MajmusSunda News, Kolom OPINI, Jawa Barat, Sabtu (21/06/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Walau Hanya Menjabat Beberapa Bulan, Sudaryono Meninggalkan Perum Bulog dengan Sukses” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Perombakan di jajaran Komisaris PT Pupuk Indonesia, kini tengah berlangsung. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, sejak 16 Juni 2025 ditugaskan untuk mendampingi Direksi PT Pupuk Indonesia dan diberi ananah untuk menjabat Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia. Sudaryono akan diuji, apakah kesuksesannya selaku Ketua Dewas Perum Bulog akan dapat diterapkan di PT Pupuk Indonesia ?

Sebelum dipercaya menjadi Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia, Sudaryono yang kini menjabat Wakil Menteri Pertanian ditugaskan menjadi Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Petum Bulog. Sebelumnya, posisi Ketua Dewas BULOG dipegang oleh Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), yang mendorong BULOG untuk bertransformasi menjadi perusahaan multinasional.
Kinerja BULOG di bawah pengawasan Dewas menunjukkan beberapa pencapaian signifikan pada tahun 2024, antara lain pertama berkaitan dengan pengelolaan beras. Petum Bulog berhasil mengelola lebih dari 3,8 juta ton beras sepanjang tahun 2024. Kedua, terkait dengan penyaluran bantuan pangan. Perum Bulog menyalurkan bantuan pangan beras tahap pertama hingga ketiga dengan total 1,96 juta ton.
Ketiga, stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Perum Bulog mencatat realisasi penugasan pemerintah sebesar 1,38 juta ton untuk program SPHP. Keempat, penyerapan hasil dalam negeri. Perum Bulog mencatat penyerapan hasil dalam negeri sebesar 1,26 juta ton setara beras, yang terdiri dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 831 ribu ton.
Dengan demikian, kinerja Ketua Dewas Perum Bulog dan jajaran manajemen Petum Bulog dapat dinilai positif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilitas harga di Indonesia. Dalam bahasa lain dapat dikatakan, kiprah Perum Bulog sebagai operator pangan Pemerintah bisa disebut sukses.
Sudaryono boleh merasa lega. Ketika dipercaya sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, walau waktunya hanya beberapa bulan, diujung kepemimpinannya mampu mengukir keberhasilan yang pantas dicatat dengan tinta emas. Perum Bulog mampu menyerap gabah petani dengan angka cukup signifikan, sehingga mengokohkan cadangan beras Pemerintah.
Bersama dengan Bung Novi, selaku Direktir Utama Perum Bulog, Sodaryono mampu menyerap gabah petani melesat cukup tinggi dalam tiga bulan terakhir. Capaian serapan terekam cukup terukur, sehingga menjelang berakhir nya panen raya kali ini Perum Bulog mampu menyerap gabah petani diatas angka 2 juta ton. Hal ini merupakan prestasi yang membanggakan.
Sudaryono, Wakil Menteri Pertanian yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Perum Bulog, telah mencapai beberapa kesuksesan dalam perannya saat ini. Beberapa kisah suksesnya antara lain, meningkatkan serapan gabah petani. Di bawah kepemimpinan Sudaryono, Petum Bulog berhasil meningkatkan serapan gabah petani, sehingga memberikan stabilitas harga gabah dan berdampak positif pada kesejahteraan petani.
Selanjutnya, mampu mengoptimalkan jaringan distribusi. Sudaryono membantu mengoptimalkan jaringan distribusi dan memperbaiki mekanisme pembelian gabah, sehingga gabah petani dapat diserap dalam jumlah yang lebih banyak dan dihargai dengan harga yang lebih layak. Kemudian, mendukung Ketahanan Pangan Nasional.
Kebijakan yang diterapkan di bawah pimpinan Sudaryono juga mendukung ketahanan pangan nasional dengan memastikan stok beras yang lebih terjamin dan pasokan beras yang tetap stabil di pasar. Diprediksi dapat meningkatkan pendapatan petani. Dengan adanya serapan gabah yang meningkat, petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih stabil dan memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Banyak kalangan menilai bahwa perubahan kepemimpinan di Dewas dan Direksi Perum BULOG membawa dampak positif bagi petani di seluruh Indonesia. Tidak sedikit pakar menekankan pentingnya mendengarkan dan menyerap aspirasi petani sebagai langkah utama dalam menciptakan kebijakan yang efektif.
Saat ini, Perum Bulog tengah dihadapkan pada masalah yang cukup serius, setelah sukses menyerap gabah petani dengan angka cukup signifikan. Persoalannya, gabah yang berlimpah ternyata membutuhkan penyimpanan yang berkualitas. Bagi Perum Bulog menyimpan gabah sekitar 2 juta ton, bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan. Belum lagi sekitar 1,8 juta juta ton hasil pengadaan tahun lalu, baik dari produksi dalam negeri atau impor.
Mengelola gabah sekitar 4 juta ton bukanlah hal gampang untuk digarap. Selain keterbatasan gudang penyimpanan milik Perum Bulog, ternyata SOP penyimpanan gabah/beras di gudang Perum Bulog pun masih ditemukan hal-hal yang memilukan. Contoh masih ditemukan adanya beras berkutu, menunjukan proses penyimpanan beras di gudang belum sesuai dengan yang diharapkan.
Sejak pertengahan Juni 2025, resmi Sudaryono meninggalkan Perum Bulog untuk menempati pos baru di PT Pupuk Indonesia. Kita percaya kesuksesan sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog akan ditularkan, ketika dirinya ditugaskan untuk menjabat selaku Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia. Sudaryono tentu akan memberikan kinerja terbaiknya, dimana pun dirinya ditempatkan.
Semoga kiprah Sudaryono di PT Pupuk Indonesia akan memberi kinerja yang lebih baik lagi.
***
Judul: Walau Hanya Menjabat Beberapa Bulan, Sudaryono Meninggalkan Perum Bulog dengan Sukses
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi