MajmusSundaNews, Jakarta, (8/11/2024)-Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Medikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan kurikulum deep learning dapat membantu siswa memahami materi secara lebih baik melalui metode pembelajaran yang membangun pemikiran kritis.
Selain itu, elemen yang dirancang dalam kurikulum deep learning kata Abdu Mu’ti, bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang tidak hanya mengedepankan pengetahuan namun juga pengalaman bermakna bagi siswa.
“Kita arahkan dengan pembelajaran mindful, meaningful, dan joyful,” sebut Mukti dalam kesempatan yang sama.
Model Belajar di Australia Sejak Tahun 1995
Abdul Mu’ti menjelaskan model pembelajaran dari kurikulum deep learning sudah ada sejak 1995.
Mendikdasmen RI itu menceritakan pengalamannya belajar kurikulum deep learning saat menjalani perkuliahan gelar Master of Education di Flinders University, Adelaide, Australia.
Terkait hal tersebut, Abdul Mu’ti ingin siswa di Indonesia juga dapat diarahkan untuk mendapatkan pembelajaran serupa.
Ia pun mencontohkan, pembelajaran dengan prinsip mindful dapat dilakukan oleh guru untuk menyadari setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda.
Kemudian, prinsip mindful itu diterapkan agar para siswa didorong untuk berpikir kritis dan terlibat aktif selama proses belajar.
“Tiba-tiba ada yang bertanya di tengah pelajaran, jangan dihentikan,” tandasnya.
Tiga Elemen dalam Kurikulum Deep Learning
Seperti diketahui, Mendikdasmen RI telah membuat gagasan terkait kurikulum deep learning sebagai kurikulum baru di Indonesia dengan pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam.
Dikutip dari Teacher Magazine, berikut ini tiga elemen dalam kurikulum deep learning yang menjadi metode pembelajaran yang disebut Mu’ti telah diterapkan di Australia:
1. Mindful Learning
Elemen ini berarti para guru dapat menghargai keunikan dan keterlibatan siswa yang bertujuan untuk memberikan ruang bagi siswa untuk aktif terlibat dalam proses belajar.
Mindful learning akan lebih memperhatikan perbedaan kebutuhan dan potensi setiap siswa selama proses belajar berlangsung.
Melalui pendekatan ini, siswa diharapkan dapat terlibat langsung melalui diskusi, eksperimen, dan eksplorasi terhadap materi yang diajarkan oleh sang guru.
2. Meaningful Learning
Pada elemen meaningful learning, siswa diajak untuk memahami alasan di balik setiap pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.
Pendekatan ini memposisikan guru sebagai fasilitator yang membantu siswa mengaitkan pelajaran dengan penerapan di dunia nyata.
Contohnya, guru dapat menjelaskan tentang konsep-konsep tertentu akan bermanfaat dalam mengelola keuangan pribadi. Melalui pemahaman ini, siswa diharapkan lebih termotivasi dan antusias dalam belajar.
3. Joyful Learning
Elemen ini berarti menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi para siswa, sehingga menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
Joyful Learning akan siswa tidak hanya merasa senang, namun juga benar-benar memahami materi yang dipelajari.
Contoh dalam pelajaran sejarah, guru bisa mengadakan simulasi atau diskusi yang membuat siswa lebih aktif terlibat.
Melalui cara ini, siswa tidak hanya belajar sejarah sebagai hafalan, namun juga bisa memahami konteks historis secara lebih mendalam