MajmusSunda News, Senin (18/11/2024) – Puisi berjudul “Kenal Diri” ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif, pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat dan Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Saudaraku,
Kehidupan itu ibarat dawai yang bergetar,
Dimana setiap jiwa adalah partikel,
Yang hanyut dalam gelombang nada.
Pada setiap renik partikel diri,
Terekam informasi semesta.
Pada setiap detak suara,
Terpantul nyanyian alam.
Pada setiap helaan napas,
Terurai energi jagad besar.
Memahami rahasia keluasan alam raya,
Bisa dilalui dengan menyelami kedalaman diri.
Sang pencipta tak pernah menampakkan diri,
Dalam sesuatu apapun,
Sebagaimana perwujudan-Nya dalam diri manusia.
Manusia adalah mahkota penciptaan,
Dengan pancaran cahaya ruh Ilahi,
Dalam jelmaan rohaninya.
Sebagai pemancar cahaya Tuhan,
Manusia adalah rahasia Tuhan,
Sedangkan Tuhan adalah rahasia manusia.
Tuhan ciptakan alam semesta sebagai manifestasinya;
Dia titipkan perawatannya pada manusia.
Tuhan jadikan manusia sebagai “kendaraan”-Nya;
Dia jadikan seluruh isi alam sebagai “kendaraan” manusia.
Takwa adalah cara manusia “menuhan”;
Meniru dan mendekati sifat Tuhan,
Sedang insan adalah cara Tuhan “memanusia”;
Menampakkan sifat-sifat-Nya dalam diri manusia.
Hanya manusia yang mengenali dirinya,
Yang dapat mengenali Tuhan-Nya.
Pengenalan diri adalah kunci pembuka rahasia alam semesta.
Manusia yang tak mengenali dirinya,
Hanyalah debu yang diterbangkan angin;
Terempas tanpa tuan,
Tanpa tujuan.
Lenyap diserap kegaduhan suara,
Sirna ditelan gravitasi bumi.
(Belajar Merunduk, Yudi Latif)
***
Judul: Puisi “Kenal Diri”
Penulis: Prof. Yudi Latif
Editor: Jumari Haryadi
Sekilas tentang penulis
Prof. Yudi Latif adalah seorang intelektual terkemuka dan ahli dalam bidang ilmu sosial dan politik di Indonesia. Pria yang lahir Sukabumi, Jawa Barat pada 26 Agustus 1964 ini tumbuh sebagai pemikir kritis dengan ketertarikan mendalam pada sejarah, kebudayaan, dan filsafat, khususnya yang terkait dengan Indonesia.
Pendidikan tinggi yang ditempuh Yudi Latif, baik di dalam maupun luar negeri, mengasah pemikirannya sehingga mampu memahami dinamika masyarakat dan politik Indonesia secara komprehensif. Tidak hanya itu, karya-karyanya telah banyak mengupas tentang pentingnya memahami identitas bangsa dan menguatkan nilai-nilai kebhinekaan.
Sebagai seorang akademisi, Yudi Latif aktif menulis berbagai buku dan artikel yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan dan Islam di Indonesia. Salah satu karya fenomenalnya adalah buku “Negara Paripurna” yang mengulas konsep dan gagasan mengenai Pancasila sebagai landasan ideologi dan panduan hidup bangsa Indonesia.
Melalui bukunya tersebut, Yudi Latif menekankan bahwa Pancasila adalah alat pemersatu yang dapat menjembatani perbedaan dan memperkokoh keberagaman bangsa. Gagasan-gagasan Yudi dikenal memperkaya wacana publik serta memperkuat diskusi mengenai kebangsaan dan pluralisme dalam konteks Indonesia modern.
Di luar akademisi, Yudi Latif juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Indonesia. Melalui perannya ini, ia berusaha membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Komitmennya dalam mengedepankan nilai-nilai kebangsaan membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh pemikir yang berupaya menjaga warisan ideologi Indonesia.
***