Masa-masa Sulit dan Genting Raden Dewi Sartika Harus Mengungsi ke Garut dan Alami Sakit di Cineam Tasikmalaya

Dalam tahun 1947 situasi bertambah genting. Belanda melancarkan agresi militernya. Dewi Sartika terpaksa mengungsi lebih jauh ke pedalaman, yakni ke Cineam.

Raden Dewi Sartika saat masih jumeneng bersama murid-murid wanita Sekolah Keutamaan Istri (Foto: Istimewa)

MajmusSunda News, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/12/2024) Artikel dalam Rubrik “MENGENAL TOKOH SUNDA”,  Masa-masa Sulit dan Genting Raden Dewi Sartika Harus Mengungsi ke Garut dan Alami Sakit di Cineam Tasikmalaya , ini ditulis oleh: Agung Ilham Setiadi

Pemerintahan Belanda berakhir dan digantikan oleh Pemerintahan Jepang (1942). Perjuangan Raden Dewi Sartika semakin sulit dan genting. Ia harus pergi mengungsi dari Garut hingga sakit keras di Cineam, Kabupaten Tasikmalaya

Setelah Pemerintahan Jepang berakhir dan Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, keadaan “Sekolah Raden Dewi” menghadapi kesulitan yang besar, terutama karena kota Bandung dilanda kekacauan dengan hadirnya pasukan Inggris dan Belanda.

Raden Dewi Sartika terpaksa mengungsi ke Ciparay kemudian ke Garut. Sekolah yang dibangunnya terpaksa harus ditinggalkan. Dari Garut kemudian ke Ciamis lalu ke Cineam Tasikmalaya.

Dalam tahun 1947 situasi bertambah genting. Belanda melancarkan agresi militernya. Dewi Sartika terpaksa mengungsi lebih jauh ke pedalaman, yakni ke Cineam.

Bagi wanita yang sudah berusia 63 tahun dan sebagian usianya digunakan untuk bekerja keras, maka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain terasa berat dan melelahkan.

Dewi Sartika tampak letih. Kesehatannya menurun dan makanan serba kekurangan. Obat-obatan sulit didapatkan di tempat pengungsian. Di Cineam ia jatuh sakit. Ia diangkut ke rumah sakit dan dirawat oleh dr. Sanitioso.

Segala pertolongan diberikan untuk menyelamatkan jiwanya, namun semuanya sia-sia. Pukul 09.00 tanggal 11 September 1947 Dewi Sartika meninggal dunia. Jenazahnya dikebumikan di Cineam.

Setelah kota Bandung aman kembali, Gedung “Sekolah Raden Dewi” dipinjam oleh pemerintah dan digunakan sebagai “Sekolah Puteri”.

Kemudian sekolah itu diserahkan kepada “Yayasan Dewi Sartika” dan dijadikan sebuah Sekolah Kepandaian Puteri.

Makam Dewi Sartikapun dipindahkan dari Cineam ke makam keluarganya di Bandung. Pemerintah RI menghargai jasa-jasa Raden Dewi Sartika. Berdasarkan SK Presiden RI No. 252 Tahun 1966 tanggal 1 Desember 1966 Dewi Sartika dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Judul: Masa-masa Sulit dan Genting Raden Dewi Sartika Harus Mengungsi ke Garut dan Alami Sakit di Cineam Tasikmalaya
Penulis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *