MajmusSunda News, Kolom OPINI, Jawa Barat, Minggu (29/06/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “”Tumaninah”” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Sesungguhnya, banyak tafsir terhadap makna “tumaninah”. Namun begitu, secara umum, “tumaninah” dalam bahasa Sunda memiliki arti yang positif, yaitu “tenang”, “damai”, “sabar” atau “tentram”. Jika kita perjelas dari masing-masing kata diatas, maka diperoleh pemahaman sebagai berikut :

– Tenang menggambarkan keadaan hati atau suasana yang tenang dan damai.
– Damai memperlihatksn keadaan yang bebas dari konflik atau kekacauan, serta memiliki suasana yang harmonis.
– Sabar menggambarkan kemampuan untuk menahan diri dan tidak tergesa-gesa dalam menghadapi situasi atau tantangan.
– Tentram memperlihatkan keadaan yang tenang dan damai, serta bebas dari gangguan atau kekacauan.
Dalam konteks yang lebih luas, “tumaninah” juga dapat diartikan sebagai:
– Ketenangan batin. Artinya, keadaan hati yang tenang dan damai, serta bebas dari kegelisahan atau kecemasan.
– Kedamaian yang menunjukan keadaan yang harmonis dan bebas dari konflik, serta memiliki suasana yang tenang dan damai.
Dengan demikian, “tumaninah” memiliki makna yang positif dan dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan hati atau suasana yang tenang dan damai. Dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat, suasana hidup yang tumaninah, menjadi harapan yang menjadi dambaan warga masyarakatnya.
Contoh kalimat dalam bahasa Sunda yang menggunakan kata “tumaninah” adalah:
– “Hate téh karasa tumaninah lamun diuk di sawah bari ngadéngé sora manuk.” (Hati terasa tenang ketika duduk di sawah sambil mendengarkan suara burung.)
– “Anjeunna jalma anu tumaninah, teu gampang ambek.” (Dia orang yang sabar, tidak mudah marah.)
Penyebab utama hidup bisa tumaninah (tenang dan damai) dapat ditempuh dengan berbagai cara. Paling tidak, ada tujuh suasana yang dapat diciptakan pencapaiannya. Pertama, iman dan spiritualitas. Memiliki iman yang kuat dan spiritualitas yang baik dapat membantu seseorang merasa tenang dan damai dalam menghadapi kehidupan.
Kedua, keseimbangan hidup. Menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan waktu untuk diri sendiri dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan ketenangan. Ketiga, hubungan yang baik. Memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, teman, dan masyarakat dapat membantu seseorang merasa didukung dan tenang.
Keempat, kesehatan fisik dan mental. Menjaga kesehatan fisik dan mental yang baik dapat membantu seseorang merasa lebih tenang dan damai. Kelima, pikiran positip. Memiliki pikiran positif dan optimis dapat membantu seseorang menghadapi tantangan dengan lebih tenang dan damai.
Keenam, aktivitas relaksasi. Melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi, yoga, atau membaca dapat membantu seseorang merasa lebih tenang dan damai. Ketujuhgratitude. Memiliki rasa syukur dan menghargai apa yang dimiliki dapat membantu seseorang merasa lebih tenang dan damai.
Berdasarkan penjelasan diatas, hidup tumaninah dapat dicapai dengan menjaga keseimbangan hidup, memiliki iman dan spiritualitas yang kuat, serta melakukan aktivitas yang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan ketenangan.
Selain itu, suasana tumaninah (tenang dan damai) dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat dapat terbangun melalui beberapa cara, antara lain :
– Keadilan dan kesetaraan. Maksudnya, mewujudkan keadilan dan kesetaraan bagi semua warga negara dapat membantu menciptakan suasana yang tenang dan damai.
– Komunikasi yang baik. Dengan komunikasi yang baik dan terbuka antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai kelompok dapat membantu mengurangi konflik dan meningkatkan ketenangan.
– Partisipasi masyarakat. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dapat membantu meningkatkan rasa memiliki dan ketenangan.
– Penghormatan terhadap hak asasi manusia. Artinya, menghormati dan melindungi hak asasi manusia dapat membantu menciptakan suasana yang tenang dan damai.
– Kebudayaan yang inklusif. Ini penting, karena dengan membangun kebudayaan yang inklusif dan menghargai keragaman dapat membantu mengurangi konflik dan meningkatkan ketenangan.
– Pemimpin yang bijak. Artinya, pemimpin yang bijak dan adil dapat membantu menciptakan suasana yang tenang dan damai dengan mengambil keputusan yang tepat dan memprioritaskan kepentingan masyarakat.
– Pendidikan dan kesadaran. Maksudnya, meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ketenangan dan kedamaian dapat membantu menciptakan suasana yang lebih harmonis.
Atas gambaran demikisn,, suasana tumaninah dapat terbangun dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat melalui upaya bersama untuk menciptakan keadilan, kesetaraan, dan kebudayaan yang inklusif. Semua anak bangsa, tentu mendambakan suasana yang seperti ini.
***
Judul: “Tumaninah”
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi