Kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi dalam Mengatasi Social Traps dan Fenomena Missing Hero: Perspektif John Platt (1972)

Artikel ini ditulis oleh: Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S.

Kang Dedi Mulyadi
Kang Dedi Mulyadi (KDM), Gubernur Jawa Barat - (Sumber: Wikipedia)

MajmusSunda News, Kolom OPINI, Senin (26/05/2025) – Artikel berjudul “Kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi dalam Mengatasi Social Traps dan Fenomena Missing Hero: Perspektif John Platt (1972)” ini ditulis oleh: Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S., Anggota Dewan Pini Sepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS) dan Rektor IKOPIN University Bandung.

Kang Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta periode 2013-2018, menawarkan studi kasus menarik dalam mengatasi dua masalah sosial yang saling terkait: social traps (jebakan sosial) dan fenomena missing hero (absensi pemimpin transformasional). Melalui lensa teori John Platt (1972) dalam artikelnya yang seminal di American Psychologist, kita dapat melihat bagaimana kepemimpinan Kang Dedi merespons kedua tantangan ini secara simultan.

Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S.,
Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S., Penulis – (Sumber: sawitsetara.co)

Missing Hero sebagai Akar Social Traps

Platt (1972) menjelaskan bahwa social traps seringkali berkembang dan berkelanjutan karena tidak adanya figur kepemimpinan yang mampu: 1) Melihat dan mengkomunikasikan konsekuensi jangka panjang dari tindakan kolektif; 2) Menciptakan sistem insentif baru yang mengubah perilaku destruktif, dan; 3) Membangun norma sosial alternatif yang lebih berkelanjutan.

Dalam konteks inilah konsep missing hero menjadi relevan. Masyarakat yang kekurangan pemimpin transformasional cenderung: a) Terjebak dalam siklus keputusan jangka pendek; b) Kesulitan mengorganisir aksi kolektif untuk kepentingan bersama, dan; c) Mengalami erosi nilai-nilai sosial yang menjaga keberlanjutan.

Kang Dedi sebagai Antitesis Missing Hero

Kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi muncul sebagai respons terhadap fenomena missing hero ini melalui:

  1. Visi Jangka Panjang yang Terkomunikasikan dengan Baik, yaitu: a) Program Purwakarta Istimewa dengan penekanan pada pendidikan karakter, dan; b) Kebijakan tata ruang berbasis kearifan lokal yang melindungi sumber daya alam.
  2. Restrukturisasi Insentif melalui Inovasi Kebijakan, yaitu: a) Program Tatanén di sekolah-sekolah menciptakan insentif baru bagi generasi muda, dan; b) Sistem pengawasan partisipatif dalam birokrasi mengurangi insentif untuk korupsi.
  3. Pembentukan Norma Sosial Baru, yaitu: a) Ritual Nyucikeun Diri bagi ASN menciptakan norma akuntabilitas, dan ; b) Tradisi Ngabandungan (rapat terbuka) membangun budaya transparansi.

Analisis Platt tentang Dampak Kepemimpinan

Menurut perspektif Platt, kepemimpinan seperti Kang Dedi berperan penting dalam: a) Memutus siklus social traps dengan memberikan contoh konkret solusi; b) Mengurangi ketergantungan pada hero individu melalui pembangunan institusi, dan; c) Menciptakan mekanisme pengawasan sosial yang berkelanjutan.

Namun Platt juga akan mengingatkan:

“Seorang pemimpin yang terlalu sentral justru dapat menciptakan social trap baru berupa ketergantungan berlebihan pada figur tertentu.”

Tantangan dan Pelajaran

Pengalaman Purwakarta menunjukkan: 1) Figur pemimpin penting untuk memulai perubahan; 2) Namun transformasi harus diinstitusionalisasi agar bertahan melebihi masa kepemimpinan individu, dan; 3) Keseimbangan diperlukan antara kepemimpinan karismatik dan pembangunan sistem.

Kesimpulan

Kasus Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengilustrasikan bagaimana mengatasi fenomena missing hero dapat sekaligus memutus lingkaran social traps. Dengan pendekatan berbasis kearifan lokal dan inovasi kebijakan, kepemimpinannya menunjukkan bahwa: 1) Social traps dan missing hero adalah dua sisi mata uang yang sama; 2) Kepemimpinan transformasional diperlukan untuk memulai perubahan, dan; 3) Namun keberlanjutan memerlukan sistem yang melampaui figur individu.

Seperti dikemukakan Platt, solusi berkelanjutan untuk social traps membutuhkan kombinasi antara kepemimpinan visioner dan pembangunan institusi yang kuat. Pengalaman Purwakarta menawarkan pelajaran berharga dalam keseimbangan ini.

Semoga Jawa Barat di bawah kepemimpinan Gubernur KDM dapat menembus social traps dan missing hero dalam skala yang lebih besar, lebih kompleks dan lebih rumit dibandingkan dengan Purwakarta.

***

Judul: Kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi dalam Mengatasi Social Traps dan Fenomena Missing Hero: Perspektif John Platt (1972)
Penulis: Agus Pakpahan
Editor: Jumari Haryadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *