MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (29/10/2024) – Puisi dalam Kolom Yudi Latif berjudul “Mati dalam Hidup” ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif, Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Kata-kata adalah hal pertama yang diajarkan Tuhan pada manusia,
Dengan itulah manusia memahami dan memberi arti pada dunia.
Bila kata-kata tak lagi bermakna karena kandungan,
Artinya diingkari dan disimpangkan,
Manusia kehilangan tumpuan eksistensinya,
Ibarat buih yang terapung hampa.
Firman Illahi sebatas alunan mantra,
Mantra sakti konstitusi sebatas kutipan peraturan,
Peraturan sebatas hiasan tata negara,
Tata negara sebatas rutinitas pidato,
Pidato sebatas ritual upacara,
Upacara sebatas perayaan kematian bersama.
Ya, semua kita adalah zombie,
Yang mati gentayangan dalam hidup.
***
Judul: Mati dalam Hidup
Penulis: Prof. Yudi Latif
Editor: Jumari Haryadi
Sekilas tentang penulis
Prof. Yudi Latif adalah seorang intelektual terkemuka dan ahli dalam bidang ilmu sosial dan politik di Indonesia. Pria yang lahir pada 26 Agustus 1964 ini tumbuh sebagai pemikir kritis dengan ketertarikan mendalam pada sejarah, kebudayaan, dan filsafat, khususnya yang terkait dengan Indonesia.

Pendidikan tinggi yang ditempuh Yudi Latif, baik di dalam maupun luar negeri, mengasah pemikirannya sehingga mampu memahami dinamika masyarakat dan politik Indonesia secara komprehensif. Tidak hanya itu, karya-karyanya telah banyak mengupas tentang pentingnya memahami identitas bangsa dan menguatkan nilai-nilai kebhinekaan.
Sebagai seorang akademisi, Yudi Latif aktif menulis berbagai buku dan artikel yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan dan Islam di Indonesia. Salah satu karya fenomenalnya adalah buku “Negara Paripurna” yang mengulas konsep dan gagasan mengenai Pancasila sebagai landasan ideologi dan panduan hidup bangsa Indonesia.
Melalui bukunya tersebut, Yudi Latif menekankan bahwa Pancasila adalah alat pemersatu yang dapat menjembatani perbedaan dan memperkokoh keberagaman bangsa. Gagasan-gagasan Yudi dikenal memperkaya wacana publik serta memperkuat diskusi mengenai kebangsaan dan pluralisme dalam konteks Indonesia modern.
Di luar akademisi, Yudi Latif juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Indonesia. Melalui perannya ini, ia berusaha membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Komitmennya dalam mengedepankan nilai-nilai kebangsaan membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh pemikir yang berupaya menjaga warisan ideologi Indonesia.
***