MajmusSunda News, Kolom OPINI, Sabtu (15/02/2025) – Artikel berjudul “Batutulis: Prasasti Buatan Sri Baduga Maharaja Tahun 1433 Masehi – Bagian 1” ini ditulis oleh: Gelar Taufiq Kusumawardhana.
Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba untuk mengajukan pandangan alternatif terkait dengan penafsiran terhadap isi Prasasti Batutulis.
Pertama, bertolak belakang dengan pendapat yang bersifat umum yang menyatakan bahwa Prasasti Batutulis dibuat atas nama Prabu Surawisesa untuk mengenang ayahnya yang telah meninggal dunia yakni Prabu Sri Baduga Maharaja. Maka sebaliknya, saya mengajukan pendapat bahwa Prasasti Batutulis sebenarnya dibuat atas nama Prabu Sri Baduga Maharaja itu sendiri ketika dia masih hidup.

Kedua, bertolak dengan pendapat yang bersifat umum yang menyatakan bahwa Prasasti Batu Tulis dibuat oleh Prabu Surawisesa pada kisaran waktu tahun 1533 M. Maka sebaliknya, saya mengajukan pendapat bahwa Prasasti Batu Tulis sebenarnya dibuat oleh Prabu Sri Baduga Maharaja pada kisaran waktu tahun 1433 M.
***
Selanjutnya, sebelum saya memberikan penjelasan terkait dengan jalan berpikir yang ditempuh dalam menghasilkan kesimpulan di atas maka terlebih dahulu saya akan memberikan gambaran mengenai isi Prasasti Batutulis yang saya kutipkan dari hasil penelitian Prof. Dr. Hasan Djafar (almarhum Mang Hasan) sebagaimana berikut:
Alih Aksara (disederhanakan)
- ** Wang na pun ini sakakala, prebu ratu purane pun, diwastu
- diya wingaran prebu guru dewata prana diwastu diya dingaran
- sri baduga maharaja ratu haji di pakwan pajajaran sri sang ratu de
- wata pun ya (siya) nu nyusukna pakwan diya anak rahiyang dewanis
- kala sang sida mokta di guna tiga . I(ny) cu rahiyang niskala wastu
- ka(ny)cana sang sida mokta ka nusa larang ya siya nu nyiyan sakaka
- la, gugunungan ngabalay, nyiyan samida, nyiyan sang hiyang talaga (wa)
- rna mahawijaya, ya siya, pun ** i saka panyca panda
- wa nge(m)ban bumi ***
Terjemahan
- ** Wang na pun! Inilah tanda peringatan (untuk) Prebu Ratu yang telah mendiang (mangkat). Dinobatkan
- beliau dengan nama Prebu Guru Dewata Prana. Beliau dinobatkan lagi dengan nama Sri
- Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu De
- wata. Beliau yang memariti Pakuan. Beliau anak Rahiyang Dewa Niska
- la yang telah mangkat di Gunatiga. Cucu Rahiyang Niskala Wastu
- Kancana yang mendiang di Nusalarang. Beliaulah yang membuat tanda peringatan
- (berupa) gugunungan, memperkeras jalan, membuat samida, membuat Sanghiyang Talaga Wa
- rna Mahawijaya. Beliaulah itu. ** Pada tahun Saka, Panca Panda
- wa Ngemban Bumi **
Sekarang kita coba bahasakan melalui terjemahan lebih bebas dengan tetap mengikuti kerangka penalaran yang tepat.
Wang na pun. Inilah sakakala Prabu Ratu Purane. Dilantik dia dengan nama Prebu Guru Dewata Prana. Dilantik dia dengan diberikan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Dialah yang berkuasa di Pakuan. Dia anak Rahiyang Dewa Niskala yang meraih alam pembebasan di Gunatiga. Cucu Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang meraih alam pembebasan di Nusalarang. Dialah yang membuat sakakala gugunungan, memperkeras jalan, membuat samida, membuat Sanghiyang Talaga Warna Mahawijaya. Dialah itu. ** Pada tahun Saka, Panca Pandawa Ngemban Bumi ** Bersambung ke tulisan bagian-2.
***
Judul: Batutulis: Prasasti Buatan Sri Baduga Maharaja Tahun 1433 Masehi – Bagian 1
Penulis: Gelar Taufiq Kusumawardhana
Editor: Jumari Haryadi
Sekilas info penulis
Gelar Taufiq Kusumawardhana adalah Anggota Dewan Pakar Sejarah dan Kebudayaan, Majelis Masyarakat Sunda (MMS), Ketua Yayasan Buana Varman Semesta, dan Kandidat Doktor pada Konsentrasi Agama dan Budaya, Program Studi Agama-Agama, Program Pascasarjana (S3), Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung). Kini ia bermukim di Perumahan Pangauban Silih Asih, Blok R, No. 37, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.
***