MajmusSunda News, Kolom OPINI, Jawa Barat, Sabtu (24/05/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Dilema Perum Bulog Menyimpan Gabah 4 Juta Ton” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Panen raya padi kali ini, benar-benar memberi kesan tersendiri bagi Perum Bulog. Penugasan Pemerintah agar Perum Bulog dapat menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya, terbukti dapat dijawab dengan hasil yang menggembirakan. Dengan menyerap gabah sekitar 2 jura ton, membuat Perum Bulog layak mendapat acungan jempol tinggi-tinggi.

Namun begitu, setelah Perum Bulog sukses melakukan penyerapsn gabah.petani, srhingga cadangsn beras Pemerintah menjadi semakin kokoh dan mampu mengukir sejarah, mengingat cadangan beras sekitar 4 juta ton, kini di hadapan Perum Bulog tampak sebuah tantangan yang tak kalah pentingnya dengan pentingnya dengan tugas penyerapan.
Tantangan itu adalah terkait dengan soal penyimpanan gabah yang 4 juta ton itu. Disinilah Perum Bulog akan diuji. Apakah keberhasilan menyerap gabah akan diikuti pula dengan kisah sukses menyimpan gabah ? Inilsh ‘pe-er’ besar yang harus dijawab Perum Bulog. Termasuk mencari jawab atas dilema penyimpanan gabah itu sendiri.
Jujur diakui, dilema menyimpan gabah 4 juta ton oleh Perum Bulog adalah situasi di mana Perum Bulog dihadapkan pada pilihan yang sulit dan memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan, baik itu menyimpan atau tidak menyimpan gabah dalam jumlah besar. Beberapa contoh dilema yang mungkin dihadapi Perum Bulog antara lain :
Pertama : biaya penyimpanan vs. kebutuhan pangan. ika Perum Bulog menyimpan gabah 4 juta ton, maka biaya penyimpanan akan meningkat. Namun, jika tidak disimpan, maka Perum Bulog mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Kedua : kualitas gabah vs. kuantitas. Jika Perum Bulog memprioritaskan kualitas gabah, maka mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan dan pengawasan. Namun, jika Perum Bulog memprioritaskan kuantitas, maka kualitas gabah mungkin menurun.
Ketiga : risiko kerusakan vs. kebutuhan cadangan. Jika Perum Bulog menyimpan gabah 4 juta ton, maka risiko kerusakan gabah meningkat. Namun, jika tidak disimpan, maka Perum Bulog mungkin tidak memiliki cadangan pangan yang cukup untuk menghadapi situasi darurat.
Dalam situasi ini, Perum Bulog perlu membuat keputusan yang tepat untuk menyeimbangkan kebutuhan pangan nasional, biaya penyimpanan, dan kualitas gabah. Sinergitas dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lain, menjadi hal mendesak untuk ditempuh.
Disodorkan pada hal demikian, berdasarkan pengamatan yang menyeluruh, setidaknya ada 7 kebijakan yang dapat dijadikan terobosan cerdas untuk membantu memberikan solusi dalam penyimpanan gabah 4 juta ton tersebut.
Pertama perlu disiapkan adanya gudang berbasis teknologi. Penyimpanan sepatutnya tetap menggunakan gudang yang dilengkapi dengan teknologi canggih, seperti sistem pengontrolan suhu dan kelembaban, untuk memastikan kualitas gabah tetap baik.
Kedua, disiapkan sistem penyimpanan modular. Penyimpanan menggunakan sistem penyimpanan modular yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi penyimpanan dan mengurangi biaya. Ketiga, penggunaan silo. Menggunakan silo sebagai alternatif penyimpanan gabah, yang dapat membantu mengurangi biaya penyimpanan dan meningkatkan efisiensi.
Keempat, menggunakan teknologi pengeringan yang efektif untuk mengurangi kadar air gabah, sehingga dapat meningkatkan kualitas gabah dan mengurangi risiko kerusakan. Kelima, menggunakan sistem manajemen inventori yang canggih untuk memantau stok gabah, sehingga dapat membantu meningkatkan efisiensi penyimpanan dan mengurangi biaya.
Keenam, mengembangkan kerja sama dengan pihak lain, seperti petani, pengusaha, dan pemerintah, untuk meningkatkan efisiensi penyimpanan dan distribusi gabah. Ketujuh, menggunakan energi terbarukan, seperti energi surya atau angin, untuk mengurangi biaya energi dan meningkatkan efisiensi penyimpanan.
Dengan menggunakan terobosan cerdas ini, diharapkan Perum Bulog dapat meningkatkan efisiensi penyimpanan gabah 4 juta ton dan memastikan kualitas gabah tetap baik. Kata kuncinya, Perum Bulog perlu memiliki tenaga profesional yang dapat bekerja keras dan bekerja cerdas.
Semoga jadi bahan perenungan bersama.
***
Judul: Dilema Perum Bulog Menyimpan Gabah 4 Juta Ton
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi