Bekasi Tempo Dulu Asal Usul Nama dan Sungai Candrabhaga Dibuat pada Masa Raja Purnawarman

Nama Candrabhaga diketahui lama digunakan pada masa Kerajaan Tarumanegara. Tetapi ketika Tarumanegara dikalahkan Sriwijaya, berubahlah nama tersebut menjadi Bhagacandra karena penyesuaian sistem kebahasaan dengan penguasa yang baru.

Pendopo Kabupaten Bekasi (Sumber: Wikipedia)

MajmusSunda News, Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis, (27/3/2025) Artikel dalam Rubrik “SEJARAH” berjudul “Bekasi Tempo Dulu Asal Usul Nama dan Sungai Candrabhaga Dibuat pada Masa Raja Purnawarman”, ditulis oleh Agung Ilham Setiadi

Mendengar nama Bekasi yang baru-baru ini dilanda banjir besar mengakibat kerusakan yang cukup parah, jika mau bercermin kepada catatan sejarah lahirnya nama Bekasi erat kaitannya dengan Sungai Candrabhaga.

Raja Purnawarman salah satu raja yang Agung sangat dikenal dalam sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanagara mempunyai gagasan membuat Sungai Candrabhaga.

Prof Dr R M Ng Poerbatjaraka pada tahun 1951 mengatakan kata Bekasi merupakan transformasi dari sebuah kata Candrabhaga. Hal ini berdasarkan sebuah kalimat yang tertera dalam Prasasti Tugu.

Poerbatjaraka pakar bahasa menafsirkan Sungai Candrabagha dari bahasa Jawa Kuno dan Sansakerta, sebagaimana yang tercatat dalam Prasasti Tugu

Sungai Candrabhaga di Prasasti Tugu berbunyi:

“Pura rajadhirajena guruna pinabahuna khata

khyatam Purimprapya chandrabagharnnavam

yayau, Pravardhamana – dravincad – vatsare

crigunaujasa Narendradhvayabhutena crimata

purnnvwrmmana parabhya Phalgune mase khata

krsna tasmitithau caitrasukla Trayosdsyam dibais

siddhaikavinsakaih a yata Satrasahasrena

dhanusam sasaterna cadvavinsena nadi ramya

gomati nirmalodaka pitamahasya rajasser

vvidarya sibiravanim brahmanair o-sahasrena

prayati krtdaksina.”

Artinya:

Dahulu sungai Candrabaga digali oleh Rajadirajaguru yang berlengan kuat (besar kekuasaannya), setelah mencapai kota yang masyhur, mengalirlah ke laut. Dalam tahun ke-22 pemerintahannya yang makin sejahtera, panji segala raja, yang termasyhur Purnawarman, telah menggali saluran sungai Gomati yang indah, airnya jernih, mulai tanggal 20 bagian bulan gelap Palguna dan selesai tanggal 20 bagian bulan terang Caitra, selesai dalam waktu 20 hari. Panjangnya 6.122 busur (kurang lebih 11 km) mengalir ke tengah-tengah kakeknya, Sang Rajaresi. Setelah selesai dihadiahkanlah 1.000 ekor sapi kepada para brahmana).

 

Prasasti Tugu berkisah tentang penggalian Sungai Candrabhaga. Sebuah sungai yang melintasi Kota Bekasi atau kini disebut dengan Kali Bekasi.

Sungai Candrabhaga berasal dari dua sumber air di bagian selatan Kota Bekasi, yakni Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi. Kedua sungai ini berada di wilayah Bogor yang dahulu wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara.

Asal-usul Nama Bekasi

Proses pembentukan nama pada sebuah geografis dapat menunjukkan keadaan daerah tersebut. Baik hadirnya kekayaan alam, budaya, hingga keragaman suatu bangsa.

Ahmad Khoiril Anam, Zainal Rafli, dan Samsi Setiadi dalam jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hortatori Volume 6 Number 2 (2022) menjelaskan asal-usul nama Bekasi punya beberapa penafsiran.

Dari kota tempatnya barang-barang bekas yang diberikan atau dikasih orang-orang hingga jadilah Bekasi, hingga pemendekan kata berkasih-kasih yang menjadi Bekasi. Penafsiran ini menyebar di masyarakat awam dan tidak berdasar.

Bekasi dari Zaman Kerajaan, Belanda, Hingga Jepang

Nama Candrabhaga diketahui lama digunakan pada masa Kerajaan Tarumanegara. Tetapi ketika Tarumanegara dikalahkan Sriwijaya, berubahlah nama tersebut menjadi Bhagacandra karena penyesuaian sistem kebahasaan dengan penguasa yang baru.

Wilayah Bekasi dikuasai oleh dua kerajaan/kesultanan. Bila wilayah dekat sungai Candrabhaga dikuasai Sriwijaya, wilayah Bekasi yang terdapat di daerah Karawang dikuasai oleh kesultanan Mataram.

Pengaruh Mataram diperkirakan ikut memengaruhi perubahan nama Bhagacandra. Jika diartikan, kata Candra berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki makna sama dengan kata Sasi dalam bahasa Jawa.

Kedua kata itu berarti bulan. Sedangkan kata Bhaga sendiri memiliki arti bagian. Oleh karena itu, terdapat peralihan dari bahasa Sansekerta yakni Bhagacandra menjadi Bhagasasi dalam bahasa Jawa.

Sedangkan dalam pengucapannya, kata Bhagasasi kemudian sering disingkat menjadi Bhagasi.

Setelah kerajaan Mataram, Kota Bhagasi dikuasai oleh pemerintah Belanda. Pada masa inilah sejarah memuat perjalanan nama kata Bekasi.

Belanda menyebut kata Bekasi dalam peta yang menggambarkan tentang beberapa benteng pertahanan di sejumlah titik di sekitar Batavia. Peta tersebut dibuat pada tahun 1690 oleh Isaac de Graaff.

Di peta tersebut, nama Bekasi disebut dengan Bocassie. Penamaan ini berbeda-beda di peta dan kartu pos lainnya.

Seperti peta tahun 1724 Bekasi ditulis dengan Bacassie, kartu pos keluaran 31 Desember 1898 Bekasi ditulis Bekassie. Memang penamaan nama Bekasi pada masa itu terlihat tidak konsisten.

Tetapi ketika dibaca pelafalannya sama yakni Be-ka-si.

Usai selesai di masa Belanda, pihak Jepang menyebut Bekasi dengan nama Bekashi. Pada 29 November 1945, pasukan Inggris menyerang Bekasi, di sana terdapat plank jalan dengan tulisan Be-ka-shi dalam aksara katakana, Jepang. Pada akhirnya, penamaan itu berubah menjadi Bekasi sampai dengan sekarang.

Judul: Bekasi Tempo Dulu Asal Usul Nama dan Sungai Candrabhaga Dibuat pada Masa Raja Purnawarman
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *