HIPPRADA dan Pramuka Tanam Pohon Khas Sunda di Taman Dewi Sartika: Lestarikan Alam, Rawat Budaya

Kegiatan penanaman pohon berlangsung di bagian Barat kawasan Taman Dewi Sartika, Balai Kota Bandung

Gelar Taufik Kusumawardhana
Foto bersama setelah penanaman pohon - (Sumber: Gelar)

MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (11/10/2025) – Pada Sabtu, 11 Oktober 2025, pukul 09.00 s.d. 12.00 WIB telah berlangsung kegiatan penanaman pohon yang berada di bagian Barat kawasan Taman Dewi Sartika, Balai Kota Bandung. Kegiatan penanaman pohon tersebut, dilaksanakan oleh Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda (HIPPRADA) Kwartir Cabang Kota Bandung dan Kwartir Daerah Provinsi Jawa Barat.

HIPPRADA Kwarcab Kota Bandung dan Kwarda Provinsi Jawa Barat bersama dengan Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu sendiri, pada tahap sebelumnya (15-19 September 2025) telah berhasil menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan kegiatan “The 17th International Scout and Guide Fellowship – Asia Pacific – Region Gathering 2025” (ISGF-ASPAC). Kegiatan ISGF-ASPAC ke-17 itu sempat dihadiri oleh komunitas pramuka (scout) dari sejumlah 18 negara di dunia.

Pradja Muda Karana, generasi penerus estafet peduli bumi
Pradja Muda Karana, generasi penerus estafet peduli bumi – (Sumber: Gelar)

Dalam kegiatan penanaman pohon di Taman Dewi Sartika, Balai Kota Bandung tersebut, dihadiri secara langsung oleh sesepuh-sesepuh HIPPRADA, antara lain Erwina Soewarma yang sempat menjadi Wakil Ketua panitia ISGS-ASPAC ke-17; Taufik Hidayat, pengurus HIPPRADA Kwarda Jawa Barat; Djuandi Ghandi, aktivis lingkungan hidup yang menguasai bidang pengenalan tumbuhan terutama tumbuhan khas Sunda; Yayah Robiyah, mantan Majelis Pembimbing Gudep yang sebelumnya bertugas sebagai Kepala Sekolah di kawasan Sulawesi; Dr. Yooke Tjuparmah, pensiunan dosen di UPI; sastrawati; salah-satu pendiri PATREM – Paguyuban Sastrawati Sunda, dan lain sebagainya.

Kegiatan penanaman pohon tersebut juga dibantu kelancarannya secara teknis oleh anggota-anggota Pramuka Kwarcab Kota Bandung dan Kwarda Provinsi Jawa Barat yang merupakan perwakilan Youth Fellows Volunteer. Selain melibatkan pengurus HIPPRADA dan Pramuka muda, penanaman pohon juga dihadiri oleh jaringan lainnya seperti Chye Retty Isnendes yang merupakan guru besar dalam bidang khusus Antropologi Sastra UPI dan ketua PATREM, serta Gelar Taufiq Kusumawardhana yang merupakan Ketua Yayasan Buana Varman Semesta (YBVS), koordinator Varman Institute – Pusat Kajian Sunda dan PATARUMAN – Indigo Experimental Station.

Tanam pohon
Proses penanaman pohon – (Sumber: Gelar)

Menurut keterangan Djuandi Gandi, penanaman pohon di kawasan Bale Kota Bandung meskipun menggunakan pola kerapatan relatif tinggi bukan menjadi persoalan yang menghambat. Pohon-pohon yang ditanam di kawasan tersebut, antara lain Kapundung (Baccaurea racemosa), Hampelas (Ficus ampelas), Tarum Siki (Indigofera tinctoria, Linn.), Tarum Areuy (Marsdenia tinctoria, R.Br.) dan berbagai jenis pohon lainnya yang memiliki nilai dalam kebudayaan masa lalu Sunda.

Menurut keterangan Dr. Yooke Tjuparmah yang populer disebut Ambu Yooke, model penanaman rapat yang dilakukan oleh Djuandi Gandi tersebut dinamakan pendekatan Miyawaki. Ada beberapa ciri khas penanaman pohon yang dilakukan dalam pendekatan Miyawaki tersebut.

Pertama, pohon-pohon yang ditanam merupakan pohon-pohon yang bersifat endemik atau khas lingkungan setempat yang dinilai perlu dikonservasi.

Kedua, penanaman pohon-pohon tersebut dilakukan untuk menghutankan lahan-lahan di lingkungan perkotaan yang berlahan sempit namun potensial untuk dijadikan kantung-kantung hutan minimalis (pocket forest).

Ketiga, menyasar pada tumbuhnya nilai kecintaan terhadap lingkungan hidup dan terutama pengenalan terhadap keanekaragaman botani melalui kegiatan partisipatoris yang bernilai edukasi.

Pendekatan Miyawaki tersebut, diinspirasi oleh usaha yang dilakukan oleh Akira Miyawaki (1928-2021) asal Jepang yang merupakan aktifis lingkungan hidup, ahli botani dan ekologi yang merupakan Profesor di Yokohama National University.

Penanaman pohon yang dilakukan oleh pengurus dan anggota HIPPRADA dan Pramuka muda tersebut, mudah-mudahan mencapai tujuan sebagaimana yang diniatkannya.

Mengkonservasi tumbuhan-tumbuhan khas Sunda, memanfaatkan lahan-lahan potensial berbasis perkotaan yang dapat digunakan sebagai kantung-kantung hutan minimalis yang menampung keanekaragaman botani khas Sunda dan menggugah minat dan kecintaan masyarakat Sunda terutama yang berkehidupan di perkotaan agar tidak tercerabut dari akar lingkungan dan kebudayaannya. (GTK).

***

Judul: HIPPRADA dan Pramuka Tanam Pohon Khas Sunda di Taman Dewi Sartika: Lestarikan Alam, Rawat Budaya
Kontributor: Gelar Taufik Kusumawardhana
Editor: Chye Retty Isnendes

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *