Menguak Kisah Dibalik Novel “THE KING’S CODE: Pesan Raja Agung Purnawarman” – Bagian 1

Artikel ini ditulis oleh: R.R. Okki Jusuf Judanagara, M.Sc., M.M.

THE KING'S CODE: Pesan Raja Agung Purnawarman
Ilustrasi: Cover buku THE KING'S CODE: Pesan Raja Agung Purnawarman - (Sumber: R.R. Okki)

MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (12/11/2024) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul Menguak Kisah Dibalik Novel “THE KING’S CODE: Pesan Raja Agung Purnawarman” – Bagian 1 ini ditulis oleh: Ratu Raja Okki Jusuf Judanagara, M.Sc., M.M., Badan Pekerja Majelis Musyawarah Sunda (MMS).

Cerita berdasarkan kisah nyata ini kutulis selama bertahun-tahun untuk mengingatkan negeri ini bahwa dahulu pernah berdiri sebuah kerajaan besar yang berhasil menciptakan kesejahteraan di bumi Nusantara.

Seorang Raja bernama Maharaja Purnawarman datang untuk berbicara tentang keinginan hatinya dan kekhawatirannya pada negeri ini dalam sebuah rangkaian mimpi yang sulit dipercaya. Oleh karena itu, kutuliskan kisah ini sebagai novel yang mungkin lebih mudah untuk dicerna dan mudah dimengerti oleh bangsa ini.

Kisah yang kutulis ini bukanlah cerita yang ingin membenarkan sejarah, jika isinya tidak sejalan dengan sejarah yang ada. Juga bukan untuk menyudutkan seseorang atau pun tokoh tertentu yang kebetulan kutuliskan namanya dalam novel ini.

R.R. Okki Jusuf Judanagara (tengah) bersama dua buah buku novel karyanya - (Sumber: Koleksi pribadj)
R.R. Okki Jusuf Judanagara (tengah) bersama dua buah buku novel karyanya – (Sumber: Koleksi pribadj)

Semua ini berawal dari mimpi yang terus menerus dari kedatangan seseorang yang mengaku dirinya Raja Sunda. Ia ingin agar aku mengikuti petunjuknya yang dimulai pada 1999. Berdasarkan hal itu maka berangkatlah aku pada sebuah pencarian terhadap fakta sejarah masa lampau dengan bimbingan dan nasihat kakekku, almarhum Rachmat Marta Adi Subrata, seorang budayawan Sunda, asuhan ayahku, almarhum Prof. Dr. Jusuf Amir Feisal Judanagara, seorang mantan pejabat tinggi negara, dan bimbingan ayah angkatku, almarhum H. Adji Mohamad Solehoeddin II, Sultan Kutai Kartanegara ke-XX.

Mimpi-mimpi itu seperti sebuah cerita panjang yang sambung menyambung tentang kisah  kesejahteraan dan kejayaan sebuah kerajaan pada masa lalu di mana aku terus menerus menerima petunjuk yang sering bersifat simbolis atau pun hanya petunjuk berupa sebuah peta.

Aku mencoba dan terus berdiskusi dengan kakekku, para engineer, dan para ahli lainnya untuk menuangkan hal tersebut ke dalam sebuah konsep yang kemudian dilanjutkan penjadi sebuah Pre Feasibility Study pada 2003. Setelah tahap itu maka beranjaklah kami pada kajian Indicative Feasibility Study pada 2005.

Sebuah kajian yang lebih mendalam mengenai penggabungan konsep railway dan waterway akhirnya selesai. Kami telah berhasil melaksanakan Feasibility Study pada 2008 oleh konsultan teknis LAPI ITB dan Scott Wilson dari Inggris.

Ratu Raja Okki Jusuf Judanagara, M.Sc., M.M.
Ratu Raja Okki Jusuf Judanagara, M.Sc., M.M., penulis – (Sumber: Koleksi pribadj)

Dalam pencarian fakta sejarah itu aku menemukan adanya sebuah peradaban yang membawa manusia pada kehidupan yang damai dan sejahtera di masa lampau di mana seorang Maharaja telah membangun sebuah terusan air sepanjang 6122 busur atau sama dengan 11 Km hanya dalam 20 hari, tanpa menggunakan alat berat seperti pada masa kini. Itulah hasil karya Maharaja Sri Purnawarman, Raja ke-III Tarumanagara yang telah dilupakan oleh bangsa kita. Begitu pula hasil karyanya yang  umumnya tidak ada orang yang tahu itu ada di mana.

Dalam mimpi-mimpi itu, sang Maharaja mengatakan, “Aku akan membimbingmu sampai kau kelak berhasil membangun sebuah cita-cita seperti yang aku bangun dahulu di negeri ini. Namun, aku ingin engkau berjanji bahwa kau akan membangun kembali kerajaanku yang akan membuka mata bangsa ini bahwa mereka telah melupakan sebuah peradaban besar yang dulu telah aku bangun dan membawa negeri ini pada kedamaian dan kesejahteraan.”

Di dalam perjalanan pencarian peradaban kanal, secara tidak sadar terbawalah aku pada sebuah fakta adanya aliran harta karun dari zaman Raja Rameses II pada abad ke-XII Sebelum Masehi, lalu zaman Raja Sulaiman dari Yehuda, Raja Nebuchaddnezar dari Babylonia, Raja Cyrus dari Persia sampai ke zaman Alexander The Great dari Macedonia.

Sesudah kematian Alexander, kisah itu mengalir kepada beberapa  jendralnya, di antaranya, Ptolemy I yang menurunkan Cleopatra di Mesir dan Seleucis I yang menurunkan Yazdegerd I di Persia, Antigonus I yang menurunkan Kaisar Bizantium Konstantin I, Pergamon yang menguasai Asia Minor, dan akhirnya keturunannya Attalus III yang menyerahkan kekuasaan kepada Romawi.

Lalu berlanjut kepada Sultan Salahuddin Al Ayubbi pada periode Perang Salib yang dilanjutkan oleh Sultan Mehmed II dari Kerajaan Ottoman yang mungkin menurunkan kepada Raja-Raja Timur Tengah dan aliran yang berujung pada Ratu Catherine di Russia pada abad ke-XVIII Masehi.

Lalu apa hubungannya aliran harta karun itu dengan Kerajaan Tarumanagara? Ternyata ada sebuah kisah yang menarik dari penemuanku. Salah satu pemegang aliran itu adalah Raja Purnawarman yang terkenal yang telah berhasil membangun sebuah kanal di Pulau Jawa dan membangun sebuah kesejahteraan di Nusantara pada abad ke-IV Masehi.

Perjalanan pencarian sejarah-sejarah kanal yang ada di dunia ini telah membawaku menemukan fakta sejarah mengenai hilangnya harta kekayaan Kerajaan Persia yang dijarah oleh Alexander The Great. Kemudian fakta sejarah misteri sarcophagus kosong Alexander sang Penguasa Dunia yang mati dalam usia muda di Babylonia, setelahnya yang berbuah pada analisa dan teoriku mengenai pembunuhan yang terencana pada 323 Sebelum Masehi. Hal menarik dari kisah ini adalah bagaimana harta itu sampai di bumi Nusantara dan menjadi perburuan banyak orang dengan berbagai kisah.

Dalam perjalanan pembuatan studi kanal dan penemuan harta Kerajaan Persia itu, aku juga tiada berhenti untuk terus melakukan pencarian fakta sejarah, berdiskusi dengan para arkeolog, geolog, para ahli sejarah dan para ahli kesundaan. Keingin tahuan terhadap keadaan Nusantara pada masa lalu telah membuat aku bergelut dengan naskah-naskah kuno dan mencari info ke perpustakaan atau museum di seluruh dunia. (Bersambung).

***

Judul: Menguak Kisah Dibalik Novel “THE KING’S CODE: Pesan Raja Agung Purnawarman” – Bagian 1
Penulis: R.R. Okki Jusuf Judanagara
Editor: Jumari Haryadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *