MajmusSundaNews-Usaha Raden Siti Jenab memberikan pendidikan secara door to door sampai ke telinga Juag Cicih. Sebagai sosok yang pernah merekomendasikan Siti Jenab bersekolah di Bandung, pada tahun 1906 Juag Cicih memberikan dukungan kepada Siti Jenab dengan mewakafkan sebidang tanah warisan dari ayahnya RAA Prawiradireja II untuk dibangun tempat Sekolah.
Akhirnya berdirilah bangunan sekolah berbahan kayu dan bilik yang diberi nama Sekolah Jenab atau Meisjes Vervolg Scholl. Sekolah yang dibangun Siti Jenab merupakan perpaduan dari Sakola Istri Dewi Sartika dan Sekolah Keutamaan Siti Ayu Lasminingrat.
Murid pertama yang bersekolah di Sekolah Jenab sebanyak 27 orang, mereka adalah anak-anak gadis yang telah tamat Sekolah Dasar 3 tahun dan langsung masuk di kelas IV. Setelah menyelesaikan pendidikannya, rata-rata mereka melanjutkan ke Van Deventer Scholl di Bandung.
Pada awal perjuangannya mendirikan sekolah, Siti Jenab banyak mendapatkan cacian dan cemoohan dari kalangan ningrat di sekitarnya lantaran statusnya yang tinggi namun tidak gengsi merangkul kaum perempuan tak mampu di wilayah Kabupaten Cianjur.
Sebagai guru sekaligus pimpinan di sekolah yang dibangunnya, ia tidak menanggapi serius cemoohan mereka bahkan semakin keras berusaha melewati berbagai rintangan.
Nama Siti Jenab diusulkan jadi Pahlawan Nasional
Dikutip dari ANTARA edisi 14 Februari 2018, pakar sejarah Jawa Barat yakni Profesor Nina Herlina Lubis bersama Lutfi Yondri dari Dewan Cagar Budaya Jabar mengusulkan Raden Siti Djenab Djatradidjaja atau Raden Siti Jenab (Ibu Jenab) sebagai pahlawan nasional.
Menurut Nina, IbuΒ Siti Jenab layak mendapakan gelar Pahlawan Nasional karena kegigihannya memajukan kaum perempuan melalui pendidikan dan sekolah gratis.
Usul ini kemudian diterima baik oleh Bupati (saat itu Wabup) Cianjur Herman Suherman dan sejumlah tokoh sejarah, budaya dan kesenian Cianjur
βRaden Siti Jenab merupakan seorang tokoh yang turut memperjuangkan pendidikan, terutama bagi kalangan perempuanβ kata Nina.
Judul : Raden Siti Jenab Mendirikan Sekolah Ditengah Cacian dan Cemoohan dari Kalangan Ningrat
Penulis : Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS