Untuk Putriku, Cahaya di Zaman yang Bergegas

Penyair: David Darmawan

hari ayah se-Indonesia

Sebuah puisi karya penyair David Darmawan dalam rangka memperingati Hari Ayah se-Indonesia, 12 November.

 

Wahai anandaku, darah dan cahaya mataku,
Dengarkanlah wejangan ayahmu yang fana ini.
Dunia ini milik-Nya, pinjaman sesaat bagi kita,
yang setiap nafasnya adalah ujian dan anugerah.

Jangan kau remehkan kekuatan doa di waktu fajar,
saat dunia terlelap dan langit membisikkan rahasia.
Ikatlah harapanmu dengan sholat yang kaujaga,
itulah tiang yang menopang langit kehidupammu.

Godaan syaitan itu nyata, bagai kabut di jalanan,
ia berbisik lewat layarmu, di keramaian, dalam sepi.
Maka waspadalah, perkuat benteng iman dalam dadamu,
dengan dzikir yang kaurajut di setiap helaan nafas.

Janganlah lelah menjadi lentera di kegelapan,
meski angin zaman berusaha memadamkan nyalammu.
Setiap kebaikanmu, sekecil apapun, adalah jejak cahaya,
yang akan menerangi jalan pulangmu kepada-Nya.

Ketahuilah, di balik semua liku dan rasa sesak ini,
ada Ayah dan Ibu yang tangan kami selalu terbuka.
Pelukan kami adalah pelindungmu dari badai dunia,
dan doa kami adalah armor tak terlihat untuk jiwamu.

Namun ingatlah, ada Kasih yang lebih abadi dari zaman,
lebih dalam dari lautan, lebih setia dari mentari.
Dialah Allah, Pemilik Zaman dan Seluruh Alam Semesta,
yang Kasih-Nya takkan pernah kering untuk hamba-Nya.

Kasih ayahmu padamu, melebihi diri ini sendiri,
namun itu hanyalah bayangan dari Kasih-Nya yang Tak Terbatas.
Jadilah pahlawan bagi imanmu sendiri, wahai putriku,
dan berjalanlah tegap dengan keyakinan bahwa kita milik-Nya,
dan kepada-Nya kita kan kembali.

*****

Judul: Untuk Putriku, Cahaya di Zaman yang Bergegas
Penyair: David Darmawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *