MajmusSundaNews-Dampak game online ternyata telah menggeser permainan anak-anak Sunda yang kini diambang kepunahan. Anak-anak sekarang sudah mulai tidak tertarik lagi dengan permainan yang dulu sangat digemari anak-anak di Tatar Sunda (Jawa Barat).
Bagi orang tua kelahiran 1965 hingga 1970 di Tatar Sunda (Jawa Barat), mungkin masih ingat, saat masa kecil masih suka ikut permainan anak-anak dalam lidah Sunda dikenal dengan kaulinan barudak.
Kaulinan yang artinya permainan, berasal dari kata ulin (main). Sedangkan barudak memiliki arti anak-anak. Secara tradisi, permainan ini sudah ada sejak zaman dahulu kala.
Dikutip dari situs jabarprov.go.id, keunikannya adalah sebagai berikut:
Permainan Sunda memiliki nilai yang kolektif, karena pelaksanaannya selalu melibatkan banyak orang.
Selain untuk hiburan, permainan Sunda berhubungan dengan aspek sosial, pendidikan, dan kreativitas motorik. Permainnya cenderung memanfaatkan tempat yang luas, sehingga memiliki nilai ekonomis tinggi.
Selain itu, yang paling menarik dari kaulinan barudak Sunda adalah penggunaan nyanyian berbahasa Sunda atau kakawihan di beberapa jenis permainan.
Akibat kemunculan game online, beberapa permainan tradisional anak di Sunda semakin jarang dimainkan atau dilakukan anak-anak kiwari.
Kendati ada juga yang masih eksis, jumlahnya pun tak seberapa. Macam-Macam Kaulinan Barudak Sunda.
Dirangkum dalam buku Kompilasi Permainan Rakyat Menggali Nilai-Nilai Budaya karangan Daniel Rusyad (2020: 58), berikut contoh permainan tradisional anak-anak di Sunda atau dikenal dengan kaulinan barudak Sunda.
Simak berikut kaulinan barudak yang kini diambang punah
1.Egrang atau Jangkungan
Egrang menjadi permainan tradisional yang menyenangkan untuk dimainkan. Anak-anak akan menggunakan dua tongkat bambu yang memiliki pijakan sebagai tumpuan kaki.
Permainan egrang membutuhkan keseimbangan serta konsentrasi, agar bisa berjalan ke depan, ke belakang, maupun ke samping kiri dan kanan.
2. Ucing-Ucingan
Permainan ini bisa dilakukan anak laki-laki maupun perempuan. Seorang anak dipilih melalui cara pemilihan tertentu, seperti suten, hompimpah, atau kacang-kacangan untuk menjadi ucing.
Tugas seorang ucing itu ialah mengejar temannya yang lain dan harus bisa menyentuh satu per satu. Permainan selesai jika si ucing berhasil menyentuh semua temannya.
3.Sapintrong
Permainan ini dimainkan anak-anak perempuan menggunakan alat bantu dari karet gelang yang dirangkai panjang menyerupai tali. Dua orang memainkan tali karet dengan cara diputar-putar, sedangkan satu orang lainnya berloncat menghindari tali karet tersebut. Sapintrong biasanya dimainkan secara bergilir sampai pada hitungan putaran tertentu.
4.Congklak

Permainan ini banyak dimainkan oleh anak perempuan dan biasanya berjumlah dua orang. Congklak menggunakan papan kayu yang sudah dilubangi sebagai medianya.
Tiap lubang pada papan kayu tersebut diisi dengan biji sawo. Permainan akan selesai ketika semua biji sawo tersebut berhasil diambil oleh lawan main.
5.Gatrik
Gatrik merupakan permainan yang lebih banyak dimainkan oleh anak laki-laki. Permainan ini menggunakan dua buah bambu berbeda ukuran, yaitu satu pendek dan satu panjang. Dengan beberapa gerakan, bambu pendek dipukul dan dilontarkan dengan bambu panjang.
Jika bambu pendek yang dilontarkan berhasil ditangkap oleh tim lawan atau tim penjaga, maka tim pelempar akan kalah. Permainan ini umumnya dilakukan lebih dari 3 anak.
6.Anjang-Anjangan
Permainan ini banyak dimainkan anak-anak perempuan. Cara bermainnya, satu orang anak berperan sebagai penjual makanan. Dirinya berpura-pura memasak dengan menggunakan daun-daunan, sedangkan teman yang lain berperan sebagai pembeli.
Permainan ini juga bisa ditambahkan dengan peran lainnya seperti menjadi seorang guru, murid, atau sesuai keinginan para pemainnya.
Judul : Game Online Geser Permainan Tradisi Permainan Anak Sunda, Ini 4 Kaulinan Barudak Diambang Punah
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS