Kata-Kata Bijak hari Ini: Rela Dilupakan

Artikel ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif

Prof. Yudi Latif

MajmusSunda News, Sabtu (23/11/2024) Artikel berjudul “Kata-Kata Bijak hari Ini: Rela Dilupakan” ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif, pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat dan Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS).

Saudaraku, amal kebaikan yang kita lakukan hari ini bisa dilupakan orang esok hari. Seperti butir-butir pasir di dinding yang tak pernah dikenang orang.

Dalam drama kehidupan ini, para perintis seringkali terlupakan, tersingkir para kurcaci oportunis yang pandai mencuri panggung.

Namun, tanpa butir kebajikan, bangunan kehidupan takkan berdiri. Tanpa pengorbanan sepi pamrih, rumah kebahagian hidup bersama tak bisa diwujudkan.

Kekuatan cinta mengikhlaskan niat baik dengan kerelaan dilupakan. Semulia-semulia pemberian adalah amal saleh yang tak diingat. Bahkan, oleh diri pemberinya sendiri.

Prof. Yudi Latif
Rela Dilupakan by Prof. Yudi Latif – (Sumber: Arie/MajmusSunda News)

***

Judul: Kata-Kata Bijak hari Ini: Rela Dilupakan
Penulis: Prof. Yudi Latif
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas tentang penulis

Prof. Yudi Latif adalah seorang intelektual terkemuka dan ahli dalam bidang ilmu sosial dan politik di Indonesia. Pria yang lahir Sukabumi, Jawa Barat pada 26 Agustus 1964 ini tumbuh sebagai pemikir kritis dengan ketertarikan mendalam pada sejarah, kebudayaan, dan filsafat, khususnya yang terkait dengan Indonesia.

Pendidikan tinggi yang ditempuh Yudi Latif, baik di dalam maupun luar negeri, mengasah pemikirannya sehingga mampu memahami dinamika masyarakat dan politik Indonesia secara komprehensif. Tidak hanya itu, karya-karyanya telah banyak mengupas tentang pentingnya memahami identitas bangsa dan menguatkan nilai-nilai kebhinekaan.

Sebagai seorang akademisi, Yudi Latif aktif menulis berbagai buku dan artikel yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan dan Islam di Indonesia. Salah satu karya fenomenalnya adalah buku “Negara Paripurna” yang mengulas konsep dan gagasan mengenai Pancasila sebagai landasan ideologi dan panduan hidup bangsa Indonesia.

Melalui bukunya tersebut, Yudi Latif menekankan bahwa Pancasila adalah alat pemersatu yang dapat menjembatani perbedaan dan memperkokoh keberagaman bangsa. Gagasan-gagasan Yudi dikenal memperkaya wacana publik serta memperkuat diskusi mengenai kebangsaan dan pluralisme dalam konteks Indonesia modern.

Di luar akademisi, Yudi Latif juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Indonesia. Melalui perannya ini, ia berusaha membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Komitmennya dalam mengedepankan nilai-nilai kebangsaan membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh pemikir yang berupaya menjaga warisan ideologi Indonesia.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *