmatan luar biasa yang ada di dalamnya,” kata Kang Asep.

Karena badannya terasa demam, dan jempol kaki bagian kiri juga belum hilang. Juga dua bulan yang lalu, jempol kaki bagian kanan kondisinya sakit akibat salah potong kuku. Maka pada Selasa 1 April 2025 pukul 19.30 Wib, Diantar anak dan isrinya berobat ke UGD RS Humana Prima Jl. Rancabolang No.21 kota Bandung.
Wa idzâ maridltu, fa huwa yasyfîn, Artinya: Ketika aku sakit, Dialah (Allah SWT) yang menyembuhkanku (QS Asy-Syu’ara ayat 80).
“Alhamdulillah setelah tindakan medis selama 1,5 jam, kuku yang mau terlepas di jempol kaki bagian kiri bisa dicabut dengan baik. Juga jempol kuku di kaki bagian kanan juga di cabut, agar tidak sakit, dan pertumbuhannya agar baik dan normal,” ucapnya.
Dirinya mengucapkan terima kasih kepada Tim Medis UGD RS Humana Prima, atas pelayanan dan tindakan medisnya yang baik. Jazakumullahu khairan katsiran, semoga Allah SWT membalas kalian dengan kebaikan yang banyak.

Namun sayang BPJS Kesehatan yang dimilikinya tidak dapat dimanfaatkan. Alasan pihak RS Humana Prima, karena tidak masuk dalam “Kriteria Gawat Darurat yang bisa menggunakan KIS/BPJS Kesehatan” sesuai Permenkes RI Nomor 47 tahun 2018 tentang pelayanan Kegawatdaruratan.
Dari peristwa musibah yang di alami ini, kang Asep, ingin berbagi pengalaman dengan pembaca. Siapa tahu ada manfaatnya terutama bagi pembaca yang mengalami hal serupa atau yang sedang terbaring karena sakit.
“Banyak keistimewaan yang didapat ketika seseorang sedang sakit, salah satunya kita bisa mendapatkan banyak pahala, begitupun sebaliknya sakit bisa pula menyebabkan kita berbuat dosa. Untuk itu saya ingin mengingatkan bagaimana tuntunan Islam soal sakit, sehingga kita mudah menerima dan mengambil hikmah dari setiap kejadian yang terjadi,” ucap kang Asep.
Tiada gading yang tak retak atau tiada mawar yang tak berduri adalah peribahasa yang artinya tidak ada sesuatu yang sempurna. Jadi yang lebih penting adalah bagaimana kita menjadi hamba yang baik ketika sakit atau ketika tertimpa musibah.
“Karena sakit itu merupakan hal yang pasti terjadi, sedangkan bagaimana sikap kita saat sakit, itu kembali tergantung kepada kita,” ujarnya.
Dengan menyadari bahwa semua itu hakikatnya dari Allah SWT, maka hati akan mudah untuk pasrah. Kita bisa menerima suatu keadaan yang tidak diinginkan, karena kita sudah mengetahui Allah SWT mempunyai maksud tertentu dengan keadaan ini.
“Allah SWT ingin menguji kita, Allah SWT ingin menaikkan derajat kita, Allah SWT ingin menggugurkan dosa-dosa kita, dan sebagainya. Dengan demikian, sangat penting bagi seorang muslim mengetahui bahwa hidup, mati, sehat, dan sakit hakikatnya dari Allah SWT,” tutupnya.
Dengan sakit, maka seseorang bisa khusyu berdo’a. Ia merintih berdo’a dengan penuh pengharapan kepada Rabbnya. Allah SWT senang mendengar permohonan hamba-Nya itu.
“Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan apabila kita sakit, maka kita diperintahkan berobat dengan hal-hal yang di halalkan. Ketika kita menjalani hal ini, yaitu berobat dengan ikhlas dan sabar, maka usaha ini termasuk ibadah yang bernilai di mata Allah,” tutupnya.
Begitulah berbagai ujian, cobaan, musibah, termasuk di dalamnya penyakit yang kita derita mengandung banyak hikmah yang bisa Kia Renungkan. Dengan demikiaan, kita akan mendapat banyak manfaat dari renungan dan hikmah tersebut. Tidak saja yang sakit, tapi bagi siapa saja yang dapat memetik hikmah atas kejadian tersebut.
Judul: Hikmah dan Renungan Ketika Dapat Musibah atau Sakit
Jurnalis: Arus
Editor: Asep Ruslan.