MajmusSunda News, Kota Cimahi, Jawa Barat, Sabtu (16/11/2024) – Artikel berjudul “Angkatan Muda Siliwangi (AMS): Ternyata Eksis di Sumatera Utara” ini adalah sebuah esai karya Asep Arie Barajati yang merupakan seorang penulis, penggiat buku, dan kini tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.
Kamis (14/11/2024) kemarin tiba-tiba saya dihubungi rekan saya, Asep Zaenal Mustofa melalui aplikasi WhatsApp. Ia mengirim pesan mengajak saya untuk menemui tamu dari Medan, Sumatra Utara.
Saya membalasnya dengan mengatakan bahwa saya bersedia menemani Asep menemui tamunya. Rencana kami bertemu di salah satu café yang terletak di Jalan Braga, Kota Bandung. Waktu pertemuan disepakati setelah waktu salat Magrib, ya sekitar pukul 16.30 WIB.
Menjelang Magrib, saya sudah bersiap-siap menuju Jalan Braga yang dikenal sebagai salah satu pusat hiburan di Kota Kembang, Bandung. Usai salat Magrib, saya mampir ke rumah Asep yang letaknya hanya puluhan meter dari rumah saya. Kami memang bertetangga dan sudah bersahabat sejak dulu.
Dengan mengendarai motor, saya dan Asep bergerak menuju titik pertemuan. Sepanjang jalan kami berbincang-bincang tentang banyak hal, termasuk tentang media online MajmusSunda News (MajmusSunda.id) yang kini kami kelola bersama. Saat ini Asep dipercaya sebagai Direktur/Pimpinan Perusahaan (Pimprus) MajmusSunda News, sedangkan saya sebagai Redaktur Pelaksana.
Sepanjang jalan kami asyik berbincang-bincang, sementara suasana sepanjang perjalanan terlihat kendaraan cukup padat, tetapi tidak macet. Kondisi seperti ini biasa disebut “padat merayap”. Maklumlah Kota Bandung ini termasuk salah satu kota besar di Indonesia, rasanya justru aneh kalau lalu lalang kendaraan di jalan sepi.
Hanya memakan waktu sekitar 30 menit, kendaraan kami sudah parkir di salah satu sudut Jalan Braga yang ramai. Suasana meriah sudah terlihat ketika saya dan Asep berjalan menuju titik pertemuan. Sambil berjalan, Asep menelepon tamu kami. Terlihat ia begitu asyik bercakap-cakap dengan tamu melalui handphone-nya sambil kaki kami terus melangkah gontai.
Tak lama berselang, kami sudah berada di sebuah café berkonsep jadul dengan desain interior yang sederhana. Café bernama “Warung Bu Tris” ini terletak di Jalan Braga No.60, tak jauh dari Favehotel Braga yang berada di kawasan Barag Citywalk.
Setelah memilih tempat duduk di ujung, bagian dalam café yang berada di area live music, kami dihampiri pramusaji yang menyapa dengan ramah sambil menyodorkan daftar menu makanan/minuman. Saya pun memesan minuman tradisional “Wedang Uwuh”, minuman tradisional khas Imogiri, Yogyakarta yang terbuat dari rempah-rempah dan memiliki banyak manfaat kesehatan.
Ormas AMS Hadir di Sumatra Utara
Akhirnya tamu yang ditunggu-tunggu datang juga. Tamu tersebut adalah Agus Mulyana, Ketua Perwakilan Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Sumatra Utara. Pria Sunda asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tersebut kini menetap di Medan, Sumatra Utara. Walau nada suaranya terasa sangat kental logat khas Medan, tetapi ia ternyata masih fasih berbahasa Sunda.
Agus menceritakan asal muasal kehadiran AMS di Kota Melayu Deli tersebut. Menurut Agus, AMS hadir di sana dibawa oleh Letnan Jenderal TNI (HOR) (Purn.) H. Raja Inal Siregar, mantan Gubernur Sumatera Utara ke-13 (1988-1998) yang juga mantan Panglima Daerah Militer (Pangdam) III Siliwangi (1985-1988).
“AMS dibawa oleh Raja Inal Siregar pada tahun 2000. Ketua AMS pertama saat itu Harban Sing, orang keturunan India,” ujar Agus Mulyana.
Uniknya, organisasi masyarakat (Ormas) asal Kota Bandung, Jawa Barat ini tidak mengharuskan anggotanya berasal dari etnis Sunda. Ini organisasi multi etnik sehingga anggotanya berasal dari beragam etnik yang ada di Indonesia.
“Etnis apapun bisa masuk, tetapi satu akidah, Islam,” ungkap Agus saat menjelaskan syarat untuk menjadi anggota AMS.
Saat ini Agus Mulyana menjabat sebagai Ketua Perwakilan AMS Sumatra Utara Periode 2021-2026. Agus ditunjuk oleh Ketua Umum Pengurus Pusat AMS, Drs. Noery Ispandi Firman untuk menggantikan ketua sebelumnya. Tak lama kemudian Noery Ispandi Firman meninggal dunia sehingga amanat tersebut wajib dilaksanakan oleh para pengurus Perwakilan AMS Sumatra Utara.
Kehadiran AMS di Sumatra Utara ini sangat menarik. Sebuah organisasi yang dibentuk oleh etnis Sunda bisa menyebar ke luar Jawa Barat. Kehadiran AMS di Sumatra Utara juga menjadi salah satu wadah etnis Sunda untuk berkumpul dan berbuat sesuatu yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, seperti kata peribahasa mengatakan, “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.”
Peribahasa tersebut mengandung makna bahwa setiap orang wajib menghormati dan mengikuti adat istiadat yang berlaku di tempat tinggalnya. Peribahasa ini mengajarkan etika hidup di tempat orang lain, yaitu bahwa setiap orang harus menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
***
Judul: Angkatan Muda Siliwangi (AMS): Ternyata Eksis di Sumatera Utara
Penulis: Asep Arie Barajati
Editor: Jumari Haryadi