MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/10/2024) – Artikel dalam Kolom Ernawan berjudul “Analisa Perbedaan Sumberdaya Insani Berkepribadian Extrovert dan Introvert dalam Berkarya” ini ditulis oleh: Dr. Ernawan S. Koesoemaatmadja, M.Psi., M.B.A., CIQA., CQM., CPHRM., Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Pada skala kepribadian Extroversion dan Introversion ini ada tujuh aspek yang mendukung, di antaranya: Activity, Socialibility, Risk taking, Impulsiveness, Expresiveness, Reflectiveness, dan Responsibility, sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi prestasi berkarya, pada khususnya dibagi dua, yaitu berasal dari dalam diri Individu, meliputi Motivasi, serta tekanan dalam bekerja, kemampuan individu, dan kepuasan kerja.
Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi berkarya berasal dari luar individu, meliputi Budaya, Iklim organisasi, gaya leadership yang diterapkan oleh sistem perusahaan, serta sistem pemberian hadiah (performance management) meliputi Culture Values, Work Design, Review, Reward, Training & Development Employee, Information Technology, dan Team work, serta Leadership.
Sumberdaya insani yang memiliki kepribadian Extrovert digambarkan (Eysenck) sebagai orang yang peramah, suka bergaul, impulsif, suka menyukai perubahan, optimistis, cenderung memilih tetap bergerak, dan melakukan sesuatu, perasaannya tidak berada dibawah kontrol yang ketat atau kaku, kadang kadang suka kurang bertanggung jawab.
Sementara itu, sumberdaya insani yang memiliki kepribadian Introvert digambarkan sebagai orang yang tenang, pemalu, introspektive, mempunyai rencana jauh kedepan, kurang impulsif, menyukai kehidupan yang teratur, menjaga perasaannya dibawah kontrol yang teliti, kadang kadang pesimis, dapat dipercaya, dan menempatkan nilai yang tinggi pada standar-standar etika.
Bahwa orang yang mempunyai kepribadian Extrovert, cenderung mudah bosan dan cenderung pindah kerja. Periode waktu bekerja type Extrovert juga cenderung lebih pendek atau singkat, juga menyukai tempat kerja dengan kondisi yang bising, dan dengan warna yang cerah.
Orang Introvert sebaliknya, lebih memilih tempat yang tenang, dan tidak terganggu keberisikan oleh lalu lalangnya orang lain.
Juga dalam bidang-bidang pekerjaan Klerikal, orang yang berkepribadian Extrovert kurang puas dibandingkan orang berkepribadian Introvert. Akan tetapi, pada pekerjaan lapangan/operasional, sumberdaya insani Extrovert cenderung lebih tinggi tingkat prestasinya dibandingkan yang berkepribadian Introvert.
Dapat diasumsikan, bila mereka bekerja ditempat kerja yang sama, sumberdaya insani Extrovert cenderung lebih sesuai dengan jenis pekerjaan yang sifatnya lebih bervariasi. Sumberdaya insani Introvert sebaliknya, cenderung akan sesuai dengan pekerjaan yang kurang bervariasi, kurang berhubungan dengan orang banyak. Biarpun nantinya kedua jenis kepribadian tersebut akan memilah dan menghadapi hal-hal pekerjaan terkait kegawatan (seriousness), mendesak (urgency), penyimpangan terhadap standard, preventif (cegah), dan protektive (penanggulangan ).
Agregat umum mengemukakan, type kepribadian merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam seleksi ataupun tugas pemberian pekerjaan, misalnya: kepribadian Extrovert, dan Introvert dalam bidang pekerjaan pembukuan atau keuangan, sumberdaya insani yang memiliki type kepribadian Introvert, lebih tinggi prestasinya dibandingkan dengan yang memiliki type kepribadian Extrovert.
***
Judul: Analisa Perbedaan Sumberdaya Insani Berkepribadian Extrovert dan Introvert dalam Berkarya
Penulis: Dr. Ernawan S. Koesoemaatmadja/Guru TOGE
Editor: Jumari Haryadi