MajmusSunda News, Kolom Artikel/Opini, Sabtu (18/10/2025) – Artikel Serial Tropikanisasi dan Kooperatisasi berjudul “The Economic Hitman Serang Pandawa” ini ditulis oleh: Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S., Pinisepuh Majelis Musyawarah Sunda (MMS) dan Rektor IKOPIN University Bandung.
LAKON: THE ECONOMIC HITMAN MENYERANG PADAWA
DALANG: (Suara tegang) Heeeemmm…! Di balik kesuksesan Pandawa, datanglah ancaman dari jauh! Dari Negeri Bad Samaritan, datanglah sang Economic Hitman dengan dua panglima butanya!
Lagu Pembuka: Maju Tak Gentar
https://www.youtube.com/clip/UgkxPQ1eBO0-syBxdjCjCehfIiMITh4P7m7u
[Panggung gelap. Muncul Buto Bule dan Buto Ijo dengan kostum modern ala agen rahasia]
BUTO BULE: (Suara beraksen asing) “Listen, brother! Kita harus gagalkan KPDN! Mereka terlalu sukses!”
BUTO IJO: (Suara licik) “Siap, Boss! Kita gunakan strategi Mongol – sogok dari dalam!”
BABAK 1: RENCANA JAHAT
BUTO BULE: “Kita rekrut pejabat Pandawa! Kita bayar mereka untuk pura-pura dukung KPDN, tapi sebarkan kegagalan!”
BUTO IJO: “Dan kita selundupkan agen kita sebagai konsultan, ahli teknologi, bahkan petani!”
[Semar dan Kresna muncul dengan aura waspada]
SEMAR: “Kresna, aku merasa ada yang tidak beres…”
KRESNA: “Benar, Semar. Angin barat membawa bau busuk keserakahan!”
BABAK 2: STRATEGI PENYUSUPAN
BUTO BULE: (Memegang tablet) “Kita targetkan: Pejabat Kementerian; Manager Bank; Akademisi; Tokoh Masyarakat, dan; Jangan lupa para jaksa, polisi dan tentara juga !”
BUTO IJO: “Dan kita tawarkan… dollar! Banyak dollar!”
BABAK 3: OPERASI INTELLIGENCE PANDAWA
ARJUNA: (Dengan headset modern) “Semar, intel kami temukan aktivitas mencurigakan!”
SRIKANDI: “Ada transfer dana besar ke rekening beberapa pejabat!”
SUMBADRA: “Dan banyak ‘konsultan asing’ tiba-tiba datang!”
BABAK 4: TAKTIK MONGOL DITERAPKAN
BUTO BULE: “Ingat strategi Genghis Khan! Taklukan dari dalam sebelum serang dari luar!”
BUTO IJO: “Kita buat mereka sibuk dengan proyek sampingan! Alihkan anggaran! Buat kebijakan kontra-produktif!”
BABAK 5: KORBAN PERTAMA
[Muncul Patih Gandharva yang terlihat gelisah]
PATIH GANDHARVA: “Demi dollar… maafkan aku, Semar…”
SEMAR: (Bijak) “Patih, aku tahu kau dalam tekanan. Mari kita bicara…”
BABAK 6: SISTEM PERTAHANAN KPDN
KRESNA: “Kita bangun sistem anti-korupsi digital! Blockchain untuk transparansi!”
CEPOT: (Sambil main game) “Wah, kayak di film spy nih! Seru!”
GARENG: “Aku… aku takut, Semar…”
DAWALA: “Jangan takut! Kita hadapi bersama!”
BABAK 7: OPERASI PENYELAMATAN
ARJUNA: “Tim cyber kami berhasil lacak transfer mencurigakan!”
SRIKANDI: “Dan kami identifikasi 12 agen penyusup!”
LARASATI: “Pendidikan anti-korupsi sudah kita jalankan ke semua koperasi!”
BABAK 8: KONFRONTASI
SEMAR: (Menghadapi Buto Bule) “Hai, Buto! Kau pikir kami tidak tahu rencanamu?”
BUTO BULE: (Terkejut) “How dare you are! Kami punya segalanya! Uang! Teknologi!”
KRESNA: “Tapi kau tidak punya kebenaran dan kejujuran!”
BABAK 9: PENGALAMAN MIRIS
PETANI BRILLIAN: (Sedih) “Mereka tawarkan saya uang untuk gagalkan panen… Tapi saya tolak!”
MANAJER JUJUR: “Mereka janji villa dan mobil… Tapi integritas lebih berharga!”
BABAK 10: STRATEGI BALASAN
SEMAR: “Kita lawan dengan: 1. Transparansi total; 2. Partisipasi masyarakat; 3. Audit berjenjang; 4. Whistleblower system.”
ARJUNA: “Dan teknologi AI untuk deteksi kecurangan!”
BABAK 11: PERTARUNGAN DIGITAL
BUTO IJO: “Server kita diserang balik! Data kita bocor!”
BUTO BULE: “Retreat! Retreat! Mereka terlalu kuat!”
BABAK 12: KEMENANGAN KEJUJURAN
KRESNA: “Lihatlah! Kebenaran selalu menang!”
SEMAR: “Dan gotong royong mengalahkan keserakahan!”
SABDA BIJAK SEMAR:
Dengarlah hai seluruh Pandawa
Musuh terbesar bukan dari luar
Tapi dari dalam diri sendiri
Dari keserakahan dan ketamakan
Dengan kejujuran sebagai senjata
Dengan transparansi sebagai perisai
Dengan gotong royong sebagai kekuatan
Kita lawan semua kejahatan
Buto Bule dan Buto Ijo
Kembalilah ke negerimu
Katakan pada majikanmu
Pandawa tidak bisa dibeli!
[Buto Bule dan Buto Ijo kabur terbirit-birit]
DALANG: Haaaahhh…! Maka selamatlah Pandawa dari ancaman Economic Hitman! Tapi waspadalah… musuh selalu mengintai!
LAGU PENUTUP: “Bagimu Negeri”:
***
Noted:
Tropikanisasi adalah sebuah konsep transformatif yang merujuk pada proses mengangkat, memulihkan, dan memodernisasi kekayaan tropis—baik dalam pangan, budaya, ekonomi, maupun spiritualitas—sebagai fondasi kedaulatan dan keberlanjutan bangsa tropis seperti Indonesia.
Judul: The Economic Hitman Serang Pandawa
Penulis: Prof. Agus Pakpahan
Editor: Jumari Haryadi
Sekilas Info Penulis
Prof. Agus Pakpahan memimpin IKOPIN University sejak 29 Mei 2023 untuk periode 2023–2027. Ia dikenal sebagai ekonom pertanian yang menaruh perhatian pada penguatan ekosistem perkoperasian dan tata kelola kebijakan publik.

Di bawah kepemimpinan Agus Pakpahan, IKOPIN mendorong kemitraan strategis dan pembenahan tata kelola kampus, termasuk menyambut inisiatif pemerintah agar IKOPIN bertransformasi menuju skema Badan Layanan Umum (BLU) di lingkungan Kemenkop UKM—sebuah langkah untuk memperkuat daya saing kelembagaan dan mutu layanan pendidikan. “Pendidikan yang berpihak pada kemajuan adalah jembatan masa depan,” demikian ruh visi yang ia usung.
Lahir di Sumedang, 29 Januari 1956, Agus Pakpahan menempuh S-1 di Fakultas Kehutanan IPB (1978) dan meraih M.S. Ekonomi Pertanian di IPB (1981). Ia kemudian meraih Ph.D. Ekonomi Pertanian dengan spesialisasi Ekonomi Sumber Daya Alam dari Michigan State University (1988). Latar akademik ini mengokohkan reputasinya di bidang kebijakan sumber daya alam, pertanian, dan pembangunan pedesaan. “Ilmu adalah cahaya; manfaatnya adalah sinar yang menuntun,” menjadi prinsip kerja ilmiahnya.
Kariernya panjang di pemerintahan: bertugas di Bappenas pada 1990-an, lalu dipercaya sebagai Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (1998–2002). Di tengah restrukturisasi, ia memilih mundur pada 2002—sebuah sikap yang tercatat luas di media arus utama.
Sesudahnya, Agus Pakpahan menjabat Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Agroindustri, Kehutanan, Kertas, Percetakan, dan Penerbitan (2005–2010), memperlihatkan kapasitasnya menautkan riset, kebijakan, dan bisnis negara. “Integritas adalah kompas; kebijakan adalah peta,” ringkasnya tentang tata kelola.
Sebagai akademisi-pemimpin, Agus Pakpahan aktif membangun jejaring dan kurikulum. Kunjungan kerja ke FEB UNY menegaskan orientasi penguatan kompetensi usaha dan koperasi, sementara di tingkat lokal ia melepas ratusan mahasiswa KKN untuk mengabdi di puluhan desa di Sumedang—mendorong pembelajaran kontekstual dan solusi nyata bagi masyarakat. “Belajar adalah bekerja untuk sesama,” begitu pesan yang kerap ia gaungkan pada kegiatan kampus.
Di luar kampus, kiprah Agus Pakpahan terekam dalam wacana publik seputar hutan, pertanian, ekonomi sirkular, dan perkoperasian—menginspirasi komunitas petani serta pemangku kepentingan untuk berinovasi tanpa meninggalkan nilai-nilai gotong royong.
Esai dan pandangan Agus Pakpahan di berbagai media bereputasi menunjukkan konsistensinya pada pembangunan yang adil dan berkelanjutan. “Kemajuan tanpa keadilan hanyalah percepatan tanpa arah; keadilan memberi makna pada laju,” adalah mutiara yang merangkum jalan pikirannya.