Perang Dunia II Jadi Hambatan Sekolah Keutamaan Istri, Raden Dewi Sartika Kekurangan Biaya

Raden Dewi Sartika Dewi dan suaminya Raden Kanduran Agah Suriawinata bekerja keras untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dan mereka berhasil.

Siswa (murid) wanita Sunda Sekolah Keutamaan Istri (Foto: Fimela)

 

MajmusSundaNews-Dampak perang Dunia II ternyata memperparah situasi ekonomi saat itu. Harga-harga naik termasuk harga barang untuk keperluan sekolah. Tak terkecuali Sekolah Keutamaan Isteri yang didirikan Raden Dewi Sartika

Raden Dewi Sartika Dewi dan suaminya Raden Kanduran Agah Suriawinata bekerja keras untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dan mereka berhasil.

Cita-cita Raden Dewi Sartika sudah terkabul. Permainan sekolah-sekolahan di Cicalengka pada masa kecilnya bukan hanya dalam mimpi, kini benar-benar sudah menjadi kenyataan.

“Sekolah Raden Dewi” sudah betul-betul merupakan sekolah yang diakui pemerintah dan dihargai oleh masyarakat

Semangat yang tinggi ingin memajukan kaum wanita Sunda Dewi Sartika terus mengembangkan sekolahnya, tetapi kesulitan datang dengan pecahnya Perang Dunia II.

Dengan adanya gedung baru, berarti tantangan semakin besar. Mutu sekolah harus selalu ditingkatkan.

Mata pelajaran “perawatan orang sakit” dimasukkan ke dalam kurikulum, Zuster van Arkel diserahi tugas untuk mengerjakan mata pelajaran tersebut.

Setiap tahun pelajaran baru dimulai, diadakan perpisahan dengan murid-murid yang tamat. Pada tanggal 11 Juli 1939 diadakan perayaan tahun ke-35 secara besar-besaran.

Pejabat-pejabat pemerintah banyak yang hadir antara lain bupati Bandung, Nyonya Residen, Prof. Boostra, pejabat walikota dan lain-lain. Jerih payah Raden Dewi Sartika bersama suaminya tidak sia-sia.

Mereka melihat dengan rasa syukur hasil jerih payah mereka yang memperoleh sukses, namun setelah “Sekolah Raden Dewi” mencapai usia 35 tahun pada tanggal 14 Juli 1039, terjadilah peristiwa duka.

Ditinggal Suami yang Mendorong Perjuangan Memajukan Sekolah Istri

Pada tanggal 25 Juli 1939 Raden Agah suami Raden Dewi Sartika meninggal dunia.
Kini Dewi seorang diri namun ia tidak putus asa.

Hatinya sedikit terhibur ketika dalam tahun 1940 pemerintah sekali lagi memberikan penghargaan kepadanya karena jasa-jasanya dibidang Pendidikan.

Tetapi dalam tahun itu pula sekolahnya mendapat pukulan hebat.

Perang dunia II meletus dan “Sekolah Raden Dewi” mengalami banyak kekurangan, baik biaya maupun peralatan. Dalam tahun 1942 terjadi pergantian pemerintahan di Indonesia.

Judul: Perang Dunia II Jadi Hambatan Sekolah Keutamaan Istri, Raden Dewi Sartika Kekurangan Biaya
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *