Hubungan Konseptual antara Tri Tantu di Buana dalam Naskah Siksa Kandang Karesian abad ke-16 dengan Konsep Tri Murti dalam Naskah Vishnu Purana Abad ke-11 (Bagian 1)

Artikel ini ditulis oleh: Gelar Taufiq Kusumawardhana

Naskah kuna
Ilustrasi: Naskah kuna dan situs sejarah - (Sumber: Bing Image Creator AI)

MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/10/2024) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Hubungan Konseptual antara Tri Tantu di Buana dalam Naskah Siksa Kandang Karesian abad ke-16 dengan Konsep Tri Murti dalam Naskah Vishnu Purana Abad ke-11 (Bagian 1)” ini ditulis oleh: Gelar Taufiq Kusumawardhana.

Tri Tantu dalam Naskah-naskah Sunda Kuno

Semenjak keberadaan naskah-naskah Sunda Kuno mendapatkan perhatian dalam bidang penelitian filologi, baik yang dilakukan oleh peneliti luar negeri (asing) maupun oleh peneliti dalam negeri (Sunda), minat masyarakat Sunda dalam melakukan kajian terhadap kandungan naskah-naskah Sunda Kuno juga semakin besar. Kajian-kajian tersebut dilakukan, baik oleh kalangan para pakar maupun oleh kalangan masyarakat umum.

Beberapa naskah Sunda Kuno yang telah mendapatkan perhatian dalam bidang penelitian filologi, antara lain: (1) Amanat Galunggung; (2) Bujangga Manik; (3) Carita Purnawijaya; (4) Carita Parahiyangan; (5) Carita Ratu Pakuan; (6) Carita Waruga Guru; (7) Fragmen Carita Parahiyangan; (8) Kawih Pangeuyeukan; dan (9) Kawih Paningkes.

Selanjutnya ada naskah: (10) Putra-putra Rama dan Rahwana; (11) Sanghiyang Hayu; (12) Sanghiyang Sasana Maha Guru; (13) Sanghiyang Siksa Kandang Karesian; (14) Sanghiyang Raga Dewata; (15) Sanghiyang Tatwa Ajyana; (16) Sanghiyang Swawar Cinta; (17) Sewaka Darma (Kawih Panyaraman); (18) Sri Ajnyana; (19) Tutur Buwana; (20) Waruga Lemah; dan lain sebagainya.

Gelar Taufiq Kusumawardhana
Gelar Taufiq Kusumawardhana, penulis – (Sumber: Koleksi pribadi)

Dari sejumlah naskah-naskah Sunda Kuno yang telah mendapatkan perhatian dalam bidang penelitian filologi tersebut, terdapat naskah-naskah yang secara khusus mengandung muatan-muatan konsep Tri Tantu di dalamnya.

Naskah-naskah Sunda Kuno yang secara khusus mengandung muatan-muatan konsep Tri Tantu di dalamnya, antara lain: (1) Amanat Galunggung; (2) Carita Parahiyangan; (3) Fragmen Carita Parahiyangan; dan (4) Sanghiyang Sasana Waruga Guru.

Konsep Tri Tantu (ejaan lainnya yang berkembang adalah Tri Tangtu) dalam naskah-naskah Sunda Kuno tersebut, dikenal dalam beberapa bentuk penulisan, antara lain Tri Tantu, Tri Tantu di Bumi, Tri Tantu di Buana, dan Tri Tantu di Jagat.

Keberadaan konsep Tri Tantu di Buana yang terkandung dalam naskah-naskah Sunda Kuno tersebut pada gilirannya dapat memicu penelitian-penelitian lebih lanjut, baik pada tataran penelitian-penelitian yang bersifat teoretik/konseptual (pure research) maupun tataran penelitian-penelitian yang bersifat terapan (applied research).

Beberapa contoh judul penelitian yang menjadikan konsep Tri Tantu di Buana sebagai subjek penelitian, antara lain:

(1) Tinjauan Filologis terhadap Fragmen Carita Parahyangan: Naskah Sunda Kuno Abad XVI tentang Gambaran Sistem Pemerintahan Masyarakat Sunda oleh U. Darsa, K. Sofianto, Elis Suryani NS (Sosiohumaniora, Vol. 2, No. 3, tahun 2000);

(2) Tri Tantu di Bumi di Kampung Naga: Melacak Artefak Sistem Pemerintahan (Sunda) oleh Agus Heryana (Patanjala Vol. 2, No. 3, tahun 2010);

(3) Regenerative-Relational Tritangtu: Sundanese Triadic Transformation Modeloleh Wanda Listiani, Heddy Shri Ahimsa-Putra, G.R. Lono Lastoro Simatupang, Yasraf Amir Piliang. (Panggung: Jurnal Seni Budaya,Vol. 23, No. 2,tahun 2013);

(4) Makna Tri Tangtu di Buana yang Mengandung Aspek Komunikasi Politik dalam Fragmen Carita Parahyangan oleh Rangga Saptya Mohamad Permana (Jurnal Kajian Komunikasi, Vol. 3 No. 2, tahun 2015);

(5) Rekontruksi Nilai-Nilai Konsep Tritangtu Sunda Sebagai Metode Penciptaan Teater Ke Dalam Bentuk Teater Kontemporer oleh Tatang Rusmana (Mudra Vol. 33, No. 1, tahun 2018);

(6) Perbandingan Konsep-Konsep Triumvirate Sunda Dengan Trias Politica Dalam Perspektif Komunikasi Politik oleh Rangga Saptya Mohamad Permana, Jimi Narotama Mahameruaji (Nyimak: Journal of Communication, Vol. 4, No. 1, tahun 2020);

(7) Struktur Tritangtu pada Siger Aksesoris Pengantin Sunda Priangan oleh Fadly Fathul Ulum, Endang Caturwati, Heri Herdini (Pantun: Jurnal Ilmiah Seni Budaya, Vo. 7 No. 2, tahun 2022);

(8) Konsepsi Pemisahan Kekuasaan dalam Ajaran Tritangtu Sunda dan Implikasinya terhadap Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia oleh Rizky Saeful Hayat (Tesis Master, UIN SGD Bandung, tahun2022);

(9) Sistem Pembagian Kekuasaan dan Kepemimpinan dalam Naskah Sunda Kuno dan Komunitas Adat Kampung Naga oleh Elis Suryani Nani Sumarlina, Rangga Saptya Mohamad Permana dan Ike Rostikawati Husen (Jurnal Kabuyutan, Vol. 1, No. 1, tahun 2022);

(10) Filsafah Kehidupan Tritangtu Sunda dalam Film Eksperimental Adat “Game Over Drama” oleh Wiki Riandi (Jurnal Adat dan Budaya Indonesia, Vol. 5 No. 1, tahun 2023);

(11) Strategies for Revitalizing Tri Tangtu Local Wisdom Among College Students oleh Runik Machfiroh, Ida Rohayani, Dicky Hidayat, Kaede Shirakane (Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 16 No. 1, tahun 2024); dan lain sebagainya.

Dari 11 contoh penelitian, terdapat 5 tulisan yang dapat dianggap sebagai bentuk penelitian dasar (pure research) yakni:

(1) Tinjauan Filologis Terhadap Fragmen Carita Parahyangan: Naskah Sunda Kuno Abad XVI Tentang Gambaran Sistem Pemerintahan Masyarakat Sunda oleh U. Darsa, K. Sofianto, Elis Suryani NS (2000);

(2) Makna Tri Tangtu di Buana yang Mengandung Aspek Komunikasi Politik dalam Fragmen Carita Parahyangan oleh Rangga Saptya Mohamad Permana(2015);

(3) Perbandingan Konsep-Konsep Triumvirate Sunda Dengan Trias Politica Dalam Perspektif Komunikasi Politik oleh Rangga Saptya Mohamad Permana, Jimi Narotama Mahameruaji(2020);

(4) Konsepsi Pemisahan Kekuasaan Dalam Ajaran Tritangtu Sunda dan Implikasinya Terhadap Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia oleh Rizky Saeful Hayat(2022), dan;

(5) Sistem Pembagian Kekuasaan dan Kepemimpinan dalam Naskah Sunda Kuno dan Komunitas Adat Kampung Naga oleh Elis Suryani Nani Sumarlina, Rangga Saptya Mohamad Permana dan Ike Rostikawati Husen (2022).

Sementara 6 contoh penelitian lainnya, dapat dianggap sebagai bentuk penelitian terapan (applied research); dalam pengertian penerapan konsep Tri Tantu di Buana sebagai grand teori yang digunakan dalam penelitian praktis.

Namun demikian, bentuk penelitian dasar (pure research) terhadap konsep Tri Tantu di Buana itu sendiri, masih menyisakan celah-celah penelitian lainnya, terutama bentuk penelitian dasar (pure research) terhadap konsep Tri Tantu di Buana dengan menggunakan pendekatan kajian penafsiran (hermenetika). (Bersambung …)

***

Judul: Hubungan Konseptual antara Tri Tantu di Buana dalam Naskah Siksa Kandang Karesian abad ke-16 dengan Konsep Tri Murti dalam Naskah Vishnu Purana Abad ke-11 (Bagian 1)
Penulis: Gelar Taufiq Kusumawardhana
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas info penulis

Gelar Taufiq Kusumawardhana adalah Anggota Dewan Pakar Sejarah dan Kebudayaan, Majelis Masyarakat Sunda (MMS), Ketua Yayasan Buana Varman Semesta, dan Kandidat Doktor pada Konsentrasi Agama dan Budaya, Program Studi Agama-Agama, Program Pascasarjana (S3), Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung). Kini ia bermukim di Perumahan Pangauban Silih Asih, Blok R, No. 37, Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *