Khutbah Jumat: Kiat Agar Ibadah Tidak Kendor Pasca Ramadhan

Masjid Raya Al Hasan Komplek Bumi Panyileukan Kota Bandung

Ir. H. Asep Ruslan, Imam/Khotib Jumat di Masjid Raya Al Hasan, Jumat (11/4/2025) Komplek Bumi Panyileukan, Kel. Cipadung Kidul, Kec. Panyileukan, Kota Bandung (Foto: Arus) 

MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/04/2025) – Ramadhan telah berlalu. Namun, semangat ibadah di luar bulan Ramadhan tidak boleh surut meski bulan suci sudah berakhir. Seorang muslim seyogyanya menjaga agar semangat ibadah pasca-Ramadhan tetap terjaga dan terpelihara.

Khutbah Jumat di bulan Syawal 1446 Hijriah ini mengangkat topik, “Kiat Agar Ibadah Tidak Kendor Pasca-Ramadhan” oleh Ir. H. Asep Ruslan, Pembina Pesantren Rahmat Lil Alamin di Masjid Masjid Raya Al Hasan Komplek Bumi Panyileukan, Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, Jumat (11/4/2025).

Topik khutbah Jumat ini penting agar keberhasilan Ramadan dapat terwujud. Sebab, ciri sukses seseorang di bulan Ramadhan adalah bertambah kuat imannya dan semakin dekat dengan Allah SWT.

Ir. H. Asep Ruslan bersama pengurus DKM Raya Al Hasan (Foto: Arus)

Inilah isi khutbah Jumat yang disampaikan oleh Dewan Penasehat Media Independen Online (MIO) Indonesia DPW Provinsi Jawa Barat, yang juga Wakil Ketua IV Badan Pekerja Majelis Musyawarah Sunda (MMS). Semoga bermanfaat.

Khutbah Jumat: “Kiat Agar Ibadah Tidak Kendor Pasca-Ramadhan

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan banyak kenikmatan kepada kita, terutama nikmat iman, islam dan kesehatan. Sehingga pada siang hari ini kita dapat melaksanakan salah satu kewajiban ibadah shalat jumat, semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. Amiin.

Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, shahabatnya dan sekalian ummatnya,  semoga kita termasuk golongan hamba yang pandai bersyukur dan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad SAW di hari kiamat. Amiin.

Selanjutnya khatib mengajak seluruh jamaah, mari kita tingkatkan kataqwaan kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena taqwa adalah sebaik-baik bekal untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Alhamdulillah kita semua dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan lancar dan dapat merayakan Idul Fitri di bulan Syawal dengan penuh kebahagiaan. Dengan perginya bulan penuh berkah tersebut semoga semangat kita untuk terus beribadah tidak pernah luntur. Namun, justru kita harus menjaga dan bahkan meningkatkan ibadah kita di bulan Syawal, baik itu kualitas atau kuantitasnya.

Selama bulan Ramadhan kebanyakan dari kita akan lebih rajin beribadah dibanding bulan-bulan lainnya. Hal itu karena Allah SWT berjanji akan membanjiri kita dengan ampunan dan rahmat selama bulan suci tersebut. Dengan kata lain selama bulan Ramadhan kita telah dilatih secara intensif secara jasmani dan rohani dengan harapan dapat menjadi manusia yang lebih taat kepada Allah.

Namun pertanyaannya, bagaimana pasca-Ramadhan? Apakah kita mampu mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah kita? Apakah pasca-Ramadhan, kita kembali seperti sedia kala dengan semangat ibadah seadanya? Apakah Takwa, sebagai buah dari perintah puasa Ramadhan, sudah kita rasakan dalam diri kita?

Tentu pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh diri kita sendiri, sebagai bahan muhasabah atau introspeksi diri agar semangat ibadah kita tidak mengendur pasca-Ramadhan.

Untuk itu khatib ingin menyampaikan tema, “Kiat Agar Ibadah Tidak Kendor Pasca-Ramadhan”. Dengan maksud untuk menjadi spirit dan motivasi agar pasca Ramadhan, ibadah kita bisa ditingkatkan, atau minimal sama dengan di bulan Ramadhan.

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Semangat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah Pasca Ramadhan, sebenarnya sudah tergambar dari makna kata Syawal. Dari segi bahasa, “Syawal” berasal dari kata “Syala” yang memiliki arti “irtafa’a” artinya meningkatkan.

Makna ini seharusnya menjadi inspirasi kita untuk tetap mempertahankan grafik kualitas dan kuantitas ibadah pasca-Ramadhan. Untuk itu kiatnya adalah 3 M, yaitu: 1). Muhasabah, 2). Mujahadah, dan 3). Muraqabah.

1. MUHASABAH

Adalah melakukan introspeksi diri terhadap proses perjalanan ibadah kita di bulan Ramadhan. Muhasabah ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri kita sendiri. Misalnya: Apa yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan? Apakah kita sudah memiliki niat yang benar dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan? Apa yang menjadikan kita semangat beribadah di bulan Ramadhan? Pernahkan kita melanggar kewajiban-kewajiban di bulan Ramadhan? Dan tentunya pertanyaan-pertanyaan introspektif lainnya untuk mengevaluasi ibadah kita selama ini.

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan memotivasi kita untuk semangat dan memperbaiki diri, sehingga akan berdampak kepada kualitas dan kuantitas ibadah pasca-Ramadhan.

Terkait pentingnya Muhasabah ini Rasulullah bersabda yang artinya: “Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT. (HR Tirmidzi).

Masjid Raya Al Hasan di Komplek Bumi Panyileukan, Kel. Cipadung Kidul, Kec. Panyileukan, Kota Bandung (Foto: Arus)

2. MUJAHADAH

Yaitu bersungguh-sungguh dalam berjuang untuk mempertahankan tren positif ibadah bulan Ramadhan. Di bulan Syawal ini, kita harus tancapkan tekad untuk terus melestarikan kebiasaan-kebiasaan positif selama Ramadhan.

Perjuangan ini tentu akan banyak menghadapi tantangan, baik dari lingkungan sekitar kita maupun dari diri kita sendiri. Oleh karenanya, kita harus memiliki tekad kuat dan benar agar hambatan dan tantangan yang bisa mengendurkan semangat ibadah kita ini bisa kita kalahkan.

Allah telah memberikan motivasi pada orang yang bersungguh-sungguh dalam berjuang sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 69.

Walladzîna jâhadû fînâ lanahdiyannahum subulanâ, wa innallâha lama‘al-muḫsinîn. (Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan).

3. MUROQOBAH

Adalah mendekatkan diri kepada Allah swt. Dengan muraqabah ini, akan muncul kesadaran diri selalu diawasi oleh Allah swt, sekaligus memunculkan kewaspadaan untuk tidak melanggar perintah Allah dan bersemangat untuk menjalankan segala perintah-Nya.

Sikap ini merupakan nilai-nilai yang ada dalam diri orang-orang yang bertakwa. Mereka adalah orang yakin dan percaya kepada yang ghaib dan tak tampak oleh mata. Rasulullah saw bersabda:

Anta’budallooha, ka annaka tarooh, faillam takun taroohu, fainnahu, yarook

Artinya: “Hendaklah engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, maka bila engkau tak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu.” (HR Muslim)

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Nilai-nilai ketakwaan dengan senantiasa melakukan muraqabah ini, seharusnya memang sudah tertancap dalam hati kita karena muara dari ibadah puasa di bulan Ramadhan sendiri adalah ketakwaan.

Hal ini sudah ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 183.

Yâ ayyuhalladzîna âmanû, kutiba ‘alaikumush-shiyâmu kamâ kutiba ‘alalladzîna ming qablikum la‘allakum tattaqûn.

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa)”.

Semoga Allah swt senantiasa memberikan kita umur panjang dalam kebaikan, sehat wal afiat,  dan menjadi hamba-Nya yang bertakwa, yang selalu bersemangat beribadah kepada Allah swt. Aamiin ya Rabbal ‘alamin, istajib du’ana ya Allah.

*****

Judul: Kiat Agar Ibadah Tidak Kendor Pasca Ramadhan

Jurnalis: Arus

Editor: Asep Ruslan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *