MajmusSunda News, Sabtu, 27 September 2025 – Makan bergizi gratis (MBG) adalah program pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Untuk pelaksanaan pengawasan di lapangan dibentuklah SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia), sedangkan secara teknis dijalankan oleh SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi).
Tim SPPG terdiri atas:
- Kepala SPPG
- Ahli gizi
- Bagian keuangan (belanja, administrasi, dan lain-lain)
- Juru masak dan asisten
- Tim pengemasan
- Tim pencuci peralatan (dishwasher)
- Sopir
Pelaksanaan
- Belum menyentuh daerah tertinggal, seperti desa atau kampung.
- Belum menjangkau daerah terbelakang, terutama sekolah yang sulit diakses transportasi umum.
- Belum menyasar sekolah dengan murid-murid yang jauh dari berpakaian seragam rapi dan bersih.
- Banyak bangunan sekolah yang retak, bocor, bahkan masih berlantai tanah.
Sementara itu, program ini justru banyak dimulai di kota. Padahal, hampir 75% siswa di kota sudah membawa bekal dari rumah atau memiliki uang jajan sekitar Rp50.000 per orang per hari. Namun mereka tetap diberi makanan dengan HPP sekitar Rp8.000–Rp10.000. Bagaimana kualitasnya?
Dua sisi berbeda
- Baik jika tepat sasaran di daerah terbelakang, tertinggal, dan jauh dari kota.
- Mematikan usaha kecil yang sudah bertahun-tahun berjalan, seperti kantin sekolah.
Risiko keracunan

Faktor risiko antara lain:
- Sumber daya manusia: banyak yang belum berpengalaman menangani ribuan porsi, bahkan belum pernah mengenal dapur atau bekerja dengan pisau, air, dan minyak panas. Tidak ada pelatihan memadai mengenai higienitas, dan lain-lain.
- Fasilitas: banyak peralatan berbahan plastik, bukan stainless steel. Proses pencucian juga tidak maksimal.
- Bahan dan material: bahan yang masuk ke dapur katering tidak diperiksa dengan detail (masa kedaluwarsa, kesegaran sayur, ayam, ikan, dll.). Penggunaan plastik wrap dan aluminium foil juga sangat minim.
- Menu: banyak yang tidak sesuai komposisi gizi. Sering memakai bahan jadi seperti nugget, katsu, dan sejenisnya.
- Transportasi: kendaraan tidak dilengkapi AC, terutama di kota dengan suhu panas. Makanan sering diangkut dalam keadaan masih panas, sehingga bakteri berkembang lebih cepat.
- Proses: memasak sejak malam karena keterbatasan tenaga yang tidak ahli. Proses menjadi terburu-buru, misalnya ribuan potong ayam dimasak terlambat hingga berubah warna.
Kondisi kebersihan dan penyimpanan
- Tempat sampah terbuka dan tidak tertutup, mengundang lalat.
- Sistem drainase masih kurang memadai.
- Tempat penyimpanan terbatas, seperti chiller dan freezer yang tidak mencukupi.
Kurangnya supervisi dan kontrol
Katering yang memproduksi ribuan porsi sering kali kurang supervisi dan kontrol, serta terbatas pengetahuan di bidang katering, seperti:
- Food commodities
- Kitchen equipment & utensil
- Safety & hygiene (HACCP / FSMS)
- Cooking method
- Cooking technique
- Ingredient
- Herbs & spices
- First in, first out inventory
- Menu knowledge
- Stewarding
—
Judul: Sebuah Catatan di Akhir Pekan Tentang Makan Bergizi Gratis (MBG)
Penulis: Chef Ugih
Editor: A. Noor