MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/12/2024) – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon kaget menerima puluhan buku karya para seniman dan budayawan Sunda dalam acara “Sarasehan Seniman dan Budayawan Bersama Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia” yang digelar pada Sabtu (14/12/2024) di Rumah Budaya Ciumbuleuit, Kota Bandung.
“Pertama saya ucapkan terima kasih atas silaturakhmi kita pada sore hari ini di tempat ini. Saya juga kaget dapat banyak buku. Gratifikasi buku, tapi itu gratifikasi ilmu artinya. Pengetahuan yang luar biasa, dari mulai permainan anak sampai gastronomi. Ini karya-karya intelektual, warisan budaya yang luar biasa,” ujar Fadli Zon yang disambut tawa riuh dari para hadirin yang memenuhi Lantai 2 Rumah Budaya Ciumbuleuit.



Menurut Menteri Kebudayaan, puluhan buku yang diserahkan oleh para seniman dan budayawan Sunda tersebut menandai kehadiran Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenkebud RI) yang merupakan komitmen dari Presiden Prabowo Subianto yang menjadikan Kemenkebud RI sebagai institusi sendiri, tidak digabung dengan Kementerian lainnya.
“Tidak digabung dengan pendidikan (red: Kementerian), tidak digabung dengan pariwisata, tidak digabung dengan ekonomi kreatif, tapi sendiri agar fokus Kementerian Kebudayaan memajukan kebudayaan nasional Indonesia,” tambah politisi senior Partai Gerindra tersebut.



Puluhan buku yang diserahkan oleh para seniman dan budayawan Sunda dalam momen tersebut, di antaranya enam buah buku karya Dr. Riadi Darwis, M.Pd., seorang Penulis, Peneliti, dan Dosen Bahasa Indonesia di Politeknik Pariwisata NHI Bandung, Jawa Barat. Minatnya pada gastronomi Sunda mampu menggerakkan dosen kreatif ini melakukan penelitian secara mandiri sehingga melahirkan beberapa buku gastronomi yang luar biasa.
Pada kesempatan tersebut Dr. Riadi Darwis menyerahkan enam buah buku yaitu: 1) Khazanah Kuliner Keraton Kesultanan Cirebon; 2) Khazanah Kuliner Kabuyutan Galuh KLASIK; 3) Khazanah Lalab Rujak Sambal dan Tékték Jilid I; 4) Khazanah Lalab Rujak Sambal dan Tékték Jilid II; 5) Ti 2020 KA 2022 Antologi Puisi Jeung Catetan Basa Sunda, dan; 6) Padungdung Antologi Sajak Pancawanda.

Saat ditemui secara terpisah, Dr. Riadi Darwis berharap kepada pemerintah agar ke depannya perhatian pemerintah terhadap aset budaya benda dan tak benda semakin besar, terutama dalam menyebarluaskan hasil riset para peneliti kepada masyarakat yang lebih luas melalui penyediaannya sebagai koleksi referensi di semua perpustakaan di Indonesia.
“Saya berharap hasil penelitian kami bisa dijadikan sebagai muatan lokal dalam kurikulum di semua jenjang pendidikan. Khusus gastronomi dapat diimplementasikan untuk upaya ketahanan pangan. Program lanjutannya dapat dilakukan upaya di sektor UMKM,” ungkap Dosen Politeknik Pariwisata NHI Bandung tersebut.
Dr. Riadi Darwis juga berharap kepada pemerintah, khususnya Kementerian Kebudayaan agar hasil penelitiannya di bidang gastronomi dapat diwujudkan dalam bentuk Museum Gastronomi Sunda. Hal ini sangat penting demi melestarikan budaya Sunda yang hampir punah agar tetap lestari dan dapat diterapkan dalam menunjang usaha di bidang kuliner dan pariwisata.



Tokoh Sunda lainnya yang turut menyerahkan karya tulisnya adalah Halimah Munawir, Ketua Umum Obor Sastra. Wanita yang hobi menulis sejak SMA ini menyerahkan dua karya sastranya, yaitu buku berjudul “PADMI: Calon Permaisuri yang Terbuang” dan “Untaian Kata untuk Dewi Sartika” (Antologi Puisi dan Opini). Buku Antologi tersebut di antaranya ditulis oleh Anggi Lisdayanti, Bambang Widiatmoko, Dyah Kencono Puspito Dewi, Eki Thadan, Dr. Erwan S. Koesoemaatmaja, Dr. Nina Kurnia Hikmawati, Rini Intama, Rachmat Iskandar, Usep Nukliri, Dr. Faisal, dan lain-lain.

“Saya berharap pertemuan Majelis Musyawarah Sunda (MMS) bersama Menteri Kebudayaan RI, Dr. Fadli Zon terus dilaksanakan secara berkesinambungan dengan pengaturan waktu yang baik agar dapat memelihara dan melanjutkan apa yang telah dibuat oleh para pinisepuh atau pakar Sunda. Misalnya buku tentang permainan anak yang dapat diolah menjadi sebuah kewajiban bagi anak-anak untuk mempermainkannya kembali dengan regulasi dari pemerintah,” ungkap Halimah.
Wanita kelahiran Cirebon yang pernah menjadi jurnalis di Majalah Caraka, Majalah Spionita, Tabloid Neraca, dan Harian Indonesia ini berharap agar sejarah jangan dilupakan dan terus dipelihara secara berkesinambungan, baik melalui literasi atau giat seni budaya, di antaranya tentang sosok para pejuang yang telah banyak berjasa bagi bangsanya, seperti harapan para penulis yang tertuang dalam buku antologi “Untaian Kata untuk Dewi Sartika”.
“Saya salah satu orang yang sangat bersyukur dengan adanya Kementerian Kebudayaan dalam Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo yang alhamdulillah menterinya adalah sosok yang sangat peduli pada perkembangan dan pelestarian budaya yakni Dr. Fadli Zon,” pungkas Halimah.


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Pekerja Majelis Musyawarah Sunda (MMS), Andri Perkasa Kantaprawira, S.IP, M.M., mengatakan bahwa budaya Sunda harus tetap dipelihara dan dikembangkan. Menurutnya, pihak MMS telah berdialog dengan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Jawa Barat terkait Peraturan Daerah (Perda) Pemajuan Kebudayaan. Andri berharap para anggota legislatif dapat mendukung pengembangan kebudayaan Sunda lebih lanjut.

Andri juga menyoroti pentingnya pengelolaan dana abadi kebudayaan yang dapat mendukung berbagai proyek budaya yang kreatif dan inovatif, “Kita harus memanfaatkan anggaran dengan baik, tidak hanya untuk konservasi, tetapi juga menciptakan kebudayaan baru yang relevan dengan zaman.”



Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, Dr. H. Buky Wibawa, M.Si.; Dr. Restu Gunawan, M. Hum. (Mantan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia); para seniman dan budayawan Sunda; serta tokoh Majelis Musyawarah Sunda (MMS), di antaranya Prof. ganjar Kurnia (Pinisepuh MMS), Dr. Ernawan (Pinisepuh MMS), Andri Perkasa Kantaprawira, S.IP, M.M. (Badan Pekerja MMS), Dr. Nina Kurnia Hikmawati, S.E., M.M., M.Kom., CITPM (Badan Pekerja MMS), dan lain-lain.
***
Judul: Sasasehan Budaya Majelis Musyawarah Sunda (MMS) dengan Menteri Kebudayan RI: Fadli Zon Kaget Menerima Puluhan Buku dari Seniman dan Budayawan Sunda, di antaranya dari MMS
Jurnalis: Asep Zaenal Mustofa (AZM)
Editor: Jumari Haryadi
