MajmusSunda News, Kolom OPINI, Jawa Barat, Kamis (15/05/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Soal Serapan Gabah, Perum Bulog Jawa Barat Memang Keren!” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Dibandingkan dengan Provinsi penghasil beras utama di negeri ini, seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah, Provinsi Jawa Barat dalam Musim Panen kali ini, layak mendapat acungan jempol. Serapan gabah oleh Perum Bulog, terlihat Provinsi Jawa Barat mampu menyerap gabah petani dengan jumlah yang paling tinggi, mengalahkan Provinsi lainnya.

Capaian Perum Bulog Jawa Barat mendapat sorotan tersendiri karena menjadi wilayah dengan penyerapan tertinggi dibandingkan seluruh daerah lainnya di Indonesia. Berdasarkan data resmi, serapan Bulog Jawa Barat telah mencapai 352.680 ton, melampaui semua rekor sebelumnya dan menunjukkan peran sentral wilayah ini dalam memperkuat cadangan pangan nasional.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Barat Mohamad Alexander menyampaikan, capaian serapan 352.680 ton di wilayahnya hampir dua kali lipat lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu, yang hanya mencapai 177.000 ton. Pencapaian ini juga telah memenuhi 63,88% dari target penyerapan tahun ini sebesar 552.099 ton setara beras yang ditetapkan hingga akhir Mei.
Pimpinan Wilayah Perum Bulog optimistis target akhir bulan bisa terlampaui, karena beberapa daerah di Jawa Barat masih dalam masa panen raya. Untuk memperluas jangkauan serapan, Bulog Jawa Barat melibatkan berbagai elemen mulai dari Babinsa, mitra kerja, hingga pembentukan Tim Jemput Gabah di seluruh kabupaten/kota Jawa Barat.
Langkah ini dinilai efektif dalam mempercepat serapan langsung dari petani dan menjaga harga tetap stabil. Alexander juga merinci wilayah-wilayah dengan serapan tertinggi. Cabang Bulog Cirebon tercatat sebagai penyumbang terbesar dengan 104.537 ton, tertinggi secara nasional. Disusul oleh Indramayu (83.353 ton) dan Karawang (71.336 ton), yang masing-masing menempati peringkat kedua dan keempat nasional.
Kontribusi signifikan lainnya datang dari Subang (41.921 ton), Ciamis (27.392 ton), Bandung (13.848 ton), Cianjur (7.950 ton), dan Bogor (2.341 ton). Dengan total serapan nasional yang telah melampaui 2 juta ton dan kontribusi signifikan dari Jawa Barat, pemerintah optimistis target ketahanan pangan nasional tahun ini dapat tercapai.
Meningkatnya serapan Perum Bulog Wilayah Jawa Barat, tentu bukan karena kebetulan, namun dalam penerapannya di lapangan ada semangat Keluarga Besar Perum Bulog Jawa Barat yang ingin memperlihatkan kinerja terbaiknya dalam mendukung kebijakan nasional, yang berkehendak untuk menyerap gabah hasil panen petani sebanyak-banyaknya.
Jika kita ikuti perjalanan Perum Bulog dalam program penyerapan gabah kali ini, memang banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi. Sampai-sampai Pemerintah harus mengangkat tentara aktif berpangkat Mayor Jendral untuk memegang posisi Direktur Utam Perum Bulog sekaligus mengangkat Wakil Menteri Pertanian untuk menjabat sebagai Ketua Dewan Penfawasnya.
Bongkar pasang petinggi Perum Bulog ini, ujung-ujungnya Perum Bulog mampu menjalankan tugas dengan baik, sehingga cadangan beras Pemerintah per awal Mei 2025 menjadi sangat kokoh dengan angka menembus 3,6 juta ton. Banyak pihak optimis, hingga selesainya Panen Raya, bangsa ini akan memiliki cadangan beras Pemerintah diatas angka 4 juta ton beras.
Tingginya cadangan beras Pemerintah ini, tidak nungkin akan dapat diraih, sekiranya produksi beras secara nasional mampu ditingkatkan cukup terukur. Berkat kerja keras dan kerja cerdas Kementerian Pertanian dan segenap jajarannya di daerah, langkah meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian, dapat dicapai dengan gemilang.
Tak kalah penting untuk disampaikan, kinerja Perum Bulog Wilayah Jawa Barat terekam mampu memberi bukti kepada Perum Bulog di luar Jawa Barat, jika kita memiliki niat untuk berjuang habis-habisan mengejar target yang diharapkan, maka hasilnya tentu bakal tercapai. Serapan gabah jadi meningkat dan cadangan beras Pemerintah akan semakin kuat.
Berbasis pada data yang dirilis Pemerintah, Perum Bulog Wilayah Jawa Barat ternyata tidak terlampau kesulitan untuk meraih target yang ditetapkan. Dengan membangun sinergitas dan kolaborasi yang berkualitas dengan segenap pemangku kepentingan dunia perberasan, Perum Bulog mampu membuktikan diri sebagai operator pangan Pemerintah yang handal dan piawai.
Sinergitas dalam penyerapan gabah, merujuk pada kerja sama dan koordinasi yang efektif antara berbagai pihak, seperti pemerintah, petani, dan industri pengolahan gabah, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyerapan gabah. Setidaknya ada tiga tujuan strategis dari sinergitas yang dikembangkan. Pertana, meningkatkan efisiensi dengan mengurangi kehilangan gabah dan meningkatkan kualitas gabah yang diserap.
Kedua, meningkatkan pendapatan petani melalui harga yang lebih baik dan penyerapan gabah yang lebih efektif. Dan ketiga, meningkatkan ketersediaan pangan dengan memastikan bahwa gabah diserap dan diolah dengan efektif. Ada dua contoh sinergitas yang selama ini dikembangkan. Pertama, kerja sama antara pemerintah dan petani. Pemerintah dapat membantu petani dengan menyediakan infrastruktur dan fasilitas penyimpanan gabah, sementara petani dapat meningkatkan kualitas gabah yang dihasilkan.
Kedua, kerja sama antara industri pengolahan gabah dan petani. Industri pengolahan gabah dapat membantu petani dengan menyediakan teknologi dan fasilitas pengolahan yang lebih baik, sementara petani dapat meningkatkan kualitas gabah yang dihasilkan. Atas gambaran ini, sinergitas dalam penyerapan gabah dapat membantu meningkatkan efisiensi, kesejahteraan petani, dan ketersediaan pangan.
Semoga!
***
Judul: Soal Serapan Gabah, Perum Bulog Jawa Barat Memang Keren!
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi