MajmusSunda News, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (1/3/2025) Artikel dalam Rubrik “BUDAYA”, berjudul “Tradisi Patrol Bangunkan Saur Ubrug-ubrug Asal Majalengka, Kini Sudah Punah”, ditulis oleh Agung Ilham Setiadi
Tradisi membangunkan sahur Ubrug-ubrug khas asal Majalengka kini sudah punah alias sudah tidak dikenal lagi
Antropolog sekaligus dosen kebudayaan Islam dan klasik Indonesia Universitas Airlangga (Unair) Djoko Adi Prasetyo menjelaskan di Jawa Barat atau di Majalengka, tradisi patrol bangun sahur dikenal dengan sebutan Ubrug-ubrug. Kini keberadaannya sudah punah.
Ia menuturkan Ubrug-ubrug mitosnya, patrol sahur berawal dari kebiasaan dalam memanggil burung merpati yang dipelihara.
“Empunya memukul kentongan yg berbunyi tuk..tuk…tuk. Nah, dari situlah muncul musik patrol yang alatnya terbuat dari kayu menyerupai kentongan, namun pendek,” kata Djoko.
Nilai Patrol Bangun Sahur
Djoko menilai patrol bangun sahur mengandung tiga nilai, yakni nilai tanggung jawab sosial, interaksi sosial, dan solidaritas. Tanggung jawab sosial berarti masyarakat memiliki tanggung jawab untuk saling mengingatkan waktu sahur.
“Dalam patrol sahur, tentu dilaksanakan secara berkelompok. Maka terdapat interaksi sosial di dalamnya. Nilai solidaritas sebagai umat muslim untuk mengingatkan sahur dan menjalankan puasa sebagai umat yang taat dalam beragama,” katanya.