Batik Ciwaringin, Beraroma Khas Kayu Mahoni dan Kulit Manggis Tetap Bertahan Hingga Kini

Wanita perajin batik Caringin itu tampak tekun mengguratkan malam panas dan melukis di atas kain putih, untuk menghidupkan pola-pola khas yang kaya akan cerita ciri khas batik Cirebon itu

Seorang perajin barik Ciwaringin menggoreskan canting pada kain batik dengan pewarna alami di Desa Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat. (ANTARA/Fathnur Rohman)

MajmusSundaNews, Cirebon, Minggu, (1/12/2024)- Di sebuah ruang kerja sederhana di Desa Ciwaringin, Kabupaten Cirebon,

Jawa Barat, seorang wanita sedang melukis batik dengan aroma khas kayu mahoni dan kulit manggis menguar dari wajan yang berisi cairan pewarna alami tetap bertahan hingga kini.

Wanita perajin batik Caringin itu tampak tekun mengguratkan malam panas dan melukis di atas kain putih, untuk menghidupkan pola-pola khas yang kaya akan cerita ciri khas batik Cirebon itu.

Tidak jauh di sebuah sudut , seorang ibu sedang mencelupkan kain ke dalam cairan warna pekat, mengulang proses itu hingga beberapa kali demi menghasilkan warna yang sempurna.

Pemandangan ini adalah kisah gambaran keseharian di sentra batik Ciwaringin di Cirebon, sebuah tradisi yang telah hidup sejak akhir abad ke-18 tetap bertahan hingga sekarang.

Fatoni, warga Ciwaringin yang juga pengusaha sekaligus perajin batik di daerah tersebut, menuturkan kondisi ini adalah napas kehidupan sehari-hari yang tak pernah ia lupakan.

Ia menceritakan asal-usul batik Ciwaringin bermula dari Babakan, sebuah wilayah di Cirebon yang dikenal sebagai pusat pendidikan agama Islam dengan hadirnya pondok pesantren.

Fatoni menuturkan seorang tokoh bernama Ki Madamin mengajarkan seni membatik di daerah itu.Namun, imbuhnya, seiring perjalanan waktu, perajin yang tadinya fokus di Babakan beralih ke pendidikan para santri, sehingga tradisi membatik diteruskan oleh masyarakat Ciwaringin.

“Dulu, kain dan batik dibuat di Babakan. Ilmunya diwariskan ke sini, dan kami teruskan hingga sekarang,” katanya.

Judul: Batik Ciwaringin, Beraroma Khas Kayu Mahoni dan Kulit Manggis Tetap Bertahan Hingga Kini
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *