Ratusan Ton Sampah Organik Bisa Berubah Menjadi Media Tanam dan Material Bangunan dalam Sehari

Mampu Mengatasi Persoalan Sampah di Kota Bandung

MajmusSunda News, Kota Bandung, Kamis (30/10/2025) – Laksamana TNI (Purn) Dr. Ade Supandi,  S.E., M.A.P. selaku Pinisepuh Majelis Musyawarah Sunda yang juga selaku Komisaris Utama PT Majmu Musti Sundaya, menjadi Keynote Speaker pada webinar sampah #1, yang dilaksanakan di Ruang Azzaela 3, Mall d’Botanica, Jln. Dr. Djunjunan No.143-149, Pajajaran, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat.

Sebagai bentuk empati atas terjadinya masalah sampah di Jawa Barat. Webinar ini dilaksanakan dengan mengundang para ahli dan praktisi pengolahan sampah.

Laksamana TNI (Purn) Dr. Ade Supandi,  S.E., M.A.P., menyampaikan pengalamannya di Belanda. “Pasar di Belanda itu, bersih. Tidak seperti di Indonesia,” ujar Ade.

Laksamana TNI (Purn) Dr. Ade Supandi, S.E., M.A.P.
Laksamana TNI (Purn) Dr. Ade Supandi, S.E., M.A.P. selaku keynote speaker – (Sumber: MMNS)

Pengelolaan pasar di Belanda sangat bersih. Pasar bukan menjadi tempat sampah, arena di sana bersih.

“Bagaimana bisa? Karena di Belanda itu bahan makanan sudah dibuat sedemikian rupa sehingga bahan makanan seperti sayuran di sana tidak membawa atau menghasilkan sampah di pasar,” ujar Ade.

Asep Zaenal Mustofa, S.K.M, M.Epid. selaku Direktur Utama PT Majmu Musti Sundaya dan juga selaku Direktur ADINKES Training Center
Asep Zaenal Mustofa, S.K.M, M.Epid. selaku Direktur Utama PT Majmu Musti Sundaya dan juga selaku Direktur ADINKES Training Center yang memandu jalannya Webinar Sampah #1 – (Sumber: MMNS)

Berbicara terkait sampah organik, data dari SIPSN dibawah ini adalah hasil dari penginputan data yang dilakukan oleh 323 Kabupaten/kota se-Indonesia pada Tahun 2024:

  • Timbulan Sampah sebanyak 35,313,107.58 (ton/tahun);
  • Pengurangan Sampah sebanyak 1.11% atau 390,278.30 (ton/tahun);
  • Penanganan Sampah sebanyak 37.53% atau 13,252,085.16 (ton/tahun);
  • Sampah terkelola sebanyak 38.63% atau 13,642,363.47 (ton/tahun);
  • Sampah Tidak terkelola sebanyak 61.37% atau 21,670,744.11 (ton/tahun);
  • TPA Control/Sanitary sebanyak 8,580,472.21 (ton/tahun);
  • TPA Open Dumping sebanyak 6,864,161.01 (ton/tahun).
Webinar Sampah #1
Narasumber Webinar Sampah #1 – (Sumber: MMNS)

Merujuk pada data Portal Informasi Indonesia, timbunan sampah nasional Indonesia mencapai sekitar 64 juta ton per tahun. Dalam sehari, satu orang Indonesia menghasilkan sekitar 0,7 kg sampah dan Jenis sampah terbesar adalah Sampah organik (makanan): Menyumbang sekitar 40-45% dari total komposisi sampah dan Sampah plastik sekitar 15% dari total sampah.

Narasumber Webinar Sampah #1 - (Sumber: MMNS)
Narasumber Webinar Sampah #1 – (Sumber: MMNS)

Menarik materi yang disampaikan Dr. Mas Rasmini, S.E. M.Si., Dosen di Departemen Administrasi Bisnis Universitas Padjadjaran  yang membawakan materi tentang Kolaborasi sebagai kunci dalam pengelolaan sampah berkelanjutan, menyampaikan rekomendasi terkait pengelolaan sampah ini, yakni:

1) Memperkuat hubungan kemitraan yang sudah ada serta memperluas jaringan kemitraan baik dengan organisasi pemerintahan maupun dengan organisasi/lembagalainnya, serta ketersediaan mediator dan fasilitator dalam pelaksanaan program kolaborasi;

Dr. Mas Rasmini, S.E. M.Si., Dosen di Departemen Administrasi Bisnis Universitas Padjadjaran  yang membawakan materi
Dr. Mas Rasmini, S.E. M.Si., Dosen di Departemen Administrasi Bisnis Universitas Padjadjaran, salah seorang narasumber  yang sedang membawakan materinya – (Sumber: MMNS)

2) Menciptakan program edukasi berbasis partisipatif masyarakat;

3) Mengembangkan kemampuan SDM, finansial, sarana dan prasarana, dan pemasaran melalui pelatihan dan pendampingan;

4) Bank Sampah dengan para stakeholders harus memiliki komitmen yang tinggi atas kerjasama dan kolaborasi yang dibangun dengan konsisten dan saling percaya;

5) Koordinasi yang baik harus terus dibangun baik antar Bank Sampah dengan para stakeholders maupun antar-stakeholders. Prakteknya bisa melalui dengan membuat forum diskusi yang intensif secara rutin baik secara langsung maupun melalui media sosial, dan;

6) Untuk penyaluran bantuan sarpras yang tepat maka perlu dilakukan survey lapangan dan verifikasi oleh stakeholders atas kebutuhan peralatan oleh Bank Sampah/organisasi sosial lingkungan sebelum pelaksanaan pemberian bantuan/hibah agar peralatan tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Webinar Sampah #1
Peserta Webinar Sampah #1 yang hadir secara luring – (Sumber: MMNS)
Peserta Webinar Sampah #1 yang hadir secara luring - (Sumber: MMNS)
Peserta Webinar Sampah #1 yang hadir secara luring – (Sumber: MMNS)

Pembicara lainnya Drs. H. Hendrawan Amirullah, M.M. Owner PT Khansa Citra Buana/Produsen Pupuk Organik, menyampaikan materi Implementasi Teknologi P2O Zero Waste di Pasar Induk. Pengalaman yang dalam pengelolaan sampah organik yang telah dilakukan di dalam maupun luar negeri cukup manarik perhatian peserta webinar yang hadir baik secara daring maupun luring.

“Pengalaman mengelola RPPOM Kompos Mix P2O di DKI, mengubah ratusan sampah organik menjadi kompos, merupakan pengalaman yang tidak terlupakan,” ujar Hendrawan.

Drs. H. Hendrawan Amirullah
Drs. H. Hendrawan Amirullah, M.M. Owner PT Khansa Citra Buana/Produsen Pupuk Organik sebagai Narasumber sedang memaparkan materinya – (Sumber: MMNS)

Hendrawan menyampaikan Lintasan perjalanan sebagai dokumentasi aktivatas Rumah Produksi Pupuk Organik Mandiri RPPOM dan Teknologi Organik P2O Tahun 2008 sampai dengan tahun 2025, melalui buku yang disusunnya.

“PT Khansa Citra Buana memiliki visi untuk PT Khansa Citra Buana memiliki visi untuk menjadi mitra utama petani dalam menjadi mitra utama petani dalam meningkatkan produktivitas dan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka melalui inovasi dan kesejahteraan mereka melalui inovasi dan teknologi berkelanjutan,” ujar Hendrawan.

Hendrawan juga menyampaikan nagaimana PT Khans Citra Buana sampai kiprahnya ke luar negeri, “Kegiatan Farm Center P2O Abudhabi adalah yang paling berkesan.”

Sutaryana, SKM, M.Kes., dari Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) dan juga selaku Ketua Forum Komunikasi Teenaga Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit (FKTLRS) Jawa Barat menyampaikan materi tentang Pengolahan Sampah Organik sebagai Strategi Sanitasi Lingkungan Berkelanjutan, menyororoti sampah organik yang dihasilkan oleh (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG dan Food Waste pada program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurut Sutaryana yang sering dipanggil Apep, di Jawa Barat sampai webinar ini dilaksanakan, telah dioperasikan melalui 190 dapur SPPG, dari setiap siswa menyumbang 25–50 gram sisa makanan per hari.

“Dengan estimasi 17 juta siswa nasional, dan proporsi Jawa Barat sekitar 25% maka jumlah sampah makanan dari MBG di Jawa Barat diperkirakan antara 425 ton hingga 850 ton per hari,” ujar Apep.

Apep juga, mencontohkan produk lokal sampah dari Dapur MBG di Kota Cimahi menghasilkan sekitar 60 kg sampah makanan per hari hanya dari satu dapur sekolah.

Sutaryana, SKM, M.Kes., dari Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) dan juga selaku Ketua Forum Komunikasi Teenaga Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit (FKTLRS) Jawa Barat sebagai salah satu narasumber - (Sumber: MMNS)
Sutaryana, SKM, M.Kes., dari Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) dan juga selaku Ketua Forum Komunikasi Tenaga Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit (FKTLRS) Jawa Barat sebagai salah satu narasumber – (Sumber: MMNS)

“Solusi yang telah di upayakan, beberapa dapur MBG mulai menerapkan   Komposting skala kecil, Budidaya maggot, Kerja sama dengan bank sampah dan peternak unggas,” ujar Apep.

Apep merekomondasikan 4 hal terkait sampah organik dari SPPG/MBG, yakni 1) Standarisasi sanitasi dalam pengolahan Sampah; 2) Sinergi Dinas Kesehatan & Lingkungan; 3) Insentif bagi pelaku pengolahan mandiri sebagai Reward Economy Berkelanjutan; dan 4) Bentuk Komitmen Reuse Recicle dan Reduce.

Sutaryana, SKM, M.Kes.,
Sutaryana, SKM, M.Kes., sebagai narasumber sedang menyampaikan materinya – (Sumber: MMNS)

Mengakhiri paparannya, Apep menyampaikan bahwa Pengolahan sampah organik sebagai solusi sanitasi berkelanjutan, Dapur MBG bisa dijadi model nasional.

Iwan Sulistiawan, S.H.. Ketua Bank Sampah Lacak 1, Lampegan Majalaya Kabupaten Bandung menyampaikan materi tentang Pengolahan Sampah Organik menjadi Media Tanam dan Material Bangunan Sehari Jadi dengan Teknologi Sederhana. Sebagai pemateri terakhir pada Webinar Sampah #1 ini, terlebih dahulu menyampaikan singkatan dari sampah. Sampah adalah singkatan dari SArana Mencari Pahala Aherat, hal ini sesuai kesehariannya yang tidak jauh dari mengelola sampah.

Iwan Sulistiawan, S.H.. Ketua Bank Sampah Lacak 1, Lampegan Majalaya Kabupaten Bandung menyampaikan materi
Iwan Sulistiawan, S.H.. Ketua Bank Sampah Lacak 1, Lampegan Majalaya Kabupaten Bandung sebagai salah satu narasumber sedang menyampaikan materinya – (Sumber: MMNS)

Iwan menyampaikan bahwa sebetulnya sampah organik yang saat ini menjadi masalah di Jawa Barat terutama di Bandung, dapat segera diatasi, asal ada komitmen yang kuat dari seluruh pihak.

Iwan menyampaikan, Pengolahan Sampah Organik menjadi Media Tanam dan Material Bangunan Sehari Jadi dengan Teknologi Sederhana, bukan basa-basi. Pengalamannya bertahun-tahun mengelola sampah, akhirnya dapat ditemukan formula berapa ratus ton pun sampah organik dapat segera diolah, jadi tidak seperti sampah-sampah di Kota Bandung, yang saat berserakan, terutama sampah organik yang menimbulkan bau.

Solusi ditawarkan adalah pengolahan sampah organik menjadi media tanam dan material bangunan sehari jadi dengan teknologi sederhana, yaitu:

1) Sampah yang berasal dari limbah pasar atau rumah tangga dilakukan pemilahan dengan mesin pemilah dan menghasilkan bubur sampah organik yang terpisah dari sampah anorganik;

2) hasil pemilahan yang menghasilkan bubur sampah tersebut dimasukkan kedalam media pengukusan yang tujuan dari pengukusan ini adalah untuk membunuh bacteri yg tidak berguna pada waktu pengukusan ini ditambahkan cairan (cairan yang kami buat sendiri) yang mana cairan ini untuk menghilangkan bau serta mencegah supaya tidak terjadi pembusukan;

3) Setelah dari pengukusan tersebut bubur sampah tadi ditiriskan atau bisa juga dilakukan pengepresan untuk mengurangi kadar air,  bila ingin mendapatkan bahan untuk PUPUK CAIR ORGANIK. Setelah itu dilakukan proses pengeringan dengan di masukkan kedalam mesin pengering (rotari Drying) ini bertujuan untuk mencapai kekeringan yg maksimal;

4) Setelah dari mesin pengering lalu masuk kedalam mesin penepungan untuk mendapatkan ukuran kelembutan  tepung sampah organik sesuai dengan kebutuhan untuk produksi;

5) Setelah dari proses penepungan tadi tepung sampah tadi masuk kedalam mesin pengaduk (mixer). Yang mana di dalam mesin pengaduk ini apabila ingin diproduksi jadi PUPUK/MEDIA TANAM maka waktu proses pengadukan ini ditambahkan bahan penyempurna berupa  NUTRISI dan BACTERI (hasil Produck P20) UNTUK melengkapi unsur hara makro dan mikro. Dan apabila hasil pengadukan ini di peruntukan sebagai MATERIAL BANGUNAN maka tidak perlu ditambahkan cairan penyempurna, dan;

6) Setelah itu masuk kemesin pengayak Bila hasilnya ingin lebih lembut bisa dilakukan pengayakan. Setelah itu masuk kedalam kemasan sesuai ukuran yang dikehendaki dan pupuk bisa langsung digunakan, apabila dikemas dan disimpan makin lama maka pupuk tersebut akan terjadi permentasi otomatis  selain bentuk serbuk bisa juga di cetak jadi bentuk GRANUL.

Iwan menyampaikan, bila 50 ton sampah sehari diolah, maka permasalahan sampah akan selesai, selain itu dengan biaya produksi dan hasil dari olahan sampah organik itu akan menghasilkan keuntungan yang cukup lumayan. Tertarik, mari kita bersama untuk mengolah sampah Kota Bandung ini, sebagai bentuk kepedulian sebagai warga Kota Bandung.

Sebelumnya, Ir. Jumari Haryadi selaku Ketua Panitia menyampaikan tujuan dari webinar ini, yakni: 1) Menyampaikan konsep sederhana dalam hal pengolahan sampah organik menjadi industri;

2) Meningkatkan literasi lingkungan terkait pengolahan sampah organik;

3) Mendorong praktik daur ulang menjadi media tanam dan produk fungsional;

4) Menyediakan ruang diskusi dan berbagi praktik baik antar komunitas, dan;

5) Menginspirasi peserta untuk menerapkan solusi lokal berbasis kearifan dan kreativitas.

Jumari menyampaikan, bahwa webinar diikuti secara hibrid yakni secara luring diikuti oleh kurang lebih 50 orang peserta dan daring sekitar 120 orang yang terdiri dari Pelajar dan mahasiswa, guru dan pendidik, aktivis lingkungan dan komunitas serta masyarakat umum yang peduli lingkungan.

Webinar dipandu oleh Asep Zaenal Mustofa, S.K.M, M.Epid. selaku Direktur Utama PT Majmu Musti Sundaya dan juga selaku Direktur ADINKES Training Center. Acara berjalan lancar dan diakhiri penyerahan sertifikat kepada pematerib serta photo bersama dengan seluruh panitia dan peserta.

Pesan terakhir dari pemandu acara, jangan lupa bila datang ke Kota Bandung, datang ke d’Botanica Mall dan menginap di Hotel Rooms Inc D’Botanica Bandung, dijamin enak makanannya, belanja mudah dan tempat healing bersama keluarga.

***

Jurnalis/Penulis : Asep Zaenal Mustofa (AZM)

Editor: Adrie Noor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *