MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/07/2025) – Bulan Muharram merupakan salah satu bulan mulia yang sarat makna, penuh hikmah dan memiliki banyak keutamaan. Bulan ini dapat menjadi momentum untuk melakukan perubahan dan perbaikan diri, serta memperbarui niat dan tujuan hidup. Maka, penting bagi umat Islam untuk mengetahui keistimewaan dan keutamaan bulan Muharram, agar menjadi penyemangat dalam perbaikan diri.
Khutbah Jumat di bulan Muharram 1447 Hijriah ini mengangkat topik, “Meraih Keutamaan Ibadah di Penghujung Bulan Muharram” disampaikan oleh H. Asep Ruslan, Ketua Yayasan Rahmat Lil Alamin (YARLA) dan Pembina Pondok Pesantren Rahmat Lil Alamin Purwakarta, di Masjid Al-Kautsar Komplek Griya Asri Jalan Asri Raya Kelurahan Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (18/07/2025).
Topik khutbah Jumat ini penting, karena tanpa disadari sebentar lagi Muharram akan berlalu dan kini hampir sampai di penghujungnya. Oleh karena itu, khutbah Jumat ini sebagai ajakan untuk semua jemaah agar tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga yang masih tersisa di akhir Muharram 1447 Hijriah ini.
Bagikan dan sebarkan naskah Khutbah Jumat ini sebagai bentuk saling menginspirasi dalam kebaikan. Semoga pesan ini dapat memberi manfaat yang luas dan penuh berkah. Aamiin.

KHUTBAH PERTAMA
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِطَرِيْقِهِ الْقَوِيْمِ، وَفَقَّهَنَا فِي دِيْنِهِ الْمُسْتَقِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ شَهَادَةً تُوَصِّلُنَا إِلىَ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ، وَتَكُوْنُ سَبَبًا لِلنَّظْرِ إِلَى وَجْهِهِ الْكَرِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ السَّيِّدُ السَّنَدُ الْعَظِيْمُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِى الْفَضْلِ الْجَسِيْمِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الْكَرِيْمِ، فَإِنِّي أُوْصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ الْحَكِيْمِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah,
Mengawali khutbah Jumat dari mimbar yang mulia ini, khatib mengajak seluruh hadirin sekalian, terutama diri khatib sendiri, agar selalu menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, yakni dengan menjalankan setiap perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dengan takwa kita dapat berharap mendapat kemudahan pada setiap langkah kehidupan yang kita lalui. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا
“wa may yattaqillâha yaj ‘al lahû min amrihî yusrâ”
Artinya: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.” (QS. At-Thalaq ayat 4)
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah,
Saat ini kita berada penghujung salah satu bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam, yaitu bulan Muharram. Sebagaimana kita tahu bersama, pada bulan Muharam ini, kita dianjurkan untuk benar-benar memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dan mengisinya dengan berbagai macam ketaatan yang diridai oleh-Nya, seperti ibadah, bersedekah, melakukan kebaikan, tidak mengganggu orang lain dan semacamnya.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“inna ‘iddatasy-syuhûri ‘indallâhitsnâ ‘asyara syahran fî kitâbillâhi yauma khalaqas-samâwâti wal-ardla min-hâ arba‘atun ḫurum, dzâlikad-dînul-qayyimu fa lâ tadhlimû fîhinna anfusakum”
Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu,” (QS At-Taubah ayat 36).
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan kepada kita semua, bahwa dalam setahun terdiri dari dua belas bulan, dan terdapat empat bulan yang diagungkan (arba’atun hurum), yaitu: (1) Dzulqa’dah, (2) Dzulhijjah, (3) Muharram, dan (4) Rajab. Keempat bulan ini disebut bulan hurum karena memiliki kelebihan dan kemuliaan yang tidak dimiliki bulan-bulan lain.
Salah satu bentuk dari kemuliaan bulan Muharram yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya adalah karena bulan ini oleh Nabi Muhammad SAW disebut sebagai bulan Allah (syahrullah al-muharram), maka tentu saja sangat mulia di sisi-Nya. Penjelasan ini sebagaimana disampaikan oleh Syekh Abdul Ghani an-Nabilusi, dalam kitab Fadhailusy Syuhur wal Ayyam, halaman 16, mengatakan.
وَقَدْ سَمَّى النَّبِيُّ الْمُحَرَّمَ “شَهْرَ اللهِ”، وَإِضَافَتُهُ اِلىَ اللهِ تَدُلُّ عَلَى شَرَفِهِ وَفَضْلِهِ، فَاِنَّ الله لَا يُضِيْفُ اِلَى نَفْسِهِ اِلَّا خَوَّاصَ مَخْلُوْقَاتِهِ
“Sungguh, Nabi telah menyebut Muharram sebagai “bulan Allah”. Penyandaran bulan ini kepada Allah menunjukkan kemuliaan dan keutamaannya, karena Allah tidak menyandarkan sesuatu kepada-Nya kecuali makhluk-makhluk-Nya yang khusus.”

Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah,
Maka dari itu, sangat tepat bagi kita semua untuk mengisi keutamaan ibadah di penghujung bulan Muharram ini. Karena jika bulan ini telah dimuliakan oleh Allah, dan disandarkan langsung kepada-Nya, maka setiap amal ibadah yang dilakukan di dalamnya, juga akan bernilai lebih mulia dan lebih agung di sisi Allah SWT. Inilah kesempatan emas yang tidak seharusnya kita abaikan begitu saja.
Mari kita isi hari-hari yang tersisa di bulan Muharam ini dengan berbagai amal kebajikan. Memperbanyak shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, memperbanyak istighfar, membantu sesama, menjaga lisan, dan menahan diri dari segala bentuk kemaksiatan, membantu tetangga yang sedang mengalami kesulitan, dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.
Bagi yang mampu, mari ringankan beban saudara-saudara kita yang terkena musibah, atau terjerat pinjaman Bang Emok atau Pinjaman Online. Dan bagi yang diberi kelebihan ilmu dan waktu, mari kita juga sebarkan kebaikan dengan mengajar, memberi nasihat, dan memperkuat ukhuwah di masyarakat kita.
Selain itu, kemuliaan bulan ini juga dapat kita lihat perihal bagaimana Allah SWT menjadikan Muharram sebagai awal atau pembuka dari bulan-bulan lainnya dalam kalender Hijriyah.Bahkan menurut Imam Hasan Bashri bulan Muharram merupakan paling utamanya bulan setelah bulan Ramadhan. Pendapat tersebut sebagaimana dikutip oleh Imam Ibnu Rajab al-Baghdadi dalam kitab Lathaiful Ma’arif, jilid I, halaman 36, yaitu:
عَنِ الْحَسَنِ قَالَ: إِنَّ اللهَ افْتَتَحَ السَّنَةَ بِشَهْرٍ حَرَامٍ، وَخَتَمَهَا بِشَهْرٍ حَرَامٍ، فَلَيْسَ شَهْرٌ فِي السَّنَةِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ أَعْظَمَ عِنْدَ اللهِ مِنَ الْمُحَرَّمِ
Artinya: “Dari Hasan Bashri, ia berkata: “Sesungguhnya Allah memulai tahun dengan bulan haram, dan menutupnya juga dengan bulan haram. Maka tidak ada bulan dalam setahun setelah bulan Ramadhan yang lebih agung di sisi Allah daripada bulan Muharram.”
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah,
Oleh sebab itu, sebelum khatib menutup khutbah ini, mari kita bersama-sama mengisi keutamaan ibadah di bulan Muharram ini. Jangan sampai bulan Muharam berlalu tanpa bekas amal saleh dalam catatan kita.
Jadikan sisa bulan Muharam ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan memperbanyak ibadah, membantu orang yang kesulitan, dan terlibat dalam kegiatan sosial di masyarakat. Sebab tidak ada yang tahu, apakah kita akan kembali berjumpa dengan bulan ini di tahun yang akan datang, ataukah ini adalah Muharram terakhir dalam hidup kita.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.
Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah,
Setiap hal yang ada di dunia ini memiliki batas, begitu juga dengan umur kita. Umur adalah modal pokok bagi seorang muslim. Umur adalah karunia Allah SWT yang patut kita syukuri dan kita gunakan dalam kebaikan. Dengan mensyukuri umur dengan berbuat kebaikan, kita semua bisa menjadi manusia terbaik.
Rasulullah saw pernah ditanya oleh para sahabat perihal paling baik dan buruknya manusia. Kemudian Nabi menjelaskan bahwa manusia terbaik adalah mereka yang oleh Allah diberikan umur panjang, kemudian digunakan untuk melakukan kebaikan. Sebaliknya, paling buruk manusia adalah mereka yang diberikan umur yang panjang, namun panjangnya umur tersebut digunakan untuk keburukan.
Hadits ini sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab dalam karyanya Lathaiful Ma’arif fima li Mawasimil ‘Am minal Wazhaif, nabi bersabda:
وَفِي التِّرْمِذِي عَنْهُ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سُئِلَ: أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ. قِيْلَ: فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَ سَاءَ عَمَلُهُ
Artinya, “Dalam riwayat Imam at-Tirmidzi, dari Rasulullah saw bahwa ia pernah ditanya: siapakah paling baiknya manusia? Nabi menjawab: orang yang dikaruniai umur panjang dan baik (benar) perbuatannya. Ditanyakan lagi: Dan siapakah paling jeleknya manusia? Nabi menjawab: orang yang panjang umurnya dan jelek perbuatannya.”
Hadist ini menegaskan pentingnya seorang muslim untuk bersungguh-sungguh mengisi umurnya dengan kebaikan.
اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
“inna raḫmatallâhi qarîbum minal-muḫsinîn”
Artinya: ”Sungguh rahmat Allah dekat dengan orang orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al A’raf ayat 56).
Untuk itu mari kita berdoa kepada Allah SWT, semoga Allah SWT menjadikan kita dikarunia umur yang panjang, sehat wal afiat dan baik amal perbuatan kita. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ،
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
***
Judul: Meraih Keutamaan Ibadah di Penghujung Bulan Muharram
Jurnalis: Asep Ruslan
Editor: Asep Ruslan